KOMPAS.com - Kisruh yang terjadi di sepak bola nasional diharapkan tak berlarut-larut. Seluruh pihak harus bisa bersikap objektif dalam menanggapi berbagi perkembangan sepak bola nasional.
Mantan Wakapolri, Komjen Pol (Purn) Syafruddin, mengaku cemas kondisi ini berdampak negatif bagi iklim sepakbola nasional. Sebagai Ketua Dewan Pembina Persija Jakarta, Syafruddin, berharap seluruh pihak bisa tenang dalam menyekapi perkembangan sepak bola nasional.
Baca juga: Wawancara Eksklusif: Joko Driyono, Mau Ngapain di PSSI?
Kondisi sepak bola nasional mendadak gaduh setelah Kongres Biasa PSSI pada Januari 2019 lalu. Puncaknya setelah Edy Rahmayadi mundur dari jabatan sebagai Ketua Umum PSSI . Anggota PSSI kemudian menunjuk Joko Driyono .
Kemudian, berbagai desakan muncul seperti meminta untuk menggelar Kongres Luar Biasa karena Joko dianggap tidak mampu dalam memimpin PSSI.
Syafruddin menilai, kalau ingin melakukan pergantian ketua umum PSSI, sebaiknya dilakukan reguler sesuai jadwal yakni pada tahun 2020 nanti.
"Kalau muncul masalah, selesaikan. PSSI punya aturan secara global, statuta FIFA. Jadi, jangan sampai mengganggu. Pemain bisa terganggu," kata Syafruddin.
Syafruddin mengaku khawatir, kondisi ini menimbulkan gangguan dan berpotensi melanggar statuta FIFA. Dengan begitu, bisa mengancam kelangsungan pemain dan klub di pentas internasional. Dia khawatir Persija bisa terkena imbas dari kasus ini.
?"Persija sedang mengikuti kualifikasi Liga Champions Asia. Sempat menang di Singapura. Kemudian tampil di Australia. Jangan ganggu pemain, pengurus, klub, dan suporter yang sudah sangat baik," jelas Menteri PAN RB tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.