JAKARTA, KOMPAS.com - Pelatih tim nasional (timnas) Indonesia, Bima Sakti, memberi masukan kepada PSSI untuk menyusun program yang jelas jika ingin skuad Garuda meraih prestasi.
Lebih penting lagi, Bima menilai prestasi tidak bisa didapat dengan cara instan.
"Yang paling penting jangan instan," kata Bima usai laga Indonesia Vs Filipina di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (25/11/2018).
Baca juga: Tahan Indonesia Tanpa Gol, Filipina ke Semifinal Piala AFF 2018
Bima menekankan pentingnya kompetisi usia dini. Ia mencontohkan pengalamannya sewaktu bermain di Swedia bersama Helsingborg pada 1996.
Bima menyebut ketika itu setiap akhir pekan, tim Helsingborg A hingga D bermain di level kompetisi usia yang berbeda-beda.
Hal itu membuktikan Swedia sudah punya jenjang kompetisi usia muda yang baik.
"Kompetisi usia dini harus dijalankan. Karena dari kompetisi terbentuk pemain-pemain yang bagus. Jadi siapa pun nanti ketua umumnya (PSSI), mau berapa tahun lagi, kompetisi kelompok umur harus jalan," ucap Bima.
Baca juga: Indonesia Vs Filipina, Bima Terharu dengan Suporter di SUGBK
Menurut Bima, di Indonesia, kompetisi usia muda belum berjalan dengan baik. Akibatnya proses perekrutan pemain timnas usia muda dilakukan dengan tidak teratur.
Hal itu tentu berbeda dengan Jepang. Bima mengaku pernah berbicang dengan tim pelatih timnas U-19 Jepang.
Dari keterangan yang ia dapat, timnas U-19 Jepang sudah dibina sejak tujuh tahun terakhir. Pemain-pemain juga direkrut dari kompetisi.
Baca juga: Indonesia Minim Kompetisi Usia Muda, kalau Ada Hanya Jelang Pilkada
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.