KOMPAS.com - Susah menggambarkan masa Gareth Bale di Real Madrid sebagai sebuah kegagalan. Namun, itulah yang terjadi sekarang dengan Presiden Florentino Perez dikatakan jengah oleh perilaku sang penyerang asal Wales.
Gareth Bale tak selamanya menyentuh ketinggian semenjak tiba di Santiago Bernabeu dari Tottenham Hotspur pada 2013.
Namun, pemain berusia 29 tahun ini juga tak bisa dikatakan gagal.
Bagaimana tidak, ia mencetak dua gol spektakuler di final yang menghadirkan gelar Liga Champions 2018.
Bale juga menjadi pemain ketiga sepanjang sejarah yang mencetak trigol pada satu laga Piala Dunia Klub setelah Cristiano Ronaldo dan Luis Suarez.
Gareth Bale pun mencatatkan 77 gol dan 42 assist di Liga Spanyol sejak mendarat di Madrid.
Kualitas sang pemain seharusnya cukup bagus bagi kubu elite Eropa mana pun.
Baca Juga: Predrag Mijatovic: Kami Semua Muak dengan Gareth Bale
Namun, Real Madrid bukan sembarang klub.
Catatan-catatan impresif Gareth Bale tadi tak berarti banyak bagi seorang Florentino Perez.
Hal ini disampaikan oleh media asal Spanyol, As, yang mengutip perkataan seorang sumber yang dekat dengan Perez.
As mengatakan bahwa Gareth Bale, pemain dengan gaji termahal di Madrid, telah menguras habis kesabaran Florentino Perez dan jajaran petinggi klub.
Salah satu penyebabnya adalah sifat dan gestur sang pemain yang dianggap menghina Madrid.
Pendapat ini muncul setelah kemenangan 2-1 Real Madrid di kandang Levante dalam pekan ke-25 Liga Spanyol, Minggu (24/2/2019).
Gareth Bale tak melakukan selebrasi seusai mencetak gol penentu laga.
Baca juga: Julen Lopetegui Tidak Beruntung di Real Madrid
Ia bahkan menghindar ketika hendak dipeluk oleh teman setimnya, Lucas Vazquez, salah satu pemain pekerja keras yang menjadi favorit Santiago Solari.
Menurut klaim Marca, ada dua alasan di balik sikap Bale.
Pertama, Gareth Bale kesal karena tidak menjadi starter pada laga itu.
Kedua, Bale dilaporkan tersinggung oleh komentar dua pemain Madrid, Thibaut Courtois dan Marcelo.
Dalam wawancara beberapa waktu lalu, Courtois mengatakan bahwa Bale selalu menolak ketika diajak makan malam bersama para pemain Madrid dengan alasan harus tidur cepat.
Sementara itu, Marcelo mengungkapkan bahwa Bale tak kunjung bisa berbahasa Spanyol walau sudah berada di Madrid selama enam tahun lebih.
Hal ini menyebabkan komunikasi selalu terhalang.
Bale balik menyerang dengan mengatakan bahwa dua komentar tersebut menyudutkan.
Harapan Tinggi
Real Madrid punya harapan tinggi saat memperbaharui kontrak Gareth Bale pada Oktober 2016 dan memberinya perpanjangan ikatan hingga 2022.
Setidaknya, mereka tak rela kehilangan Bale dengan harga murah sehingga diberi perpanjangan ikatan kerja.
Baca Juga: Ngambek Tak Jadi Dimainkan, Gareth Bale Ogah Lanjutkan Pemanasan
Namun, realita berkata lain.
Gareth Bale dianggap menggagalkan rencana Real Madrid mendatangkan salah satu pemain muda terbaik dunia saat ini, Kylian Mbappe.
Madrid berupaya melepas Bale ke Manchester United pada musim panas 2017.
Namun, ia menolak transfer tersebut sehingga Mbappe juga sungkan ke Madrid.
Musim panas lalu, Madrid memilih tak melego sang pemain walau pelatih Zinedine Zidane (sebelum meninggalkan posisinya) merekomendasikan klub agar melepas Bale.
Para petinggi klub berharap pemain kelahiran Cardiff itu akan naik derajat dan mengisi kekosongan yang disebabkan oleh kepergian CR7.
Hanya, sifat introvert dan kendala bahasa Bale yang muncul ke permukaan.
Pun, Real Madrid menilai bahwa mereka tak pernah mendapatkan Gareth Bale dalam kondisi prima dan 100 persen.
Bagaimana tidak, data dari As menunjukkan kalau Bale hanya bermain dalam 58 persen laga Real Madrid sejak datang pada 2013.
Baca Juga: Profil Navarone Foor, Keturunan Toraja yang Ingin Bela Timnas Indonesia
Hal ini menjadi lebih buruk apabila diterjemahkan ke menit bermain di mana ia hanya berpartisipasi dalam 47 persen kesempatan sejak menjadi pemain Madrid.
Pada laga kontra Villarreal, awal Januari 2019, Gareth Bale menderita cedera ke-22nya sejak bergabung bersama Los Blancos.
As menjadikan Bale headline di edisi cetak mereak dengan judul "Tuan Kaca", mengomentari kerapuhannya sebagai pesepak bola.
Baca Juga: Ini 72 Perempuan yang Di-Follow Cristiano Ronaldo di Instagram
Alhasil, Real Madrid dikabarkan siap melakukan mitigasi bencana.
Los Blancos dilaporkan berniat melepas sang pemain pada musim panas ketimbang membiarkan Bale meraup gaji fantastis 13 juta euro per tahun hingga 2022 dengan kontribusi tak maksimal dan potensi merusak keharmonisan ruang ganti.
Media sama mengungkapkan bahwa Madrid siap bernegosiasi dengan para pembeli yang bisa menawarkan minimal 100 juta euro.
Tentu, jumlah ini sangat fantastis bagi pemain yang terkenal rentan cedera.
Kendati demikian, pemikiran Perez dilaporkan sudah bulat. As menggambarkan bahwa hanya "keajaiban" yang bisa menyelamatkan karier Gareth Bale di Real Madrid.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.