KOMPAS.com - Bek Barcelona, Gerard Pique (32), tak pernah menyembunyikan kesetiaannya terhadap tanah kelahirannya, Catalonia.
Medio pekan ini, Gerard Pique menyinggung soal minimnya perhatian media Spanyol terhadap persidangan yang tengah dijalani oleh 12 pemimpin gerakan kemerdekaan Catalonia.
Namun, pendapatnya langsung dimentahkan oleh Javier Tebas, Presiden La Liga (operator kompetisi Liga Spanyol).
Dua tahun lalu, saat Referendum Catalonia berlangsung, Gerard Pique adalah satu sosok vokal yang meminta para penduduk di region timur laut Spanyol tersebut untuk datang ke pusat pemilihan suara dan menyatakan pendapat mereka.
"Anda memilih ya, atau tidak, atau tak mengisi apa-apa. Namun, Anda berpartisipasi. Pada era Franco, kita tak dapat mempertahankan nilai-nilai kita," ujarnya kepada rakyat Catalonia seperti dikutip dari Guardian.
Ia menyinggung penderitaan yang dialami rakyat Catalonia saat Spanyol diperintah oleh Jenderal Francisco Franco, diktator yang menguasai Spanyol selama tiga setengah dekade.
"Saya adalah Catalan dan saya sangat bangga akan hal itu. Saya sangat bangga dengan publik kami," tutur sang bek jangkung.
Baca juga: Santiago Bernabeu Lebih Ramah bagi Barcelona Dibandingkan Madrid
Ia bahkan sempat berpikir untuk berhenti dari timnas Spanyol segera setelah Referendum Catalonia apabila kehadirannya memberikan sorotan negatif, mengingat gerakan tersebut dicap ilegal dan pembangkangan terhadap Pemerintah Spanyol.
"Apabila pelatih atau Federasi berpikir bahwa saya akan menjadi problema atau mengganggu tim, saya akan meninggalkan timnas sebelum 2018," ujar cucu dari Amador Bernabeu, mantan wakil presiden Barcelona, ini.
Beruntung bagi timnas Spanyol, Pique tetap memperkuat La Roja di Piala Dunia 2018 walau kampanye tersebut berakhir jauh dari harapan para fans. Ia pun pensiun setelah turnamen.
Percepat waktu ke medio pekan ini dan Pique kembali berkomentar perihal Kemerdekaan Catalonia.
Kali ini, ia menyuarakan pendapatnya soal ke-12 pemimpin Catalan yang tengah menjalani persidangan di Mahkamah Tinggi Spanyol.
Beberapa dari pemimpin tersebut, seperti Jordi Cuixart, menghadapi hukuman penjara 17 tahun karena dituduh menggalang aksi kekerasan yang berhubungan dengan pemberontakan dan separatisme dari Spanyol.
Baca Juga: Usai El Clasico, Gerard Pique Justru Bicara Politik
Gerard Pique memanfaatkan perhatian publik yang tertuju seusai kemenangan 3-0 Barcelona di laga El Clasico kontra Real Madrid pada leg kedua semifinal Copa del Rey, Kamis (28/2/2019) dini hari WIB.
Menurutnya, media-media Spanyol harus bisa lebih mengangkat isu Catalonia ketimbang terus membahas persoalan di dalam lapangan.