Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tenis Meja yang Tak Seberuntung Bulu Tangkis

Kompas.com - 14/08/2018, 22:03 WIB
Arin Nabila,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tenis meja dan bulu tangkis merupakan olahraga yang sering dimainkan sebagian besar masyarakat di Indonesia.

Meskipun sama-sama menjadi olahraga yang cukup populer di Indonesia, nasib kedua olahraga ini berbeda. Tenis meja tidak seberuntung bulu tangkis.

Bulu tangkis bisa dibilang menjadi cabang olahraga yang paling banyak menyumbangkan prestasi di ajang internasional. Jauh berbeda dengan tenis meja yang dianggap kurang memiliki sejarah prestasi membanggakan di tingkat internasional.

Tidak hanya dari segi prestasi, dari segi pembinaan atlet pun tenis meja masih kalah jauh. Ketika hampir di tiap daerah di Indonesia ada klub yang membina atlet-atlet bulu tangkis, justru untuk tenis meja, tidak semua daerah terdapat GOR khusus.

Pelatih tenis meja, Haryono, mengungkapkan bahwa beberapa klub tenis meja yang ada hanya sekadar untuk mengembangkan hobi tetapi tidak dimanfaatkan untuk pembinaan atlet.

"Di tempat-tempat lain memang ada klub, tetapi cenderung hanya untuk hobi, tak serius untuk pembinaan. Akibatnya, atlet yang lahir jauh di bawah standar. Bahkan, jika masuk pelatnas, mereka harus dibina lagi dari nol untuk jadi atlet standar internasional," ujar peraih emas SEA Games 1983, 1987 dan 1989 itu.

Bahkan ada satu klub legendaris di Surabaya, Jawa Timur, saat ini terpaksa vakum lantaran tak ada lagi tempat latihan.

Padahal, klub yang diberi nama Harapan Cerah Insan yang Sejati (HCIYS) itu eksis sejak 1960-an dan banyak melahirkan atlet nasional yang mencetak prestasi dalam SEA Games seperti Leman Affandi, Loka Purnomo, Hartono Herlin, Liliana Wibisono, Karnelia Ailin dan Haryono Wong.

Kendala infrakstruktur dan kurangnya perhatian untuk pembinaan atlet yang dialami di beberapa klub tenis meja menjadi penghambat lahirnya atlet tenis meja yang andal.

Indonesia pun masih sulit bersaing dengan negara-negara Asia penguasa tenis meja dunia seperti China, Jepang, Korea Selatan, dan Hongkong.

Pada Asian Games 2018, Indonesia harus menghadapi tantangan yang begitu berat. Apalagi setelah ganda putra Sinyo Supit/Empie Wuisan meraih medali perak Asian Games 1978 dan beregu putra meraih peringkat keenam di Asian Games 1982, belum ada lagi atlet tenis meja setelahnya yang meraih prestasi cemerlang di pesta olahraga se-Asia tersebut.

Di tingkat SEA Games pun Indonesia terakhir kali membawa medali emas pada 2005. Dalam 10 tahun terakhir, prestasi tenis meja di SEA Games juga melempem.

"Bahkan, terakhir kali atlet tenis meja Indonesia meraih emas SEA Games adalah Muhammad Hussein pada nomor tunggal di SEA Games Manila 2005," Haryo menambahkan.

Walaupun harus menghadapi persaingan yang teramat berat dalam Asian Games, tenis meja Indonesia tetap siap. Hal ini dibuktikan dengan pengiriman 12 atlet terpilih untuk melakukan pemusatan pelatihan di China selama enam bulan sejak tahun lalu.

Salah satu anak asuh Haryono, Rina Sintya, yang diproyeksikan tampil di Asian Games nomor tunggal putri, beregu putri, dan ganda campuran ini juga optimistis Indonesia mampu meraih medali.

"Saya yakin tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Yang penting kita harus yakin dan kerja keras," ucap Rina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sinergi Indonesia dan UEA Mengembangkan Pencak Silat agar Mendunia

Sinergi Indonesia dan UEA Mengembangkan Pencak Silat agar Mendunia

Olahraga
Indonesia akan Tampil di Kejuaraan Atletik Asia U20 di Dubai

Indonesia akan Tampil di Kejuaraan Atletik Asia U20 di Dubai

Sports
Atlet Selancar Rio Waida Bidik Medali Olimpiade Paris 2024

Atlet Selancar Rio Waida Bidik Medali Olimpiade Paris 2024

Sports
Tim Thomas dan Uber Latihan Perdana, Shuttlecock Jadi Kendala

Tim Thomas dan Uber Latihan Perdana, Shuttlecock Jadi Kendala

Badminton
Prediksi Persib Vs Borneo FC, Jadi Duel Tim Pelapis?

Prediksi Persib Vs Borneo FC, Jadi Duel Tim Pelapis?

Liga Indonesia
Komitmen Perpanjang Kontrak STY, Erick Thohir Bicara Generasi Emas Indonesia

Komitmen Perpanjang Kontrak STY, Erick Thohir Bicara Generasi Emas Indonesia

Timnas Indonesia
Rizky Ridho Merasa Beruntung Timnas Indonesia Dilatih Shin Tae-yong

Rizky Ridho Merasa Beruntung Timnas Indonesia Dilatih Shin Tae-yong

Timnas Indonesia
Aji Santoso Bicara Piala Asia U23 2024: Indonesia Hati-hati Anti Klimaks

Aji Santoso Bicara Piala Asia U23 2024: Indonesia Hati-hati Anti Klimaks

Timnas Indonesia
Prediksi 3 Pemerhati Sepak Bola Indonesia Vs Korea Selatan, Asa Menang Itu Ada

Prediksi 3 Pemerhati Sepak Bola Indonesia Vs Korea Selatan, Asa Menang Itu Ada

Timnas Indonesia
Komitmen Ketum PSSI untuk Perpanjang Kontak Shin Tae-yong hingga 2027

Komitmen Ketum PSSI untuk Perpanjang Kontak Shin Tae-yong hingga 2027

Timnas Indonesia
Jadwal Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024, Mulai Sabtu 27 April

Jadwal Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024, Mulai Sabtu 27 April

Badminton
Indonesia Vs Korea Selatan, Garuda Muda Tak Dianggap Underdog

Indonesia Vs Korea Selatan, Garuda Muda Tak Dianggap Underdog

Timnas Indonesia
Xavi Putuskan Bertahan di Barcelona hingga Juni 2025

Xavi Putuskan Bertahan di Barcelona hingga Juni 2025

Liga Spanyol
Liverpool Tumbang di Tangan Everton, Van Dijk Bicara Perebutan Gelar

Liverpool Tumbang di Tangan Everton, Van Dijk Bicara Perebutan Gelar

Liga Inggris
Man United Vs Sheffield United: Bruno Berjaya, Kemenangan MU Hal Utama

Man United Vs Sheffield United: Bruno Berjaya, Kemenangan MU Hal Utama

Liga Inggris
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com