KOMPAS.com - Perhelatan Asian Games 2018 menjadi ajang pembuktian bagi atlet menembak nasional. Pasalnya, Indonesia telah puasa juara selama lebih dari 50 tahun setelah terakhir kali meraih perunggu pada 1966.
Manajer pelatnas menembak, Sarozawato Zai, mengatakan bahwa pemerintah Indonesia biasanya akan memberikan perhatian ketika atletnya sudah memiliki prestasi atau juara.
"Di Indonesia, atlet atau cabang olahraga baru mendapat perhatian ketika sudah jadi (berprestasi). Beda dengan negara maju, mereka memperhatikan atlet dari nol hingga jadi," ungkap Sarozawato seperti dikutip dari Harian Kompas (28/7/2018).
Baca Juga: Jadwal Babak Penyisihan Grup Sepak Bola Putra Asian Games 2018
Oleh karena itu, PB Perbakin berupaya memperbaiki situasi seperti membuat pola pembinaan agar olahraga menembak dapat diminati oleh generasi muda sehingga muncul bibit atlet yang baru dan unggul.
Upaya tersebut juga juga diharapkan dapat mengukir prestasi baru sehingga atlet menembak nasional nantinya mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah.
Atlet menembak nasional nomor 10 m air rifle putra, Fathur Gustafian, mengharapkan agar pada pertandingan Asian Games mendatang dapat menjadi ajang pembuktian bagi atlet menembak untuk dapat menyumbang emas untuk Indonesia.
"Kami bertekad untuk berprestasi di sini karena ini satu-satunya cara agar cabang kami bisa diperhatikan pemerintah," ungkap Fathur.
Atlet menembak nasional dipastikan dapat bertanding pada 18-26 Agustus 2018 di Komplek Olahraga Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan. Terdapat 30 atlet menembak nasional yang diturunkan yang akan bermain pada 20 nomor menembak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.