Hanya, perlu diingat bahwa kebutuhan utama Liverpool sesungguhnya bukanlah sprint di lapangan, melainkan maraton di klasemen Premier League. Tengok saja perjalanan mereka pada musim 2016-2017.
Mereka sempat menutup 2016 dengan jarak cuma enam poin dari Chelsea di puncak tabel. Namun, mereka gagal menjaga ritme dan gagal memenangi lima partai liga pertama pada 2017.
1 - Liverpool have won just one of their seven games in 2017 so far, their worst start to a calendar year since 1993. Slump.
— OptaJoe (@OptaJoe) January 26, 2017
Alhasil, gap melebar. Terbentang selisih 17 angka antara Chelsea yang akhirnya menjadi juara, atas Liverpool di tabel akhir.
Untuk menjaga kualitas maraton klubnya, Salah diragukan. Dia memiliki rekam kesuksesan minor dalam membantu perjuangan klubnya mengejar juara liga.
Salah tercatat sempat memenangi titel Premier League 2015. Namun, kontribusi dia sangat minim karena cuma menjalani tiga pertandingan liga dalam kurun tersebut.
AS Roma? Paling bagus, pemain asal Mesir tersebut menikmati kursi runner-up bersama klub ibu kota Italia.
Menjawab keraguan tersebut, Manajer Juergen Klopp melihat klopnya rasa lapar antara Liverpool dan Salah justru bisa menjadi kombinasi hebat. Seperti diketahui, Liverpool juga sudah menahan dahaga juara Premier League sejak 1990.
"Salah adalah pemain ambisius dengan keinginan untuk menang di level tertinggi. Dia menyadari bisa memenuhi ambisinya bersama Liverpool," kata sang juru taktik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.