Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tewasnya Suporter, Saat Sepak Bola Sekadar Industri hingga Rivalitas Salah Kaprah

Kompas.com - 25/09/2018, 13:19 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Fanatisme pendukung sepak bola yang melahirkan kebencian terhadap pendukung klub lain kembali menimbulkan korban jiwa.

Kali ini terjadi pada Haringga Sirla (23), suporter klub Persija Jakarta yang tewas dikeroyok menjelang pertandingan klub kesayangannya melawan Persib Bandung di Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Jawa Barat pada Minggu (23/9/2018).

Kejadian ini sontak menyita perhatian dan mengundang keprihatinan berbagai pihak. Bukan hanya sesama pendukung Persija Jakarta yang berduka, tetapi juga masyarakat Indonesia.

Banyak pihak yang menyayangkan mengapa dunia persepakbolaan Indonesia masih saja dikotori oleh ulah suporter yang brutal dan biadab.

Sepak bola yang seharusnya menjadi ajang pertandingan yang menghibur dan mengajarkan sportivitas, justru menjadi ajang kekerasan bahkan pembunuhan oleh sejumlah oknum penontonnya.

Baca juga: Jejak Rivalitas Sepak Bola Indonesia di Mata Suporter

Sebuah industri

Menurut pengamat olahraga, Rayana Djakasurya, persepakbolaan di Indonesia tak ubahnya sebuah industri yang hanya berorientasi pada uang semata. Sepak bola sebagai olahraga yang menjunjung nilai sportivitas dan kemanusiaan kini sulit ditemui.

"Dalam pertandingan sepak bola, yang pertama masuk ke stadion adalah penegak hakim garis, wasit. Kedua, dia membawa anak-anak kecil, dipegang. Itu lambang, sepak bola adalah permainan yang diatur dan akan diturunkan kepada generasi di bawahnya," ujar Rayana saat dihubungi Kompas.com Senin (24/9/2018) malam.

Ia mencontohkan sepak bola di luar negeri, walaupun tanpa penonton, pertandingan dapat tetap berjalan. Sementara di Indonesia, keberadaan penonton menjadi sesuatu yang dipandang sangat penting karena bernilai ekonomi.

Rayana pun menyesalkan orientasi ekonomi itu menyebabkan dunia sepak bola di Indonesia sulit sekali mengatur perilaku suporter.  Misalnya, menurut dia, saat insiden di Malang, pelatih Persib terkena lemparan hingga kepalanya berdarah-darah. Namun tidak ada tindakan tegas dari PSSI.

"Mestinya Komisi Disiplin dari PSSI melakukan tindakan atau menyetop tidak boleh dua kali pertandingan, tidak bermain atau di tempat netral di mana, itu harus dilakukan," ucap Rayana.

"Ini asal uang karena uang persib penontonnya banyak. Kesannya di sini ini industri yang dikejar uangnya, di negara orang mah lain," ujar pria yang dikenal sebagai pengamat Liga Italia Seria A di layar kaca pada periode '90-an ini.

Baca juga: Orang Tua Suporter Persija yang Tewas Berharap Tak Ada Korban Lagi

Tingkat keamanan rendah

Tidak hanya faktor penyelenggaraan, Rayana juga menyoroti perihal keamanan. Menurut dia, aparat keamanan yang bertugas mengamankan jalannya pertandingan tidak memiliki rasio perhitungan yang matang tentang jumlah penonton yang akan datang ke stadion.

Ini menyebabkan perbandingan aparat dengan penonton yang harus diamankan tidak dapat diketahui dengan pasti.

Pertandingan sepak bola di Indonesia pun belum bisa dikatakan aman untuk disaksikan oleh semua kalangan. Kondisi ini jelas berbeda dengan sepak bola yang ada di luar negeri, meski suporternya juga memiliki fanatisme terhadap klub.

"Coba saja, mereka bisa bawa anak kecil, bawa anak muda, ada perempuan, orang di kursi roda, mereka bisa," kata Bung Ray.

Halaman:


Terkini Lainnya

Penantian Febri Hariyadi Cetak Gol untuk Persib, Harapan Pelatih

Penantian Febri Hariyadi Cetak Gol untuk Persib, Harapan Pelatih

Liga Indonesia
Link Live Streaming Indonesia vs Australia di Piala Asia U23, Kickoff 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Australia di Piala Asia U23, Kickoff 20.00 WIB

Timnas Indonesia
Kevin De Bruyne Lewati Rekor Rooney di Liga Champions saat Bela Man United

Kevin De Bruyne Lewati Rekor Rooney di Liga Champions saat Bela Man United

Liga Champions
Empat Fakta Jelang Indonesia Vs Australia

Empat Fakta Jelang Indonesia Vs Australia

Timnas Indonesia
Kabar Baik dan Buruk Persib Jelang Lawan Persebaya

Kabar Baik dan Buruk Persib Jelang Lawan Persebaya

Liga Indonesia
Cerita Unik di Balik Kemenangan PSM atas PSIS

Cerita Unik di Balik Kemenangan PSM atas PSIS

Liga Indonesia
Persib Lolos Championship Series, Manfaatkan Hasil Persija Vs Persis

Persib Lolos Championship Series, Manfaatkan Hasil Persija Vs Persis

Liga Indonesia
Persija Menang atas Persis di Jakarta, Jakmania Bicara Identitas dan Pembenahan

Persija Menang atas Persis di Jakarta, Jakmania Bicara Identitas dan Pembenahan

Liga Indonesia
Empat Tim di Semifinal Liga Champions: Real Madrid Vs Bayern, PSG Vs Dortmund

Empat Tim di Semifinal Liga Champions: Real Madrid Vs Bayern, PSG Vs Dortmund

Liga Champions
Rahasia Kiper Madrid Gagalkan Tendangan Penalti Bernardo Silva

Rahasia Kiper Madrid Gagalkan Tendangan Penalti Bernardo Silva

Liga Champions
Hasil Liga Champions: Man City Vs Real Madrid 1-1, Bayern 1-0 Arsenal

Hasil Liga Champions: Man City Vs Real Madrid 1-1, Bayern 1-0 Arsenal

Liga Champions
Gagal ke Semifinal Liga Champions, Arsenal Dinilai Tetap Hebat

Gagal ke Semifinal Liga Champions, Arsenal Dinilai Tetap Hebat

Liga Champions
Hasil Man City vs Real Madrid 1-1 (Pen. 3-4): El Real Lolos ke Semifinal

Hasil Man City vs Real Madrid 1-1 (Pen. 3-4): El Real Lolos ke Semifinal

Liga Champions
FT Man City vs Real Madrid 1-1 (agg. 4-4): De Bruyne Samakan Kedudukan, Laga Lanjut Extra Time

FT Man City vs Real Madrid 1-1 (agg. 4-4): De Bruyne Samakan Kedudukan, Laga Lanjut Extra Time

Liga Champions
Hasil Bayern Vs Arsenal, The Gunners Tersingkir karena Tandukan Maut

Hasil Bayern Vs Arsenal, The Gunners Tersingkir karena Tandukan Maut

Liga Champions
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com