Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Yanto Basna, Sempat Frustrasi di Thailand

Kompas.com - 01/12/2018, 12:03 WIB
Kontributor Wamena, John Roy Purba,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Kerja keras tak menghianati hasil. Itulah yang sedang dirasakan pesepak bola asal Papua, Rudolf Yanto Basna, yang baru saja menandatangani kontrak dengan klub Thailand, Sukhotai FC, Jumat (30/11/2018).

Sukhotai FC merupakan klub yang bermain di Thai League 1 atau kasta tertinggi sepak bola di negeri Gajah Putih. Yanto Basna menjalin kerja sama satu tahun dengan opsi memperpanjang kontrak.

Pria berusia 23 tahun itu sudah tak asing lagi bermain di Thailand. Pasalnya, setahun terakhir dia merumput di sana bersama klub kasta kedua, Khonkaen FC. Bahkan, dia hampir tak tergantikan sehingga mendapat julukan “The Wall Is Khonkaen” atau yang diartikan tembok pertahanan kuat di Thailand.

Apa yang diraih Yanto Basna saat ini bukan hal yang intan. Banyak rintangan, cobaan hingga tenaga yang harus dikeluarkannya seperti yang diceritakannya kepada Kompas.com.

Saat memutuskan akan hijrah ke Thailand pada awal tahun 2018, banyak tawaran yang datang dari klub-klub besar seperti Persipura Jayapura dan beberapa klub Malasia. Kontrak yang ditawarkan pun terbilang fantastis. Namun, dia memutuskan pergi ke Thailand.

Mantan pemain Sriwijaya FC itu mengaku sempat frustrasi saat berangkat ke Thailand. Pasalnya, klub yang dijanjikan seorang agen kepadanya ternyata tidak ada.

Sedih, menyesal dan kesal beraduk menjadi satu. Apalagi, dia telah menolak tawaran dari beberapa klub yang ingin menggunakan jasanya.

Akan tetapi, pemain berposisi bek tengah itu tak putus asa. Bermodalkan nyali besar, dia mencari seorang agen lokal Thailand untuk mencari klub. Dia mendapat informasi Khonkaen menginginkan jasanya.

“Saat mendapat informasi itu, saya langsung katakan mau mengikuti seleksi walau tidak tahu lokasi klub itu. Saat itu saya hanya ingin bermain di Thailand. Lalu, saya minta kepada seorang agen untuk membelikan tiket pesawat ke sana. Saya pergi sendiri dengan pesawat jenis ATR. Sesampai di sana bukan langsung diterima tetapi seperti diseleksi dan mengikuti trial dua minggu,” ungkap pria jebolan Mitra Kulkar itu.

Saat trial, banyak cerita lucu dan mengesalkan yang dialami Yanto Basna. Selain bahasa, disiplin yang tinggi menjadi tantangan. Bahkan dalam perjalanannya, dia terkena denda lantaran terlambat dua menit ke bandara.

“Bayangkan saja. Kalau kita berada di satu kelompok dengan warna kulit berbeda sendiri dan tak memahi bahasa yang mereka gunakan. Tak hanya itu, selama trial saya mendapat banyak teguran dari pelatih. Mulai dari passing yang kerab dianggap salah, hingga tingkat kedisiplinan," ujarnya.

"Jujur, saat trial di sana, saya dianggap tak memiliki skill bermain dan juga diibaratkan seorang bocah kecil yang baru belajar bermain sepak bola,” tambahnya.

Namun pria yang pernah membela Timnas U-21 dan senior itu mengaku tak ingin menyerah. Dia tetap kerja keras.

“Mengenai bahasa, saya sering mengeluarkan bahasa lokal saat trial, bahasa itu saya ambil dari mereka yang menggunakannya saat latihan. Ya, kalau saya ucapkan bahasa di sana, sering mendapatkan ledekan dan tawa dari mereka. Tapi, justru itu membuat mereka respek kepada saya,” ungkap Yanto Basna.

“Usai trial. Sempat saya diminta untuk memperpanjang trial satu minggu lagi. Namun, saya dengan tegas saat itu meminta kejelasan, jadi saya tolak. Lalu mengatakan kepada mereka, saya perlu kontrak. Kalau tidak saya kembali ke Indonesia."

"Beruntung, saat itu pelatih mampu memahami karakter pemain yang dapat dibina dan diberikan kepercayaan sehingga dia langsung menyodorkan kontrak tanpa memperpanjang trial saya. Bahkan, selama pertandingan saya hanya absen satu kali, lantaran kena akumulasi kartu kuning."

Pria yang lahir 12 Juni 1995 itu mengaku, sangat senang mendapat kesempatan bermain di Thailand. Banyak hal yang diperolehnya di sana, salah satunya tentang janji dan kesepakatan yang tak boleh diingkari klub dan pemain.

Tak hanya itu, sistem kompetisi di Thailand, jauh lebih baik dari Indonesia dan negara lain di Asia Tenggara. Hal itu membuatnya tertarik untuk lebih lama bermain di luar Indonesia.

“Kita tahu sendiri. Kompetisi di Tanah Air tak sebaik negara lain. Lalu, banyak klub di Tanah Air kurang berkomitmen dengan kesepakatan yang telah dibuat bersama pemain. Di Thailand, kita terlambat latihan atau berangkat ke bandara, lima menit saja, gaji dipotong. Tetapi, ketika kita menerima gaji tak pernah terlambat. Nah, kompetisi seperti ini sangat saya butuhkan,” pungkasnya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Permintaan Maaf Mourinho yang Terkuak oleh Kisah Schweinsteiger

Permintaan Maaf Mourinho yang Terkuak oleh Kisah Schweinsteiger

Liga Inggris
Jadwal Liga Spanyol, El Clasico Real Madrid Vs Barcelona

Jadwal Liga Spanyol, El Clasico Real Madrid Vs Barcelona

Liga Spanyol
Saat Legenda Timnas Indonesia 'Angkat Topi' untuk Ernando Ari...

Saat Legenda Timnas Indonesia "Angkat Topi" untuk Ernando Ari...

Timnas Indonesia
Klopp Pulang Tanpa Keajaiban, Liverpool Terbentur Hati 'Sang Dewi'

Klopp Pulang Tanpa Keajaiban, Liverpool Terbentur Hati "Sang Dewi"

Liga Lain
Piala Asia U23 2024, Syarat Timnas U23 Indonesia Lolos ke Perempat Final

Piala Asia U23 2024, Syarat Timnas U23 Indonesia Lolos ke Perempat Final

Timnas Indonesia
Rapuhnya Pertahanan Arema FC...

Rapuhnya Pertahanan Arema FC...

Liga Indonesia
Persib Vs Persebaya, Bek Maung Waspada meski Bajul Ijo Tanpa Top Skor

Persib Vs Persebaya, Bek Maung Waspada meski Bajul Ijo Tanpa Top Skor

Liga Indonesia
Pesan STY yang Picu Hasil Bersejarah Timnas Indonesia di Piala Asia U23

Pesan STY yang Picu Hasil Bersejarah Timnas Indonesia di Piala Asia U23

Timnas Indonesia
Xabi Alonso Ucap 'Roma, Roma, Roma', De Rossi Cium Aroma Balas Dendam

Xabi Alonso Ucap "Roma, Roma, Roma", De Rossi Cium Aroma Balas Dendam

Liga Lain
Timnas Indonesia Bekuk Australia, Asa ke Olimpiade 2024 Terjaga

Timnas Indonesia Bekuk Australia, Asa ke Olimpiade 2024 Terjaga

Timnas Indonesia
Milan Dilibas 10 Pemain Roma, Langsung 'Disidang' Ultras di Olimpico

Milan Dilibas 10 Pemain Roma, Langsung "Disidang" Ultras di Olimpico

Liga Lain
Persib Vs Persebaya, Saat Bojan Hodak Rasakan Tekanan Berbeda...

Persib Vs Persebaya, Saat Bojan Hodak Rasakan Tekanan Berbeda...

Liga Indonesia
5 Fakta Menarik Indonesia Bekuk Australia, Mental dan Ernando Pembeda

5 Fakta Menarik Indonesia Bekuk Australia, Mental dan Ernando Pembeda

Timnas Indonesia
Cara Bertahan Timnas U23 Indonesia yang Perpanjang Kebuntuan Australia

Cara Bertahan Timnas U23 Indonesia yang Perpanjang Kebuntuan Australia

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Australia: Komang Teguh Ubah Ketegangan Jadi Kelegaan

Indonesia Vs Australia: Komang Teguh Ubah Ketegangan Jadi Kelegaan

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com