JAKARTA, KOMPAS.com - Manajer Geisler AP, Yamander Yensenem, mengaku khawatir nantinya tak akan ada lagi anak-anak
Papua yang mau menjadi
petinju profesional.
Geisler merupakan petinju asal Papua yang tengah berharap bantuan pemerintah agar bisa bertanding pada 30 Maret mendatang.
Geisler direncanakan tampil dalam perebutan gelar WBC Asia Pasifik kelas welter ringan 63,5 kilogram menghadapi petinju Thailand, Thoedsak Sinam.
Menurut Yamander, saat ini banyak petinju amatir binaan Pertina Papua dalam kondisi mengkhawatirkan, dalam arti tak ada pihak yang mau peduli memperhatikan nasib mereka.
"Kalau Geisler gagal bertandingan bisa jadi anomali besar. Karena tidak ada lagi anak asli Papua yang mau untuk turun di tinju profesional," kata Yamander dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (15/3/2019).
"Karena anak-anak Papua yang dibina Pertina Papua tertatih-tatih semua. (Mungkin nantinya mereka berpikir) ngapain kita profesional padahal Geisler saja tertarih-tatih," lanjut Yamander.
Dari hasil kalkulasi, Yamander menyebut pihaknya membutuhkan bantuan dana mencapai sekitar Rp 250 juta untuk laga melawan Thoedsak.
Ia menyebut Geisler sudah sepatutnya dibantu. Karena ia tidak hanya akan membawa nama Papua, tapi juga Indonesia.
"Hingga kini, memang miris kalau berbicara soal Geisler. Karena Geisler sudah pada titik harus tetap berprestasi cuma minim dukungan pemerintah maupun pengusaha asli Papua," ucap Yamander.
"Jadi mungkin dengan kehadiran kami dan dukungan Pak Kemenpora sendiri puji Tuhan kalau nanti ketemu Pak Presiden lagi, mungkin memberi warna baru bagi Geisler AP," kata dia lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.