Lolos ke Final Piala Jerman, Finalis Ini Pantas Dapat Hadiah Nobel

GELSENKIRCHEN, KOMPAS.com - Pelatih Eintracht Frankfurt, Niko Kovac, mengatakan bahwa saat ini timnya layak mendapatkan hadiah Nobel karena hasil yang mereka raih. Dalam dua musim beruntun, Frankfurt lolos ke babak final Piala Jerman atau DFB Pokal.

Eintracht Frankfurt lolos ke final setelah menang 1-0 atas Schalke 04, Rabu (18/4/2018) atau Kamis dini hari WIB. Gol penentu kelolosan Frankfurt dicetak pleh Luka Jovic. 

Pada laga final Piala Jerman antara Eintracht Frankfurt akan menghadapi Bayern Muenchen. Laga yang akan dilaksanakan pada 19 Mei 2018 itu merupakan pertandingan penutup untuk kompetisi sepak bola di Jerman.

(Baca Juga: Bobol Barcelona Pakai Tangan, Penyebab Kartu Merah Ini Jadi Trending Topic)

43 - @eintracht_eng reach the final of the @DFBPokal_EN in two consecutive seasons for the first time in 43 years. Era. #S04SGE pic.twitter.com/ppc7WxoH7B

— OptaFranz (@OptaFranz) April 18, 2018

Niko Kovac menganggap, keberhasilan lolos Frankfurt hingga final ini merupakan pencapaian yang harus dihargai. Bahkan, dia menyebut anak-anak asuhannya pantas mendapatkan hadiah Nobel.

"Itu adalah Eintracht Frankfurt yang kalian semua lihat. Kami berada di final selama dua tahun berturut-turut," kata pelatih berusia 46 tahun tersebut seperti yang dilansir dari situs resmi Eintracht Frankfurt.

"Tim ini berhak mendapatkan hadiah nobel atas apa yang mereka raih," tuturnya lagi. 

Musim lalu, Frankfurt juga melangkah ke final. Namun, pada laga puncak, mereka kalah 1-2 dari Borussia Dortmund. 

Lawan kali ini tidak kalah berat. Mereka akan kembali ke Stadion Olimpiade Berlin menghadapi juara Liga Jerman musim ini, Bayern Muenchen, klub yang akan dilatih Kovac musim depan. 

"Tentu saja, kami tahu siapa yang akan kami hadapi di Berlin. Namun, kami bangga dengan pencapaian hari ini," kata Kovac melanjutkan. 

"Sekali lagi, kami memenangi semifinal untuk melawan klub besar dan kami ingin menikmati itu," ujarnya.

Untuk diketahui, Kovac telah diumumkan resmi melatih Bayern pada Jumat (13/4/2018). Dia menggantikan posisi pelatih Bayern sekarang, Jupp Heynckes, yang akan pensiun lagi pada akhir musim ini.

 

Penggunaan maskot pertama kali terjadi pada Piala Dunia 1966 di Inggris. Setiap maskot umumnya disesuaikan dengan adat dan budaya negara sang tuan rumah. Siapakah maskot Piala Dunia yang paling kalian sukai? #DataFaktaPialaDunia #MenujuRusia2018 #Euphorussia #PialaDunia #WorldCup #WC2018

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on Apr 18, 2018 at 6:00am PDT