La Liga mencatat pertumbuhan tahunan sebesar 104,3 persen dengan pendapatan di bursa transfer meningkat dua kali lipat hanya dalam waktu 12 bulan.
Baca Juga: Demi Sang Anak, Zidane Ingin Keylor Navas Tinggalkan Real Madrid
Keuangan klub-klub Liga Spanyol pun terjamin dalam jangka menengah dan panjang.
La Liga mempertahankan tren penurunan dalam tingkat solvabilitas permodalan dengan rasio hutang keuangan terhadap laba kotor sebelum bunga dan pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) di angka 0,9X, terendah sepanjang sejarah.
Tak dipungkiri bahwa La Liga didominasi oleh Real Madrid dan Barcelona.
Namun, tanpa mengikutsertakan kedua raksasa tersebut dalam penghitungan keuangan, ternyata ditemui penyelarasan dalam hal pendapatan.
Beberapa indeks atau rasio bahkan lebih baik dan semakin merata sehingga klub-klub bisa mempertahankan sukses berkelanjutan dalam jangka panjang.
Efek pertumbuhan ini adalah La Liga menyumbang ke hampir 1 persen (0,98 persen) dari jumlah total pekerja di Spanyol atau sekitar 184,6 ribu orang, menurut data dari 2016-2017.
Baca Juga: Perintah Petinggi Real Madrid Diabaikan Zidane agar Sang Anak Naik Posisi
"Kami bersyukur dan berterimakasih bahwa pekerjaan kami dikenali dan meninggalkan warisan di Spanyol," ujar Rodrigo Gallego lagi.
Efek Liga Spanyol ke Indonesia terlihat dari studi Sportcal Insight yang juga dipresentasikan Rodrigo ke kru media.
Pengikut Liga Spanyol di Indonesia dikatakan mendapat keuntungan dari laga-laga yang disiarkan secara free to air.
Diperkirakan pada musim 2015-2016, sekitar 11,5 juta pasang mata menyaksikan ke-48 pertandingan yang ditayangkan di televisi nasional.
"Ada laga-laga yang menarik hingga 1 juta pemirsa lebih, terbesar untuk sebuah pertandingan Liga Spanyol yang disiarkan langsung di luar Spanyol," tulis laporan tersebut.
Survei Nielsen pada 2017-2018 mengatakan bahwa ada 29,9 juta fans Liga Spanyol di Indonesia dengan 4 juta follower media sosial.
Baca Juga: Real Madrid akan Ditinggal 9 Pemain, Termasuk Penerus Ronaldo
Selama dua tahun di Indonesia, Rodrigo Gallego juga melahap atmosfer sepak bola Indonesia.
Ia beberapa kali menonton pertandingan Persija, Persib, Bali United, dan juga final Liga 2, PSS Sleman vs Semen Padang di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor tahun lalu.