Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

The Jak Mania, Lahir dari Minimnya Dukungan Warga Jakarta pada Persija

Kompas.com - 19/12/2018, 21:09 WIB
Alsadad Rudi,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber BolaSport

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada Rabu (19/12/2018), kelompok suporter Persija Jakarta, The Jak Mania, memasuki usia ke-21.

Dalam 21 tahun perjalanannya, The Jak Mania tumbuh berkembang menjadi salah satu kelompok suporter terbesar di Indonesia.

Hal ini menunjukkan roda organisasi yang dijalankan The Jak Mania berhasil dijalankan dengan baik sehingga bisa bertumbuh hingga sebesar sekarang.

Terlebih, orang-orang pendiri The Jak Mania bernarasi bahwa kelompok suporter ini dibentuk atas keprihatinan mereka terhadap minimnya dukungan untuk Persija.

Baca juga: Tim Liga 3 Beri Perlawanan, Persipura Menang dan Terus Melaju di Piala Indonesia 2018

Salah satu pernyataan yang sering terdengar adalah minimnya dukungan masyarakat Jakarta kepada Persija pada partai final kompetisi saat era Perserikatan pada 1973.

Suasana parade perayaan Persija Jakarta menjuarai Liga 1 di Jakarta, Sabtu (15/12/2018). Parade mengambil rute dari Plaza Barat Stadion Utama Gelora Bung Karno menuju Balai Kota.Kompas.com/Alsadad Rudi Suasana parade perayaan Persija Jakarta menjuarai Liga 1 di Jakarta, Sabtu (15/12/2018). Parade mengambil rute dari Plaza Barat Stadion Utama Gelora Bung Karno menuju Balai Kota.

Klaimnya, pertandingan yang digelar di Stadion Utama Senayan, nama lama Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), justru didominasi pendukung tim tamu, Persebaya Surabaya.

Begitu juga dengan klaim minimnya dukungan kepada Persija pada final Perserikatan edisi 1979 kontra PSMS Medan di SUGBK.

Firman Lubis dalam bukunya, Jakarta 1960-an, bercerita fenomena seperti itu terjadi lantaran Jakarta dipenuhi pendatang yang enggan memberikan dukungannya kepada Persija.

Sebaliknya, mereka akan antusias mendukung klub asal daerahnya kala bertanding di Jakarta.

Baca juga: Logo The Jak Mania akan Terpampang di Lengan Kostum Persija

Suasana parade perayaan Persija Jakarta menjuarai Liga 1 di Jakarta, Sabtu (15/12/2018). Parade mengambil rute dari Plaza Barat Stadion Utama Gelora Bung Karno menuju Balai Kota.Kompas.com/Alsadad Rudi Suasana parade perayaan Persija Jakarta menjuarai Liga 1 di Jakarta, Sabtu (15/12/2018). Parade mengambil rute dari Plaza Barat Stadion Utama Gelora Bung Karno menuju Balai Kota.

Di satu sisi, orang-orang asli Jakarta terpinggirkan.

Tauhid Indrasjaried dalam video dokumenter berjudul 'Jakarta Is Mine' pada 2005 menyebut orang-orang Jakarta yang terpinggirkan sebagai 'orang-orang kalah'.

"Kondisi seperti itu membuat orang-orang kalah ini ketinggalan zaman. The Jak Mania berusaha mewadahi orang-orang kalah ini untuk belajar mencintai Jakarta," tutur
pria yang akrab disapa Bung Ferry itu.

Bung Ferry sebagai salah satu founding father The Jak Mania yang sebetulnya merupakan pendukung Pelita Jaya saat masih berkandang di Jakarta, tepatnya Stadion Lebak
Bulus.

Tak puas dengan perpecahan di kelompok suporter Pelita Jaya, Bung Ferry memilih bergabung ke klub Jakarta lainnya, yakni Persija.

Baca juga: Klub Liga Thailand Ini Resmi Pakai Jasa Pelatih Kelahiran Barcelona untuk 2019

Suporter Persija atau The Jakmania memadati Balai Kota, Jakarta Pusat pada Sabtu (15/12/2018) untuk merayakan kemenangan Persija selama satu tahun.KOMPAS.com/RIMA WAHYUNINGRUM Suporter Persija atau The Jakmania memadati Balai Kota, Jakarta Pusat pada Sabtu (15/12/2018) untuk merayakan kemenangan Persija selama satu tahun.

Dia terkejut kala mendatangi kantor Persija dan melihat klub pengoleksi gelar Perserikatan terbanyak sebanyak sembilan kali itu ternyata belum punya kelompok suporter.

Halaman:
Sumber BolaSport
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com