JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Ratu Tisha, mengakui sempat melarang Fakhri Husaini untuk menghadiri acara Mata Najwa bertajuk PSSI Bisa Apa.
Fakhri pada akhirnya memutuskan untuk datang ke acara meskipun dilarang Tisha. Dalam acara itu juga tidak ada petinggi PSSI. Hanya ada dua Exco, Gusti Randa bersama Refrizal.
Menurut Tisha, larangan kepada Fakhri dilandasi rasa khawatir adanya pembantaian kepada federasi dalam acara tersebut.
"Sebagai keluarga, PSSI tidak mau mengomentari apa yang keluarga PSSI komentari di media," kata Tisha dikutip dari BolaSport, Sabtu (29/12/2018).
Baca juga: Sekjen PSSI Dimintai Keterangan hingga 4 Jam soal Pengaturan Skor
"Karena layaknya keluarga, pembicaraan melalui apa pun itu bisa terjadi salah paham dan macam-macam. Pelatih, anggota, pemain, itu adalah keluarga PSSI. Saya tidak bisa bicara banyak tentang hal itu," ucap Tisha menambahkan.
Sebelumnya, Fakhri mengaku ada tiga orang dari PSSI yang menelepon dan memintanya untuk tidak hadir ke acara Mata Najwa, salah satunya Tisha.
Kata Fakhri, PSSI mengaku mendapatkan undangan tetapi memilih untuk tidak hadir. Fakhri mengaku memiliki alasan kuat untuk memenuhi undangan Najwa Shihab.
Baca juga: Jawaban Sekjen PSSI Saat Ditanya Pengganti Anggota yang Ditangkap
Menurut Fakhri, ada korelasi pembahasan untuk pembinaan usia muda.
"Kalau Mata Najwa menarik karena bunyinya berpengaruh ke match-fixing terhadap pembinaan usia muda. Kalau ini saya tidak hadir, saya punya kepentingan di sana," kata Fakhri.
Fakhri merupakan mantan pelatih timnas U-16 Indonesia. Ia tidak lagi menjabat setelah posisi itu dipercayakan kepada Bima Sakti.
Baca juga: Kata Sekjen PSSI, Pemanggilannya Tak Terkait Ditangkapnya Anggota PSSI
Besar kemungkinan, Fakhri akan diproyeksi menjadi pelatih timnas U-19 Indonesia untuk Piala AFF U-18 2019. Namun, sampai saat ini, PSSI belum mengumumkan kabar itu.
"Saya juga bukan bagian dari PSSI lagi karena kontrak saya sudah habis dan selesai. Siapapun yang hubungi saya tidak ada kaitannya dengan PSSI," kata Fakhri. (Mochamad Hary Prasetya)