KOMPAS.com - Petenis tunggal putra nomor satu dunia asal Spanyol, Rafael Nadal, menolak disamakan dengan pesepak bola Barcelona yang juga rekan senegaranya, Gerard Pique.
Rafael Nadal mengatakan bahwa ada perbedaan cara pandang antara dia dan Gerard Pique.
Menurut Nadal, dia adalah seseorang yang memberikan dukungan kepada Pemerintah Spanyol untuk urusan penyatuan negara, sementara Pique adalah kebalikannya.
Beberapa waktu lalu, pesepak bola berusia 31 tahun itu mendukung Catalunya untuk memisahkan diri dari Spanyol dan memerdekakan diri.
Baca juga: VIK Selamat Datang Piala Dunia 2018
"Saya pikir situasi Gerard Pique berbeda dengan saya dalam hal perdebatan kemerdekaan Catalunya," kata Nadal dilansir BolaSport.com dari Express.
"Gerard Pique tampak terlalu terlibat dalam perdebatan, sementara saya hanya mengamati situasi," ujar Nadal lagi.
Proses pengamatan terhadap politik ini diakui Rafael Nadal karena dia ingin mewujudkan diri sebagai warga negara yang baik.
Menurut Nadal, pengamatannya itu dilakukan sebagai bentuk ketulusan, bukan kecenderungan politik.
"Suatu hari saya tidak ingin memberikan pendapat tentang pengamatan sebagai pemain tenis, tetapi sebagai warga negara Spanyol biasa. Saya ingin memberikan pendapat yang sederhana," ujar Nadal.
"Saya tidak mengklaim atau menuntut apa pun. Saya percaya pemerintahan yang baik sedang diusahakan, dengan para menteri penting, dan saya berharap mereka yang terbaik bisa memimpin kami ke jalan yang benar," kata petenis berusia 32 tahun itu.
"Saya sangat tulus dalam hal ini. Saya tidak pernah mengatakan kecenderungan politik saya dan saya memang harus melakukannya," tutur Nadal lagi.
Baca juga: VIK Selamat Datang Piala Dunia 2018, dari Fakta, Rekor, hingga Jadwal
Semenjak muncul ke permukaan, isu kemerdekaan Catalunya telah menarik perhatian Rafael Nadal.
Meski menginginkan Spanyol tetap utuh, faktanya Catalunya tetap ingin memisahkan diri.
Catalunya "berhasil" memisahkan diri dari Spanyol setelah dilakukan referendum penentuan nasib yang dilakukan pada 1 Oktober 2017.
Hasil dari referendum tersebut ialah 62,4 persen warganya setuju untuk merdeka.
Setelah referendum, Catalunya mendeklarasikan kemerdekaan pada 27 Oktober 2017.
Namun, kemerdekaan mereka tidak berlanjut karena Pemerintah Spanyol langsung menindak tegas para pimpinan Catalunya. (Susi Lestari)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.