Oglobo mengatakan bahwa Tite berkutat untuk menemukan pemain di posisi gelandang sentral yang dapat maju mendukung serangan selama setahun terakhir.
Media asal Brasil itu mengungkapkan bahwa pemain di posisi tersebut bukan Philippe Coutinho.
Tite ingin gelandang serang Barcelona itu bermain di sektor sayap di mana ia dianggap bisa lebih bebas berkreasi.
Bahkan, media sama memberikan Paqueta nilai 6,5 kontra Panama, salah satu tertinggi dari para pemain yang turun.
"Kerja samanya dengan Coutinho bagus. Ia bisa membaca permainan dengan apik dan memberikan kehadiran di kotak penalti lawan," tulis Oglobo.
Satu lagi pemain yang mendapat nilai istimewa adalah Richarlison dengan 7,0.
"Ia berulang kali berusaha menembus pertahanan Panama dengan kekuatan dan semangat juangnya walau mungkin bisa lebih menusuk ruang yang dibuka oleh pergerakan Firmino," tulis Oglobo.
Walau masih berusia 21 tahun, Richarlison sudah diplot sebagai starter untuk Copa America.
Ia mulai tak tergantikan bersama timnas Brasil.
Penyerang asal Everton tersebut merupakan top scorer Brasil setelah Piala Dunia dengan 3 gol.
Richarlison mencetak dua gol pada kemenangan besar Brasil terakhir, yakni 5-0 kontra El Salvador pada September 2018.
Baca juga: Kebangkitan Timnas Belanda dan Evolusi Rivalitas Oranje dengan Jerman
Ia juga menjadi pencetak gol terakhir Tim Samba tahun 2018 saat membobol gawang Kamerun pada laga persahabatan, November 2018.
Walau jumlah golnya pada periode waktu tersebut sama dengan Neymar, ketiga gol bintang asal Paris Saint-Germain itu datang dari titik penalti.
Top Scorer Brasil seusai Piala Dunia:
Seusai laga, Tite pun mengakui bahwa integrasi para pemain muda di posisi gelandang-penyerang dalam diri Richarlison, Paqueta, dan juga Arthur Melo butuh waktu jika timnas Brasil ingin membenahi masalah kreativitas mereka.