Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mundurnya Edy Rahmayadi adalah Konsekuensi Perjuangan Revolusi PSSI

Kompas.com - 23/03/2019, 11:52 WIB
Ferril Dennys

Penulis

KOMPAS.com - Mundurnya Edy Rahmayadi dari jabatan Ketua Umum PSSI disebut-sebut akibat tekanan dari Komite Perubahan Sepak Bola Nasional (KPSN). 

Hal tersebut diugkapkan oleh Yesayas Oktovianus dalam sebuah program di stasiun televisi swasta beberapa waktu lalu. Dalam kesempatan tersebut, Yesayas menyebut KPSN dibentuk untuk melengserkan Edy.

Yesayas mengklaim dirinya sebagai pendiri dan sekeligus ketua KPSN, tetapi dia memilih mundur setelah menduduki jabatan tersebut selama sehari.

Yesayas mundur dari tim KPSN karena tidak sanggup memenuhi target melengserkan Edy Rahmayadi dari kursi Ketua Umum PSSI hanya dalam waktu satu bulan.

“Target satu bulan itu terlalu berat dan tidak masuk akal,” tuturnya. 

Baca juga: PSSI Hormati Putusan FIFA soal Status Ezra Walian Tak Bisa Bela Timnas

Pernyataan Yesayas tersebut ditampik oleh Suhendra Hadikuntono, sebagai Ketua KPSN saat ini. Dia menyatakan, KPSN didirikan atas dasar rasa keprihatinan yang mendalam atas prestasi sepak bola nasional yang tidak mampu bersaing baik di tingkat regional maupun dunia. Salah satu penyebabnya adalah maraknya match fixing.

Tujuan lain didirikan KPSN adalah memberantas match fixing dan melakukan perubahan terhadap PSSI ke arah yang lebih baik.

“Bahwa dalam perjuangan ke arah PSSI yang lebih baik itu ada pihak-pihak yang menjadi korban, misalnya Ketua Umum mundur atau Plt Ketua Umum menjadi tersangka, itu konsekuensi perjuangan. Revolusi kadang-kadang memang menelan anak kandungnya sendiri,” ujar Suhendra.

Suhendra pun menjawab diplomatis, "Jika saya kalah di Sumut, tapi menang di PSSI, skor jadi 1-1 dong."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com