Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Purnomo di Mata Keluarga, Rekan Atlet, hingga Menpora

Kompas.com - 16/02/2019, 15:00 WIB
Alsadad Rudi,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Wafatnya Purnomo Muhammad Yudhi meninggalkan kesedihan di kalangan pelaku olahraga nasional.

Purnomo adalah sprinter andalan Indonesia era 1980-an. Ia mengembuskan napas terakhirnya dalam usia 56 tahun di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan, Jumat (15/2/2019) sekitar pukul 09.40 WIB.

Mantan perenang nasional, Lukman Niode, merasa terpukul dengan kepergian Purnomo.

"Saya sedih, sahabat saya pergi," kata perenang yang bersama Purnomo menggagas berdirinya Asosiasi Olimpian Indonesia.

Baca juga: Menpora: Purnomo Adalah Legenda Atletik Kita

Lukman Niode dan Purnomo menjalani pelatnas bersama menjelang SEA Games 1983, 1985, dan 1987, serta Asian Games 1982, 1986, dan Olimpiade 1984.

Menurut Lukman Niode, Purnomo mempunyai karakter disiplin, pekerja keras, pantang menyerah, berani, dan percaya diri.

"Setiap kali bertemu Purnomo, dia selalu bilang agar Indonesia bisa mengirim lebih dari 50 atlet ke Olimpiade dan agar Indonesia bisa meraih tiga hingga empat medali emas," kata Lukman Niode.

Memiliki tujuan

Menurut pelatih sprint Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) Eni Nuraini, Purnomo adalah sosok atlet yang serius, disiplin, dan punya tujuan pasti.

Semasa aktif, Purnomo sangat tekun berlatih dan dia punya target tinggi untuk dirinya sendiri.

Salah satu impian dia yang selalu diulang-ulang adalah ingin tampil di Olimpiade.

"Dia bisa mencapai impiannya itu. Bahkan, dia bisa sampai semifinal, yang hingga sekarang belum bisa disamai prestasinya oleh atlet-atlet penerusnya," ujar Eni.

Eni mengatakan, Purnomo pun tidak sekadar berlatih. Dia berlatih dengan sepenuh hati dan punya target capaian di setiap latihannya.

"Itu patut dicontoh oleh para atlet-atlet Indonesia saat ini. Bahwa jadi atlet, bukan hanya latihan-latihan. Mereka harus ada visi dan misi yang jelas dari setiap latihannya," ujarnya.

Direktur Pelatnas PB PASI sekaligus Komisi Peningkatan Prestasi PB PASI, Mustara, menuturkan, selepas pensiun jadi atlet, Purnomo pun masih berkontribusi untuk dunia atletik nasional.

Dia aktif sebagai pengurus PB PASI. Selama jadi pengurus organisasi, dia pun aktif memberikan kritik membangun dan motivasi untuk para pengurus lain.

Baca juga: Sejahterakan Atlet, Pesan Terakhir Mantan Sprinter Purnomo Yudhi

Untuk para atlet, dia juga selalu menyempatkan diri datang melihat perkembangan latihan hingga menyaksikan pertandingan. Bahkan, itu dilakukannya saat sudah sakit.

"Purnomo benar-benar jadi contoh nyata dunia olahraga Indonesia. Dia mencurahkan dirinya sepenuh hati untuk perkembangan dunia olahraga nasional, terutama atletik. Sebagai atlet maupun pengurus organisasi, dia menjadi teladan nyata untuk kita semua," ujar Mustara.

Totalitas Purnomo juga diungkapkan putra sulungnya, Gian Asiara (30).

"Saat menahan sakit, papa tetap bicara tentang olahraga Indonesia," kenangnya di rumah duka, Perumahan Discovery Lumina, Tangerang Selatan.

Rumah Duka Purnomo,Discovery Lumina Blok D-12, Pondok Aren, Tangerang Selatan.KOMPAS.com /CYNTHIA LOVA Rumah Duka Purnomo,Discovery Lumina Blok D-12, Pondok Aren, Tangerang Selatan.

Penuh perhatian

Di tengah sakit, perhatiannya terhadap perkembangan olahraga Indonesia tak padam. Purnomo selalu bercerita tentang perlunya menyejahterakan olahraga Indonesia. Hal itu mencakup tentang perhatian pemerintah terhadap siapa pun yang telah mengharumkan nama bangsa.

"Jangan bicara soal memajukan olahraga Indonesia karena olahraga Indonesia tidak pernah mundur, tetapi sejahterakanlah olahraga Indonesia," demikian petuah sang ayah, pada pengujung masa hidupnya.

Di sisi lain, peraih emas nomor 100 meter kejuaraan ASEAN II di Kuala Lumpur, Malaysia, 1982 ini, tak hentinya memberi motivasi kepada orang lain.

"Papa selalu menceritakan kisah hidupnya kepada siapa pun. Ia pernah pergi ke sekolah dengan tidak pakai sepatu. Berkat kegigihan, sekarang bisa menyekolahkan anak-anaknya," kata Gian.

Baca juga: Papa Purnomo Sosok yang Kuat, Memotivasi Penderita Kanker seperti Dia

Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi melayat ke rumah duka di Bintaro Jaya Sektor VII, Tangerang Selatan, Jumat (15/2/2019) siang.Kemenpora Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi melayat ke rumah duka di Bintaro Jaya Sektor VII, Tangerang Selatan, Jumat (15/2/2019) siang.

Emma Tahapary, mantan atlet atletik yang juga hadir ke rumah duka, tak bisa menahan air matanya ketika bercerita tentang rekannya yang pernah sesama di pelatnas itu. Betapa tidak, Purnomo adalah penyemangat baginya.

Di kejuaraan atletik ASEAN 1984 di Manila, Filipina, Purnomo tak hentinya memberi semangat kepada Emma. Hal itu manjur. Emma berhasil mencatatkan waktu 54,2 detik di nomor lari 400 meter.

"Om Pur menunggu saya di finis, dia memeluk dan merangkul saya. Kenangan manis itu tak bisa saya lupakan sampai sekarang," kata Emma.

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengatakan, kegigihan Purnomo harus menjadi contoh bagi sprinter muda Indonesia. Kepada Imam, istri Purnomo bercerita bahwa suaminya, manusia tercepat di era 1980-an, tidak pernah menyerah terhadap penyakitnya. Semangatnya untuk sembuh tetap tinggi.

"Purnomo adalah legenda dan sekarang beliau sudah meninggalkan kita, dan kita akan melanjutkan perjuangannya, yaitu menjadi pemuncak di Olimpiade," kata Imam. (Insan Alfajri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil dan Klasemen Liga Italia: Lazio Berjaya, Juventus Seri, Inter Masih di Puncak

Hasil dan Klasemen Liga Italia: Lazio Berjaya, Juventus Seri, Inter Masih di Puncak

Liga Italia
Hasil Cagliari vs Juventus 2-2: Nyonya Tua Kebobolan Dua Gol dari Penalti

Hasil Cagliari vs Juventus 2-2: Nyonya Tua Kebobolan Dua Gol dari Penalti

Liga Italia
MU Umumkan Kedatangan Jason Wilcox, Kejar Standar Performa Tertinggi

MU Umumkan Kedatangan Jason Wilcox, Kejar Standar Performa Tertinggi

Liga Inggris
Timnas U23 Jepang dan Arab Saudi Lolos ke Babak Knockout

Timnas U23 Jepang dan Arab Saudi Lolos ke Babak Knockout

Internasional
Klub Liga Belanda Vitesse Diganjar Pengurangan 18 Poin, Degradasi Pertama Setelah 35 Tahun

Klub Liga Belanda Vitesse Diganjar Pengurangan 18 Poin, Degradasi Pertama Setelah 35 Tahun

Liga Lain
Jadwal Semifinal Piala FA: Man City Vs Chelsea, Coventry Vs Man United

Jadwal Semifinal Piala FA: Man City Vs Chelsea, Coventry Vs Man United

Sports
Persib Vs Persebaya, Munster Bicara Tantangan Finis di Posisi Terbaik

Persib Vs Persebaya, Munster Bicara Tantangan Finis di Posisi Terbaik

Liga Indonesia
Kata Pelatih Yordania Soal Timnas U23 Indonesia

Kata Pelatih Yordania Soal Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
LPDUK Kemenpora Ungkap Alasan Boyong Red Sparks ke Indonesia

LPDUK Kemenpora Ungkap Alasan Boyong Red Sparks ke Indonesia

Sports
Red Sparks Vs Indonesia All Star, Asa Lahirkan Penerus Megawati

Red Sparks Vs Indonesia All Star, Asa Lahirkan Penerus Megawati

Sports
Alasan Persik Layangkan Laporan ke Satgas Antimafia Bola

Alasan Persik Layangkan Laporan ke Satgas Antimafia Bola

Liga Indonesia
Permintaan Maaf Mourinho yang Terkuak oleh Kisah Schweinsteiger

Permintaan Maaf Mourinho yang Terkuak oleh Kisah Schweinsteiger

Liga Inggris
Jadwal Liga Spanyol, El Clasico Real Madrid Vs Barcelona

Jadwal Liga Spanyol, El Clasico Real Madrid Vs Barcelona

Liga Spanyol
Saat Legenda Timnas Indonesia 'Angkat Topi' untuk Ernando Ari...

Saat Legenda Timnas Indonesia "Angkat Topi" untuk Ernando Ari...

Timnas Indonesia
Klopp Pulang Tanpa Keajaiban, Liverpool Terbentur Hati 'Sang Dewi'

Klopp Pulang Tanpa Keajaiban, Liverpool Terbentur Hati "Sang Dewi"

Liga Lain
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com