Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wawancara Eksklusif: Joko Driyono, Mau Ngapain di PSSI?

Kompas.com - 25/01/2019, 20:55 WIB
Ferril Dennys

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Joko Driyono menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) hingga 2020.

Jokdri, sapaan akrabnya, berada di pucuk pimpinan lantarann Edy Rahmayadi menyatakan mundur dalam Kongres Tahunan PSSI 2019 yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, Minggu (20/1/2019).

Naiknya Jokdri berdasarkan Statuta PSSI pasal 34 ayat 7,"Dalam hal sebuah posisi atau kurang dari 50 persen (lima puluh persen) posisi Komite Eksekutif (Exco) lowong, Komite Eksekutif akan mengisi posisi tersebut sampai Kongres Biasa selanjutnya, yang mana pengganti akan bertahan untuk sisa jangka waktu jabatan."

Setelah terpilih, Jokdri diharapkan para pemilik suara agar bisa merampungkan menyelesaikan kepengurusan hingga 2020. Jokdri memang sosok berpengalaman di sepak bola nasional. Pria asal Ngawi ini sudah menjadi bagian dari PSSI sejak 1991, di era kepengurusan Azwar Anas.

Nah sebagai orang yang berpengalaman, apa yang akan dilakukan Jokdri di era kepengurusannya? Jokdri pun menjawab hal tersebut melalui wawancara eksklusif bersama wartawan Kompas.com, Ferril Dennys, di Kantor PSSI, Jumat (25/1/2019).

1. Selamat Anda menjadi PLT Ketum PSSI. Ini kali kedua Anda menjabat PLT Ketum PSSI. Apa Anda tak terbebani dengan jabatan itu?   

Ini menjadi pemain cadangan dalam sebuah pertandingan. Tidak berada di line-up, tapi saya harus masuk lapangan untuk menjalankan amanah konstitusi. Ya, saya jalankan. Memang tidak mudah. Tapi setelah masuk ke lapangan, tidak ada alasan, saya harus ikut berdiskusi dengan yang ada di bench pemain, di tribune penonton, dan penonton yang ada di layar kaca. Pekerjaan saya sekarang harus bagaimana mencetak gol.

2. Golnya itu apa dalam waktu dekat ini?  

Kongres kemarin telah memutuskan yang berkaitan dengan timnas, liga profesional, pengembangan sepak bola, industri, dan keorganisasian. Tapi orang selalu mudah untuk mencatat tentang pencapaian timnas.

Tahun ini ada even penting yakni SEA Games di Manila. Ada juga persiapan kualifikasi Piala Dunia 2022, Piala AFF U-22, kualifikasi Piala Asia U-23, ada even U-19, even U-16, dan timnas puteri kualifikasi ke Olimpiade.

Nah yang itu yang menurut saya yang harus kita tunaikan. Khususnya, SEA Games. Ini pertaruhan kita semua yang seharusnya kita bisa menjadi yang terbaik di kawasan Asia Tenggara ini.

3. Saat ini, sepak bola Indonesia sedang tersandung kasus pengaturan skor. Apa yang akan dilakukan PSSI untuk memulihkan citra Indonesia di mata dunia?

Betul. Ini tidak mudah. Namun, kita punya keyakinan bahwa PSSI tidak sendirian. Ada Satgas Antimafia Sepak Bola dan publik memberikan atensi luar biasa. Kami tidak mengelak, kecuali bekerja keras dengan mensinergikan semua stakeholder yang ada.

Ada yang bilang revolusi PSSI. Saya setuju itu tapi dalam konteks revolusi pemikiran, revolusi tata kelola, dan kita revolusi kinerja kita. Menurut saya, hanya itu yang bisa kita tekadkan agar trust itu kembali. Bukan pekerjaan membalikan telapak tangan. Sekali saya sampaikan, ini saya harus bertanding di paruh babak kedua.

Baca juga: Kenapa Persija Bisa Turunkan 3 Pemain Asing Baru di Piala Indonesia?

Plt Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, menjawab pertanyaan Kompas.com dalam wawancara eksklusif di Kantor PSSI, Jumat (25/1/2019). BOLASPORT.COM/DWI WIDIJATMIKO Plt Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, menjawab pertanyaan Kompas.com dalam wawancara eksklusif di Kantor PSSI, Jumat (25/1/2019).

Pak Edy Rahmayadi telah mengantarkan di paruh babak pertama. Kalau durasi 90 menit pertandingan dibagi 4 tahun, kebutulan ini sepertinya di paruh babak kedua. Fokus kita jalankan sebaik-baiknya agar trust itu kembali. Bukan pekerjaan mudah tetapi kita tidak boleh berputus asa.

4. Tadi malam, tersangka pengaturan skor Vigit Waluyo mengatakan Persija Jakarta dan PSS Sleman sudah disetting juara. Apa tanggapan Anda soal pernyataan Vigit? Bila terbukti, apakah kedua tim tersebut bisa dicopot gelarnya?

Sederhana saja. Sistem di PSSI paripurna. Setiap ada dugaan dan indikasi terhadap itu, penegakkan hukum melalui Komisi Disiplin, bahkan ditambah Komite AD Hoc, percayakan bekerja dan diawasi semua. Tapi jangan sampai juga, ini rumor tidak berujung. Soalnya, jangan sampai sepak bola kita tersandera, katanya...katanya tadi.

Kita harus dibantu dengan indikasi-indikasi yang disampaikan. Kita harus concern dengan itu. Kami yakin Komdis akan bertindak saat fakta-fakta yang disampaikan menguatkan dan memudahkan pengambilan keputusan.

5. Bagaimana keputusannya bila gelar kedua tim dicabut?

Semuanya. Tidak ada yang harus ditutup-tutupi. Sekali lagi, semuanya (tudingan) harus bisa dibuktikan. Tidak ditriger dari sangka-sangkaan yang menyulitkan kita. Tersandera kita dari dugaan-dugaan itu.

6. Anda berani dengan keputusan itu (cabut gelar) meskipun Anda pemilik Persija?

Saya tidak tutupi itu. Seringkali saya menyampaikan bahwa niatan di Persija harus dimengerti beberapa orang meskipun saya tidak bisa menjelaskan ke satu per satu.

Pada 2016, saya membantu Persija untuk transformasi. Tidak ada serupiah pun saya donasikan dan tidak ada serupiah pn sata ambil dari Persija, kecuali tekad tunggal mentransformasi Persija dari centralize ownership ke collective ownership. Profil Persija yang sehat dengan koorporasi ideal sebagai sebuah klub profesional.

Semoga tiga sampai lima tahun bisa terjadi. Ini sebagai catatan lain dalam penggalan hidup saya dalam sepak bola meskipun Persija bukan klub pertama yang saya tangani. Sebelumnya ada Arema, Persis Solo, dan Persiba Balikpapan. Saya sering mengatakan kasihan juga Persija. Seluruh pemain, ofisial, fans, dan publiknya yang bekerja keras seperti direduksi menjadi juara karena seorang Joko Driyono.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com