MALANG, KOMPAS.com - Chief Executive Officer (CEO) Arema FC, Agoes Soerjanto, meminta semua pihak untuk tidak mengarahkan tuduhan kepada Plt Ketua Umum PSSI, Iwan Budianto, terkait adanya pengaturan skor.
Agoes Soer menganggap bahwa dugaan pengaturan skor yang dilakukan oleh Iwan Budianto masih sebatas informasi.
Nama Iwan Budianto mencuat terkait kasus pengaturan skor setelah acara talk show Mata Najwa jilid 4 Rabu (20/2/2019) malam.
Seorang narasumber yang disamarkan namanya menyebutkan bahwa Exco PSSI berinisia IB telah melakukan pengaturan skor. IB identik dengan Iwan Budianto.
IB dianggap mampu mengendalikan wasit untuk mengatur skor. Salah satunya saat pertandingan Arema FC versus Borneo di Liga 1. Saat itu, selain menjadi pengurus PSSI, IB juga merupakan CEO Arema FC.
Baca juga: Arema, Bali United, Borneo, dan Persija Disebut Atur Pertandingan untuk Menang
"Tudingan itu bagi saya yang ada itu kan masih di televisi, masih disiarkan, mari kita terapkan dulu asas praduga tak bersalah. Karena negara kita ini adalah negara hukum," kata Agoes Soer di Kantor Arema FC, Kamis (21/2/2019).
"Jangan sampai kita itu menuduh karena ada informasi yang seperti itu. Akhirnya, kita tidak sadar, apa yang kita korbankan nanti, yang kita korbankan adalah sportivitas, yang kedua manajemen Arema," imbuhnya.
Agoes Soer meminta manajemen Arema FC tidak terpancing dengan tuduhan tersebut. Ketua GM FKPPI Jawa Timur itu meminta manajemen tetap fokus pada program klub.
"Saya sampaikan kepada manajemen, cobalah kita konsentrasi apa program kita ke depan. Selain ada Piala Indonesia kita tuntaskan, ada persiapan Piala Presiden ini, kita harus jadi tuan rumah yang baik," ungkapnya.
Baca juga: Iwan Budianto Akan Gantikan Peran Joko Driyono
"Kalau masalah tudingan, bagi saya, PSSI ini kan lembaga yang menaungi kita. Kita serahkan saja kepada PSSI. Kita konsentrasi pada Arema," jelasnya.
Baginya, masa depan Arema FC lebih penting dari pada tudingan pengaturan skor yang dialamatkan kepada Arema FC dan mantan CEO-nya.
"Mata dan telinga kita ini sekarang Arema. Mata dan telinga kita ini sekarang Aremania. Mata dan telinga kita ini bagaimana kita menumbuhkan ekonomi kerakyatan, bagaimana Arema bukan hanya salam satu jiwa saja, salam satu jiwa ini bagaimana yang bisa dirasakan oleh masyarakat semua," terangnya.
"Kita lagi ingin membangun itu, jangan dikotori oleh tudingan, jangan dikotori oleh kepentingan-kepentingan sesaat yang mungkin membawa sepakbola itu ke ranah yang kemana-kemana," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.