Demi Carmen pula, dia menunda keberangkatannya untuk mengikuti uji coba tim nasional (timnas) Indonesia pada Juli 2017.
"Saya tidak ingin melewatkan kelahiran bayi pertama kami," tutur Lilipaly terkait anaknya yang akhirnya diberi nama Jax Elion.
Mengambil contoh lebih akbar lagi, ada Johan Cruyff menjelang Piala Dunia 1978. Kalau saja dia melihat sepak bola di atas keluarga, timnas Belanda mungkin sudah menjuarai Piala Dunia, gelar yang masih menjadi alpa buat mereka hingga kini.
Sama seperti Lilipaly di Cambuur, Cruyff merupakan protagonis utama tim beralias De Oranje. Dia menjadi poros dalam konsep Total Football yang digagas Rinus Michels, pelatih timnas Belanda saat itu.
Berkat sumbangan dua golnya, Belanda hampir menjuarai Piala Dunia 1974. Itulah satu-satunya pengalaman Cruyff tampil di Piala Dunia.
Tanpa Cruyff yang memutuskan mundur menjelang turnamen, Belanda pun takluk 1-2 dari tuan rumah Argentina. Tak pelak, dia menjadi "kambing" hitam.
"Jika dia bermain, mungkin ada sedikit perbedaan. Kami mungkin bisa mengalahkan Argentina bukan dengan skor 3-2, tetapi 7-2," tutur jurnalis asal Belanda, Marteen Wijffels.
Lantas, mengapa Cruyff tidak mencoba untuk kali kedua?
Persoalannya lebih kompeks dibandingkan Lilipaly. Ini tidak cuma menyangkut kebahagiaan keluarga, tetapi juga nyawa anak dan istri Cruyff.
Selang 30 tahun setelah turnamen tersebut, Cruyff buka-bukaan tentang alasan di balik keputusannya.
Sosok misterius mendatangi kediamannya dan memberikan ancaman. Kalau Cruyff berangkat ke Piala Dunia, keluarganya bakal dibunuh.
"Anda harus mengetahui bahwa seseorang menodongkan senapan ke kepala, mengikat saya, dan istri di depan anak-anak di rumah saya di Barcelona," kata Cruyff dalam wawancara bersama Radio Catalunya.
Belajar dari kasus Lilipaly dan Cruyff, puncak karier dan keluarga kadang tidak bisa berada di satu jalur.
Mungkin ada momen seperti yang dikatakan Richard Matheson dalam buku berjudul "Collected Stories", "Pada akhirnya, seorang pria harus memilih, mengabdikan hidup untuk pekerjaan atau istri dan anaknya?"
Dan, buat Anda, masih adakah yang melupakan keluarga karena ambisi dalam bekerja?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.