Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Valentino "Jebreeet" Simanjuntak, Tukang Gorengan Pun Dikomentari

Kompas.com - 23/09/2018, 17:00 WIB
Ferril Dennys,
Jalu Wisnu Wirajati

Tim Redaksi

KOMPAS.COM - Bagi Anda yang sering menonton pertandingan sepak bola Indonesia di layar kaca tentunya tak asing dengan sosok Valentino Simanjuntak. Orang lebih banyak mengenalnya sebagai Bung Jebreeet karena ocehannya ketika memandu pertandingan. 

Valent, begitu biasa dia disapa, memiliki ciri khas yang bisa dibilang fenomenal saat memandu acara. Biasanya, dia sangat "berisik" dan menggunakan jargon-jargon buatannya sendiri.

Dikatakan berisik karena dia sering heboh dan berbicara cepat saat memandu pertandingan. Kata "Jebreet" sering keluar dari mulut Valentino Simanjuntak untuk menggambarkan pemain saat menendang bola.

Jargon ini pula yang kemudian sangat melekat dalam diri Valent. Apa rahasia dia sehingga bisa memandu acara dengan bicara cepat bak seorang rapper?

"Saya senang pertanyaannya. Banyak yang bilang saya sejak lahir begitu, bisa bicara cepat. Padahal, hal ini memang dilatih," kata Valent di sela-sela acara Jebreetalk di Jakarta, Sabtu (15/8/2018).

Baca juga: Istilah-istilah Aneh Bung Valentino "Jebreeet" Simanjuntak di Piala AFF U-18

Valent mengaku sering berlatih sehingga bisa berbicara cepat. Latihan yang dilakukannya tidak terlalu serius, dia bisa melakukannya di mana pun dan mengomentari apa pun.

"Kalau di mobil, saya sering berkomentar kalau melihat apa pun. Saya mengomentari orang sedang macet. Ada pengamen, saya komentari. Ada tukang gorengan sedang menggoreng, saya komentari," ujar Valent mengisahkan.

"Akhirnya karena kebiasaan, melihat apa pun, jadi lancar saat berbicara cepat. Saya juga melakukan hal ini dalam kebiasaan sehari-hari," ujarnya menambahkan.

Valentino Simanjuntak mengakui berbicara cepat menjadi karakternya mengingat suara dia yang diakuinya tidak terlalu bagus.

"Saya bersyukur karena untuk ukuran radio, suara saya tidak laku. Suara saya cempreng," tutur pria yang memiliki latar belakang sarjana hukum ini.

"Saya pikir hal itu kelemahan, ternyata jadi keunikan. Gaya berbicara cepat dan kencang menjadi ciri khas saya," kata Valent.

Lebih lanjut, Valent mengungkapkan rahasia menjaga aset pentingnya tersebut. Tidak jarang, suara Valent menjadi parau karena berbicara cepat dan menggunakan intonasi keras.

"Saya masih makan gorengan atau minum es. Tetapi, kalau tenggorokan sudah terasa tidak enak, saya banyak minum jahe," pembawa acara Net Soccer ini. 

"Kebetulan di dekat studio saya bertugas selalu ada yang menjual minuman jahe. Jadi, kalau sudah parah, bisa minum empat gelas saat siaran," tuturnya.

Valentino Simanjuntak memang terkenal memiliki totalitas dalam pekerjaannya. Terlebih, menjadi presenter olahraga merupakan impiannya waktu kecil.

(Baca juga: Berita Timnas U-19 Indonesia - Harga Tiket dan Jadwal Turnamen Segitiga di Stadion Pakansari)

Valent menceritakan kerap mengomentari dirinya ketika sedang bermain bola dengan menggunakan bola tenis meja. Dia berkomentar ala idolanya, Ronny Pangemanan.  

"Latar belakang saya adalah pengacara. Sekitar dua tahun bekerja di kantor pengacara, kemudian ditawari teman menjalani tes menjadi presenter olahraga dan saya bekerja di tempat itu pada 2006 hingga 2010," ucap Valen. 

Mulai 2010, Valen kemudian manggung di televisi nasional. Lalu, namanya mulai dikenal publik saat memandu Piala AFF U-19 yang ditayangkan di stasiun televisi swasta pada 2013.

"Saya diminta menjadi komentator yang berbeda dan disuruh mencari jargon. Saat itu, saya siapkan beberapa jargon, tetapi tidak naik atau viral," kata dia mengisahkan. 

"Saya sebenarnya sudah siapkan kata 'jebreet', tetapi secara spontan karena belum menanyakan kata itu boleh dipakai atau tidak. Akhirnya, ramai malah diminta untuk menggunakan kata itu setiap kali pemain menendang bola," tuturnya.

 

Sejarah "Jebreeet"

Asal-usul kata "Jebreet" sebetulnya tidak lepas dari masa kecil Valentino Simanjuntak.

"Saya dulu pernah bermain di daerah Srengseng Sawah, Jagakarsa. Kami kalau bermain setiap sore tidak menggunakan alas kaki di lapangan bola voli. Saya kan pendatang dari Sumatra, sementara teman-teman anak Betawi," kata Valen.

"Setiap menendang kencang, teman saya bilang: 'Kamu jebreeetin saja kipernya, terus di-jebreeetin saja.' Jadi, itu sebenarnya kata yang ada di memori otak saya dari kecil," ucap Valentino Simanjuntak.

Gaya heboh dan berbeda tidak jarang membuat Valent diterpa kritik, baik dari rekan seprofesi atau publik. Namun, dia tidak peduli dan tetap mempertahankan gayanya.

"Ada juga kok yang menyukai cara saya. Jadi, menurut saya masih ada pro dan kontra, belum absolut. Saya hanya berpikir kenapa tidak menciptakan kata sendiri daripada mengikuti orang melulu," tutur Valen.

Bukan tanpa alasan Valentino Simanjuntak mempertahankan gayanya. Dia menilai tidak ada yang baku saat memandu pertandingan sepak bola.

"Ungkapan peluang emas dibuat oleh manusia yang sebelumnya tidak mengenal istilah itu. Tidak ada yang baku sebenarnya," ujar Valen.

"Jadi, saya ubah dan hal itu kemudian memancing penonton yang tidak menyukai bola. Akhirnya malah mulai banyak tertarik menonton bola, termasuk dari kalangan ibu-ibu dan anak-anak," katanya melanjutkan. 

Anak-anak dan ibu-ibu jadi suka menyaksikan acara sepak bola yang dipandunya, terutama kaum perempuan dan anak-anak. Namun, menurut Valent, tidak demikian halnya dengan haters.  

"Di Indonesia sekarang secara geografis dan statistik, penduduk paling banyak itu berusia muda, perempuan, dan netizen. Anak muda dan perempuan inilah yang paling banyak berhasil terambil hati dan pikirannya untuk menonton 'Jebreeet'," kata Valent. 

"Sementara itu, yang marah memang orang itu sudah lama berkecimpung di dunia sepak bola," papar Valen.

Saat memandu pertandingan, Valent tidak hanya "menjual" kehebohan. Dia berusaha membangun hal positif saat bertugas.

 "Setiap mendapatkan kesempatan untuk bisa membawakan acara, terutama timnas Indonesia, yang saya utamakan adalah timnas berprestasi," ujar dia. 

"Kedua, saya mengajak masyarakat yang tadinya pesimistis untuk menjadi optimistis. Kemudian mencoba mengajak mereka untuk tahu dalamnya sepak bola kita," kata Valen.

Impian Valent

Dari memandu pertandingan, terutama laga timnas Indonesia, Valentino Simanjuntak ingin mewujudkan impiannya. Seperti halnya pencinta sepak bola Indonesia, dia ingin melihat Tim Merah Putih berlaga di Piala Dunia. 

"Sekarang, saya sudah pernah merasakan bagaimana cara membawakan acara timnas pada saat menjadi juara, walaupun belum di level timnas senior. Mudah-mudahan, kelak bisa kesampaian mengomentari timnas senior ke Piala Dunia," ucap Valent.

Valent pun membagikan tips bagi mereka yang tertarik menjadi presenter. Dia menilai presenter adalah profesi yang sangat membanggakan dan menjanjikan.

"Presenter ada dua jenis. Jenis pertama yang mendapatkan penghasilan tetap, contohnya presenter-presenter berita. Ada juga mendapatkan penghasilannya per acara atau per episode.," kata pembawa acara Liga 1 itu. 

"Kalau kita sudah sampai di titik mempunyai ciri khas sehingga orang memanggil kita karena ciri khas tersebut, percayalah bahwa pengorbanan dahulu tidak sia-sia," tuturnya. 

Sebelum mencapai hal tersebut, setiap orang harus berusaha dan tak boleh menyerah. 

"Jangan pernah menyerah untuk mengejar mimpi," kata Valent 

"Ketika mimpi tersebut bisa dicapai, percayalah, kebahagiaan itu bukan hanya buat diri sendiri, tetapi juga bisa membahagiakan orang lain," tuturnya. 

Jebreeet.... 

Berikut adalah sebagian istilah Bung Jebreet ketika mengomentari pertandingan seperti dikutip dari BolaSport.com:

  • Tendangan LDR = Tembakan jarak jauh.
  • Tendangan SLJJ = Sama seperti tendangan LDR
  • Jebret = Menembak ke arah gawang
  • Umpan manja = Operan sempurna
  • Rumah Tangga = Pertahanan
  • Umpan antar benua = Umpan jarak jauh
  • Umpan membelah lautan = Umpan terobosan
  • Messi Kelok 9 = Egy Maulana Vikri
  • Harmonisasi rumah tangga = Disiplin dalam bertahan
  • Gerakan 362 = Aksi mencuri bola dari lawan
  • Blusukan = Mengoyak pertahanan lawan
  • Peluang 24 karat = Peluang emas
  • Tendangan depresi = Tembakan ke gawang yang terlalu dipaksakan
  • Umpan membelai = Umpan indah untuk rekan
  • Aksi tipu daya = gocekan
  • Gocek keliling dunia = dribble bola hingga jauh
  • Tendangan PHP = Tendangan yang diharapkan mengarah ke gawang malah mengarah ke tribune.
  • Tendangan menepati janji = Tendangan yang enggak PHP
  • Membuat retak hati = Memorakporandakan pertahanan lawan
  • Gerakan 378 = Gocekan untuk menipu lawan
  • Bon Jovi = Bobotoh nu lalajo di tivi; Bobotoh yang nonton Persib dari televisi
  • Menjaga koordinasi keutuhan rumah tangga = Solid menjaga pertahanan
  • Umpan cuek = Oper bola tanpa melihat rekan
  • Umpan mubazir = Operan malah diterima lawan
  • Gratifikasi umpan = Menerima operan lawan
  • Umpan tega = Operan terlalu kencang dan enggak bisa diraih
  • Gelandang penimba sumur = Pemain jangkar/gelandang bertahan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com