KOMPAS.com - Kabar legenda Manchetster United, Paul Scholes, berhenti dari posisinya sebagai pelatih Oldham Athletic setelah 31 hari menggema keras di media Inggris.
Bagaimana tidak, kabar Paul Scholes kembali ke klub masa kecilnya tersebut menjadi kisah romantisme tambahan bagi para penggemar Manchester United yang gatal ingin melihat Scholes sukses di dunia kepelatihan seperti Ole Gunnar Solskjaer.
Sayang, semua itu berakhir dalam rentang sebulan lebih sedikit.
Dalam pernyataan resminya, Scholes berbicara soal janji yang diingkari petinggi klub kasta keempat sepak bola Inggris tersebut.
"Para fans, pemain-pemain, teman-teman, dan keluarga tahu betapa senang dan bangganya saya setelah ditunjuk klub," ujar Scholes seperti dikutip FourFourTwo.
Baca juga: Baru 31 Hari, Scholes Mundur dari Kursi Pelatih Oldham Athletic
"Namun, dalam periode singkat sejak menjalani peran ini, sayang sekali terlihat jelas bahwa saya tak bisa beroperasi seperti yang saya inginkan dan perkirakan sebelum mengambil pekerjaan," ujarnya lagi.
BBC Sport melaporkan bahwa inti dari permasalahan adalah campur tangan pemilik Oldham, Adballah Lemsagam, ke urusan tim utama.
Media sama mengatakan bahwa Scholes menganggap ini sebagai pelanggaran ke area pribadinya.
Sepanjang kariernya, di mana ia hanya pernah dilatih oleh Sir Alex Ferguson di level klub, Scholes terbiasa melihat otoritas sang pelatih yang bisa melaksakan pekerjaannya tanpa diganggu gugat.
Baca Juga: Bursa Transfer - Man United Siap Angkut Bek Barcelona ke Old Trafford
Berbeda dari pelatih-pelatih sebelumnya, Scholes punya pengalaman bermain di level tertinggi dan aman secara keuangan sehingga tak diam saja ketika keadaan mulai berjalan tidak seperti keinginannya.
Scholes pun menghadapi sang pemilik soal interupsi ini secara frontal. Tak jarang, kata-kata kasar dikeluarkan oleh mereka.
Hubungan kedua orang memburuk dengan cepat.
Padahal, Oldham Chronicle, media lokal kota di Greater Manchester, Inggris, tersebut, mengatakan bahwa Lemsagam ingin terus mendukung sang pelatih walau ia hanya memenangi satu dari tujuh laga bersama klub.
Satu-satunya kemenangan Oldham di bawah Scholes adalah hasil 4-1 kontra Yeovil Town pada laga perdana sang pelatih.
Baca Juga: Gareth Southgate Bicara soal Kans Menangani Manchester United
Bagi para fans, hasil-hasil di dalam lapangan seakan menjustifikasi anggapan ketidak mampuan Scholes memotivasi pemain yang berada di level jauh di bawah dia.
Namun, Lemsagam tetap ingin Scholes berubah pikiran pada awal pekan.
Ia tahu betapa penting punya pelatih sekelas Paul Scholes, setidaknya untuk profil diri dan klub yang ia punya.
Sayang, sang pemilik lalu membaca pernyataan resmi Scholes dan harapan itu sirna sudah.
Menjadi manajer Oldham adalah pekerjaan melatih pertama Paul Scholes setelah pensiun pada 2013.
Ia merupakan salah satu pemain kunci saat Manchester United merajai Liga Inggris di bawah asuhan Sir Alex Ferguson.
Ia bermain 718 kali di bawah pelatih legendaris itu dan mencetak 155 gol di semua kompetisi.
Koleksi gelarnya antara lain adalah dua titel Liga Champions dan 11 trofi Premier League.
Baca juga: Kompany Prediksi Liverpool Menangi Sisa Laga Liga Inggris
Pria berusia 44 tahun itu mengikuti jejak beberapa bintang jebolan akademi Manchester United era 1992 yang kurang berhasil sebagai pelatih.
Pertama adalah Gary Neville yang dipecat Valencia pada 2016 setelah melatih klub kurang dari 4 bulan.
Nicky Butt membawa tim U-23 Manchester United terdegradasi musim lalu.
Dua yang cukup berhasil adalah Phil Neville serta Ryan Giggs.
Phil Neville adalah asisten abangnya, Gary, di Valencia dan kini menukangi timnas wanita Inggris.
Ryan Giggs tengah bertugas sebagai pelatih kepala timnas Wales.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.