Memasuki umur kepala tiga, Musthofa dipercaya memimpin empat partai Piala Presiden 2016, salah satunya laga perebutan tempat ketiga antara Persib Bandung dan Semen Padang.
Puncaknya, dia diumumkan sebagai Wasit Terbaik Piala Presiden setelah peluit panjang partai final antara Arema FC dan Borneo FC, Minggu, 12 Maret 2017. Predikat itu menjadi salah satu pertimbangan PT Liga Indonesia Baru mendaulat Musthofa sebagai pemimpin laga pembuka Liga 1.
Baca juga: Distribusi Gelar dan Penghargaan Individu Piala Presiden 2017
Begitu pula kakaknya, Nusur Fadillah. Pemilik nama terakhir dipercaya memimpin laga antara Arema FC dan Persib Bandung pada final Piala Bhayangkara kurang dari satu tahun sebelumnya atau 3 April 2016.
Tekanan
Diakui Musthofa, tekanan sebagai wasit Liga 1 tergolong sangat besar. Suporter di stadion kerap menyuarakan ejekan kurang menyenangkan apabila keputusannya dianggap merugikan.
Musthofa tetap bersikap tegar. Dia merasa sudah mengasah mentalnya ketika menangani level lebih rendah seperti laga tarkam (antarkampung).
"Di sana, tekanan lebih besar. Jadi, ini sudah seperti makanan sehari-hari buat saya," dia.
Baca juga: "Semoga Bapak-bapak Terhormat Mau Kaji Aturan, Gonzales Itu Fenomena"
Menurut Musthofa, kecenderungan itu bisa direduksi apabila wasit meningkatkan performa dan mengurangi intensitas kesalahan di lapangan. Alhasil, munculah kepercayaan publik terhadap sang pengadil.
Kini, Musthofa tengah memperjuangkan misi tersebut. Itu turut menjadi "titipan" dari sang ayah kepada dia.
"Satu pesan bapak, pimpin yang baik, jaga kondisi, jaga konsentrasi, dan ubahlah pandangan penonton supaya tidak mengambinghitamkan wasit terus," ujar Musthofa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.