KOMPAS.com - Federasi Sepak Bola Dunia, FIFA, memberikan hukuman terhadap dua pemain timnas Swiss, Xherdan Shaqiri dan Granit Xhaka.
Menurut laporan Goal yang dikutip BolaSport.com, FIFA memberikan hukuman bagi Xherdan Shaqiri dan Granit Xhaka berupa denda.
Nominal denda tersebut senilai 7.500 pounds atau sekitar Rp 141 juta bagi masing-masing pemain.
Hukuman tersebut terhitung ringan jika dibandingkan dengan prediksi banyak media yang memperkirakan bahwa Xherdan Shaqiri dan Granit Xhaka bakal menerima sanksi larangan bermain.
Baca juga: Selebrasi Berbau Politis, Shaqiri dan Xhaka Terancam Sanksi
Kedua pemain Swiss itu menerima hukuman tersebut gara-gara membuat simbol lewat tangannya seperti burung yang mengepakkan sayap dan menempelkannya di tengah dada.
Diduga, selebrasi itu adalah bentuk dari burung Elang pada bendera negara Albania yang berusaha ditunjukkan Xherdan Shaqiri dan Granit Xhaka kepada dunia.
Simbol tersebut diperlihatkan kala merayakan gol ke gawang timnas Serbia pada laga lanjutan Grup E di Kaliningrad Stadium, Kaliningrad, Jumat (22/6/2018) waktu setempat atau Sabtu dini hari WIB.
Selain Xherdan Shaqiri dan Granit Xhaka, kapten Swiss, Stephan Lichtsteiner, juga menerima sanksi denda senilai 3.700 pounds karena perilaku serupa.
Albania merupakan negara yang pernah berseteru secara politik dengan Serbia pada masa lampau.
Dugaan bahwa selebrasi tersebut bermuatan politis tak lepas dari latar belakang Shaqiri dan Xhaka yang berasal dari keluarga imigran dan memiliki darah Albania.
Dilansir BolaSport.com dari laman NBC Sports, Shaqiri lahir di Kosovo sebelum pindah ke Swiss bersama orangtuanya dan tiga saudara kandungnya ketika dia baru berusia satu tahun.
Kepindahan Shaqiri ternyata disebabkan dengan kegaduhan yang terjadi di Kosovo dengan Pemerintah Serbia.
Kosovo lalu mendeklarasikan kemerdekaannya dari Serbia pada 2008, tetapi tidak diakui sebagai bangsa yang berdaulat oleh Serbia.
Baca Juga: 3 Skenario Kelolosan Jerman ke Babak 16 Besar Piala Dunia 2018
Kisah yang hampir mirip pun dialami oleh Xhaka yang juga memiliki darah keturunan Albania.
Ayah Xhaka sebelumnya berpartisipasi dalam demonstrasi menentang pemerintahan komunis Yugoslavia di Kosovo.