Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simon McMenemy dan Daftar Pelatih Timnas Indonesia Sepanjang Masa

Kompas.com - 21/12/2018, 18:10 WIB
Ferril Dennys,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

9. Wiel Coerver (Belanda/1975-1976 & 1979)

Arsitek asal Belanda Wiel Coerver dan asistennya Wim Hendriks didaratkan PSSI demi target lolos Kualifikasi Olimpiade 1976. Coerver punya catatan manis, yakni gelar Piala UEFA bersama Feyenoord Rotterdam.

Ia lalu menggagas terbentuknya turnamen segitiga antara Indonesia, Ajax Amsterdam, dan Manchester United. Selanjutnya giliran klub asal Austria, Voest Linz, dan Grasshopper.

Ia menggembleng 40 pemain di Diklat Salatiga. Pada 12 Januari 1976, Indonesia menahan imbang Grasshopper 3-3. Ketika melawan Voest Linz pada 14 Desember 1975, 25.000 penonton Indonesia harus kecewa. Kondisi nonteknis tim juga panas berkaitan dengan bongkar pasang kepengurusan PSSI.

Campur tangan terhadap kekuasaan Coerver di lapangan juga kerap terjadi. Intervensi Maladi–saat itu sebagai Dewan Penasihat PSSI–ketika melawan Voest Linz semakin menambah panas hubungan antara Coerver dan federasi.

Konflik itu mengerucut dan membuat pelatih yang terkenal dengan metode piramidanya itu tak betah. Alhasil, target lolos ke Olimpiade 1976 itu pun gagal tercapai.

Indonesia kalah adu penalti dari Korea Utara. Kontrak Coerver berakhir pada Mei 1976. Namun, ia kembali dipanggil PSSI untuk menjadi penasihat timnas SEA Games 1979. Garuda meraih perak.

Ajang Internasional

  • Kualifikasi Olimpiade 1976
  • Perak SEA Games 1979

10. Marek Janota (Polandia/1979)

Marek melatih Persija pada 1977. Ia bergelar Master of Physical Education dari Wychowenie Fizycnego, Akademi Pendidikan Jasmani di Warsawa.

Ia juga mengantongi sertifikat dari “Chairman Committee of Physical Culture and Touring” Polandia yang menobatkannya sebagai Pelatih Kelas Satu pada 1971.

Janota tercatat pernah menangani tim nasional remaja dan junior. Sayang, Marek tidak memiliki kesempatan untuk berjuang di SEA Games 1979.

Ia memilih mundur karena merasa diintervensi PSSI.

Indonesia juga menuai hasil buruk pada Piala Kirin 1979 di Jepang. Rudy Keltjes dkk dibantai Tottenham Hotspurs 6-0, Fiorentina 4-0 dan Jepang 4-0.

Ajang Internasional

  • Piala Kirin 1979

11. Frans van Balkom (Belanda/1980-1981)

Frans van Balkom menjadi pelatih Belanda ketiga yang menukangi Indonesia. Indonesia membidik juara SEA Games 1981, Kualifikasi Olimpiade 1980, dan Kualifikasi Piala Dunia 1982.

Cuma satu tugas Balkom yang berhasil dikerjakan, yaitu Kualifikasi Olimpiade 1980. Namun, ia gagal membawa Indonesia lolos. Catatan itu membuat PSSI tak memperpanjang kontraknya.

Ajang Internasional

  • Kualifikasi Olimpiade 1980

12. Harry Tjong (1981 dan 1985)

Pelatih kelahiran Makassar ini tak lama menahkodai Indonesia. Ia diganti Endang Witarsa setelah timnas dikalahkan Australia, Selandia Baru, dan ditahan Fiji di Kualifikasi Piala Dunia 1982. Tjong dipercaya lagi pada SEA Games 1985. Timnas ke semifinal, tetapi kalah 0-7 dari tuan rumah Thailand.

Ajang Internasional

  • Kualifikasi Piala Dunia 1982
  • SEA Games 1985

13. Bernd Fischer (Jerman/1981-1983)

Bernd Fischer dikontrak dengan bayaran Rp 5 juta per bulan. Ia diberi tugas meraih emas SEA Games 1981. Namun, ia cuma berhasil mendapat perunggu. Kontraknya berakhir pada 1983.

Ajang Internasional

  • Perunggu SEA Games 1981

14. Muhammad Basri (1983)

Setelah membawa Niac Mitra juara Galatama, M Basri mengantar tim asuhannya itu memenangi seleksi timnas untuk Kualifikasi Olimpiade 1984. Sukses menahan imbang Arab Saudi 1-1 di Jakarta pada partai pertama fase grup, Indonesia akhirnya menjadi juru kunci setelah gagal mengatasi Malaysia, Singapura, dan India.

Ajang Internasional

  • Kualifikasi Olimpiade 1984

15. Iswadi Idris (1983)

Dengan Bernd Fischer sebagai penasihat teknis, Iswadi membawa timnas ke SEAG 1983 di Singapura. Untuk pertama kali timnas gagal lolos fase grup setelah antara lain dikalahkan Thailand 0-5 dan ditahan Brunei 1-1.

Ajang Internasional

  • SEA Games 1983

16. Sinyo Aliandoe (1983 dan 1984-1985)

Tak ada prestasi mentereng ketika pelatih bernama lengkap Sebastian Sinyo Aliandoe ini menukangi tim nasional Indonesia pada 1983.

Namun, ia kemudian membawa timnas menjuarai subgrup Kualifikasi Piala Dunia 1986 pada Maret-April 1985 setelah mengatasi Thailand, India, dan Bangladesh. Impian lolos ke Meksiko dibuyarkan Korea Selatan.

Ajang Internasional

  • Juara subgrup Kualifikasi Piala Dunia 1986

17. Joao Lacerda Filho Barbatana (1984)

Barbatana mulai melatih PSSI Garuda pada medio 1983. Meski menjadi pelatih tim junior, skuad asuhan Barbatana tampil di Kualifikasi Piala Asia 1984.

Ajang Internasional

  • Kualifikasi Piala Asia 1984

18. Bertje Matulapelwa (1985-1987)

Bertje memotivasi anak asuhnya selepas kekalahan telak 0-7 kontra Thiland di semifinal SEA Games 1985. Asian Games 1986 menjadi pembuktian.

Indonesia mampu menembus semifinal sebelum digebuk Korea Selatan 0-4 pada 3 Oktober 1986.

Indonesia harus puas di posisi keempat setelah pada perebutan perunggu kalah dari Kuwait 0-5. Bertje memberikan obat pelipur lara dengan menorehkan sejarah di SEA Games 1987 Jakarta. Ia sukses meraih emas.

Ajang Internasional

  • Fase Grup Indonesia Independence Cup 1985
  • Fase Grup Indonesia Independence Cup 1986
  • Peringkat Keempat Asian Games 1986
  • Kualifikasi Olimpiade 1988
  • Emas SEA Games 1987
  • Juara Indonesia Independence Cup 1987

19. Trio Basiska (Muhammad Basri, Iswadi Idris, dan Abdul Kadir/1989)

Trio Basiska disatukan tahun 1989 untuk laga Kualifikasi Piala Dunia 1990. Banyaknya komando dari bangku cadangan membuat para pemain kebingungan.

Tengok saja pertandingan uji coba ke Jerman Barat dan Belanda. Gawang timnas kebobolan 23 gol dan hanya memasukkan lima gol.

Ajang Internasional

  • Kualifikasi Piala Dunia 1990
  • Perunggu SEA Games 1989

20. Anatoli Fyodorovich Polosin (Rusia/1990-1992 & 1994)

Pelatih asal Rusia ini disambut dengan nada pesimisme. Metode kepelatihannya yang superkeras juga sempat menjadi perdebatan. Keraguan tersebut akhirnya terbayar dengan hasil manis.

Polosin mampu melahirkan pemain yang mampu berlari sepanjang 4 kilometer dalam waktu 15 menit dan membuat VO2max pemain Indonesia seperti pemain Eropa. Timnas Indonesia yang bergaya Eropa Timur itu meraih emas SEAG 1991 di Manila.

Ajang Internasional

  • Peringkat Ketiga Indonesia Independence Cup 1990
  • Emas SEA Games 1991
  • Kualifikasi Piala Asia 1992
  • Piala Kemerdekaan 1994

21. Ivan Toplak (Yugoslavia/1992-1993)

Ivan Toplak asal Yugoslavia punya tugas memimpin Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 1994. Hasilnya gagal total. Target emas SEA Games 1993 di Singapura juga meleset. Garuda hanya menempati posisi keempat.

Ajang Internasional

  • Kualifikasi Piala Dunia 1994
  • Peringkat Keempat SEA Games 1993

22. Romano Matte (Italia/1995)

Pada 20 Januari 1995, Romano Matte resmi melatih timnas setelah hampir dua tahun berkutat dengan Primavera. Di SEA Games 1995, Garuda mencetak skor terbesar sepanjang sejarah kala itu, yakni 10-0 versus Kamboja. Namun, Indonesia gagal lolos dari fase grup.

Ajang Internasional

  • Fase Grup SEA Games 1995


23. Andi M Teguh

Andi M Teguh menjadi caretaker untuk Kualifikasi Piala Asia 1996 menggantikan Romano Matte. Dia meloloskan tim ke putaran final setelah menyisihkan India dan Malaysia.

Ajang Internasional

  • Kualifikasi Piala Asia 1996

24. Danurwindo (1996-1997)

Ilmu Danurwindo dari Italia (Baretti) dimanfaatkan. Pada Februari 1996, PSSI menunjuk Danurwindo. Ia membawa Indonesia ke putaran final Piala Asia 1996 meski cuma menjadi juru kunci Grup A. Setelah itu ia gagal pada Kualifikasi Piala Dunia 1998

Ajang Internasional

  • Piala Tiger 1996
  • Piala Asia 1996
  • Kualifikasi Piala Dunia 1998

25. Henk Wullems (1997)

SEA Games 1997 di Jakarta menjadi hajatan besar PSSI di akhir tahun. Henk Wullems menjadi juru racik timnas usai mengantarkan Bandung Raya kampiun Liga Indonesia. Sayang, Indonesia hanya kebagian perak.

Ajang Internasional

  • Kualifikasi Piala Dunia 1998
  • Perak SEA Games 1997

26. Rusdy Bahalwan (1998)

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil PSM Vs Arema 2-3: Dapat 2 Penalti, Singo Edan Menang

Hasil PSM Vs Arema 2-3: Dapat 2 Penalti, Singo Edan Menang

Liga Indonesia
Jelang Thomas & Uber Cup 2024 Gelar Latihan Perdana, Pengembalian Kondisi dan Adaptasi Jadi Fokus Utama

Jelang Thomas & Uber Cup 2024 Gelar Latihan Perdana, Pengembalian Kondisi dan Adaptasi Jadi Fokus Utama

Badminton
Hasil Persib vs Borneo FC 2-1: Sengatan Ciro dan David Da Silva Menangkan Maung

Hasil Persib vs Borneo FC 2-1: Sengatan Ciro dan David Da Silva Menangkan Maung

Liga Indonesia
Sinergi Indonesia dan UEA Mengembangkan Pencak Silat agar Mendunia

Sinergi Indonesia dan UEA Mengembangkan Pencak Silat agar Mendunia

Olahraga
Indonesia akan Tampil di Kejuaraan Atletik Asia U20 di Dubai

Indonesia akan Tampil di Kejuaraan Atletik Asia U20 di Dubai

Sports
Atlet Selancar Rio Waida Bidik Medali Olimpiade Paris 2024

Atlet Selancar Rio Waida Bidik Medali Olimpiade Paris 2024

Sports
Tim Thomas dan Uber Latihan Perdana, Shuttlecock Jadi Kendala

Tim Thomas dan Uber Latihan Perdana, Shuttlecock Jadi Kendala

Badminton
Prediksi Persib Vs Borneo FC, Jadi Duel Tim Pelapis?

Prediksi Persib Vs Borneo FC, Jadi Duel Tim Pelapis?

Liga Indonesia
Komitmen Perpanjang Kontrak STY, Erick Thohir Bicara Generasi Emas Indonesia

Komitmen Perpanjang Kontrak STY, Erick Thohir Bicara Generasi Emas Indonesia

Timnas Indonesia
Rizky Ridho Merasa Beruntung Timnas Indonesia Dilatih Shin Tae-yong

Rizky Ridho Merasa Beruntung Timnas Indonesia Dilatih Shin Tae-yong

Timnas Indonesia
Aji Santoso Bicara Piala Asia U23 2024: Indonesia Hati-hati Anti Klimaks

Aji Santoso Bicara Piala Asia U23 2024: Indonesia Hati-hati Anti Klimaks

Timnas Indonesia
Prediksi 3 Pemerhati Sepak Bola Indonesia Vs Korea Selatan, Asa Menang Itu Ada

Prediksi 3 Pemerhati Sepak Bola Indonesia Vs Korea Selatan, Asa Menang Itu Ada

Timnas Indonesia
Komitmen Ketum PSSI untuk Perpanjang Kontak Shin Tae-yong hingga 2027

Komitmen Ketum PSSI untuk Perpanjang Kontak Shin Tae-yong hingga 2027

Timnas Indonesia
Jadwal Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024, Mulai Sabtu 27 April

Jadwal Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024, Mulai Sabtu 27 April

Badminton
Indonesia Vs Korea Selatan, Garuda Muda Tak Dianggap Underdog

Indonesia Vs Korea Selatan, Garuda Muda Tak Dianggap Underdog

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com