Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luis Milla dan Kebingungan

Kompas.com - 24/02/2017, 07:20 WIB
Anju Christian

Penulis

KOMPAS.com - Bagi seorang Josep Guardiola, wawasan taktik saja tidak cukup. Penting pula buat pelatih yang kini menangani Manchester City itu tidak mengalami distorsi dalam berkomunikasi.

Oleh karenanya, beberapa bulan sebelum menangani Bayern Muenchen pada 2013, Guardiola menyiapkan diri dengan belajar bahasa Jerman secara getol.

Dikatakan saudaranya, Pere Guardiola, eks juru taktik Barcelona itu menghabiskan empat jam sehari dalam masa sabatikalnya untuk mengikuti kursus privat.

Obsesi Guardiola untuk belajar bahasa Jerman secepat mungkin turut didukung oleh salah satu mentornya, Louis van Gaal, yang juga pernah menangani Bayern.

"Akan menjadi sangat penting buat Guardiola karena bahasa Jerman untuk orang Spanyol sama sulitnya dengan bahasa Spanyol untuk saya yang orang Belanda," ujar Van Gaal.

Singkat cerita, Guardiola sudah berbicara bahasa Jerman dengan lancar pada jumpa pers pertamanya bersama Bayern.

Saat menjalani sesi latihan, Guardiola benar-benar menjadi poliglot. Dia berbicara bahasa Jerman dengan pemain lokal, bahasa Spanyol dengan Javi Martinez, dan bahasa Catalan dengan Juan Bernat.

Kepiawaian Guardiola sebagai "guru bahasa" juga dipamerkan pada jumpa pers menjelang pertemuan Bayern dan Real Madrid di semifinal Liga Champions.

Dia menjawab pertanyaan wartawan dengan bahasa Inggris, Jerman, Spanyol, dan Catalan.

Itulah salah satu faktor kesuksesan Guardiola meraih tiga gelar Bundesliga dan dua trofi DFB Pokal bersama Bayern.

CHRISTOF STACHE/AFP Josep Guardiola menerima medali juara Bundesliga setelah Bayern Muenchen melawan Hannover 86 pada partai terakhir Bundesliga di Allianz Arena, Sabtu (14/5/2016).

Luis Milla

Jauh di Indonesia, ada kolega Guardiola bernama Luis Milla. Sudah diketahui, dia adalah pelatih tim nasional senior dan U-22.

Begitu banyak kesamaan di antara mereka berdua. Sebelum Guardiola mapan sebagai gelandang bertahan Barcelona, Johan Cruyff sempat mendapuk Milla di posisi serupa.

Sama-sama berguru dari Cruyff, keduanya pun mengusung gaya tiki-taka, yang menuntut anak-anak asuhnya menguasai permainan dengan operan dari kaki ke kaki.

Berkat gaya itu pula, Milla membawa Spanyol U-21 menjuarai Piala Eropa 2011.

Ilmu dari Cruyff coba ditularkan Milla pada seleksi pertama timnas. Ambil contoh saat skenario sepak pojok, eksekutor diminta melepaskan operan ke rekan terdekat, bukan mengirimkan bola langsung ke kotak penalti.

Perbedaan besar di antara Milla dan Guardiola adalah bagaimana cara menyampaikan pesan kepada pemain. Jangankan untuk berbicara bahasa lokal, menggunakan bahasa Inggris saja Milla tidak atau minimal belum mampu.

Alhasil, begitu banyak perantara dalam kehidupan Milla bersama Garuda. Saat menjalani aktivitas dengan publik, dia dibantu Bayu Eka Sari untuk alih bahasa dari Spanyol ke Indonesia.

Memasuki area teknis seperti sesi latihan di lapangan, Bayu jarang terlibat. Milla lebih banyak dibantu oleh Eduardo Perez.

Hampir setiap Milla berpindah posisi, Eduardo mengikuti. Tujuannya adalah menerjemahkan penuturan Milla dari bahasa Spanyol ke bahasa Inggris.

"Memang pemain dipaksa untuk memahami bahasa Inggris," kata Bayu kepada Kompas.com, Rabu (22/2/2017).

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Pelatih timnas U-22 Indonesia Luis Milla saat seleksi timnas U-22 Indonesia di Lapangan Sekolah Pelita Harapan, Tangerang, Banten, Rabu (22/2/2017). Sebanyak 25 pemian sepak bola mengikuti seleksi pertama Timnas Indonesia U-22 proyeksi SEA Games 2017.

Inilah masalahnya. Tidak sedikit pemain kebingungan dengan instruksi dari Milla dan Perez. Maklum, tidak semua pemain timnas menguasai bahasa Inggris, apalagi Spanyol.

"Ada kesulitan ketika Milla berbicara dengan bahasa Spanyol, jadi kami membutuhkan waktu agak lama untuk memahaminya. Saya sendiri tidak mengerti," kata seorang pemain, Rabu (22/2/2017).

Padahal, tiga hari seleksi merupakan momen penting untuk 25 calon pemain timnas. Sungguh disayangkan apabila mereka gagal menunjukkan kemampuan terbaik hanya karena kegagalan komunikasi.

Bayangkan kalau hal serupa terjadi di lapangan pada SEA Games 2017, ketika Milla sangat mungkin harus mengambil keputusan cepat dan menyampaikannya kepada pemain.

Tanpa mengecilkan usaha Milla yang sudah coba mendekatkan diri pemain, PSSI sepatutnya mengevaluasi kendala bahasa di lingkungan timnas. Masih ada waktu pada dua tahapan seleksi, pemusatan latihan, dan sejumlah partai uji coba menjelang SEA Games.

Tak usah jauh-jauh belajar dari Guardiola, ada Ivan Kolev sebagai contoh paling dekat. Saat baru menangani timnas, Kolev sempat menggunakan jasa penerjemah karena tidak bisa berbahasa Inggris.

Hanya saja, kendala itu cuma berlangsung satu tahun. Pelatih asal Bulgaria itu memiliki kemauan belajar bahasa Indonesia.

Sebab, ada penuturan dari Pramoedya Ananta Toer berbunyi, “Tanpa mempelajari bahasa sendiri pun orang tak akan mengenal bangsanya sendiri.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sinergi Indonesia dan UEA Mengembangkan Pencak Silat agar Mendunia

Sinergi Indonesia dan UEA Mengembangkan Pencak Silat agar Mendunia

Olahraga
Indonesia akan Tampil di Kejuaraan Atletik Asia U20 di Dubai

Indonesia akan Tampil di Kejuaraan Atletik Asia U20 di Dubai

Sports
Atlet Selancar Rio Waida Bidik Medali Olimpiade Paris 2024

Atlet Selancar Rio Waida Bidik Medali Olimpiade Paris 2024

Sports
Tim Thomas dan Uber Latihan Perdana, Shuttlecock Jadi Kendala

Tim Thomas dan Uber Latihan Perdana, Shuttlecock Jadi Kendala

Badminton
Prediksi Persib Vs Borneo FC, Jadi Duel Tim Pelapis?

Prediksi Persib Vs Borneo FC, Jadi Duel Tim Pelapis?

Liga Indonesia
Komitmen Perpanjang Kontrak STY, Erick Thohir Bicara Generasi Emas Indonesia

Komitmen Perpanjang Kontrak STY, Erick Thohir Bicara Generasi Emas Indonesia

Timnas Indonesia
Rizky Ridho Merasa Beruntung Timnas Indonesia Dilatih Shin Tae-yong

Rizky Ridho Merasa Beruntung Timnas Indonesia Dilatih Shin Tae-yong

Timnas Indonesia
Aji Santoso Bicara Piala Asia U23 2024: Indonesia Hati-hati Anti Klimaks

Aji Santoso Bicara Piala Asia U23 2024: Indonesia Hati-hati Anti Klimaks

Timnas Indonesia
Prediksi 3 Pemerhati Sepak Bola Indonesia Vs Korea Selatan, Asa Menang Itu Ada

Prediksi 3 Pemerhati Sepak Bola Indonesia Vs Korea Selatan, Asa Menang Itu Ada

Timnas Indonesia
Komitmen Ketum PSSI untuk Perpanjang Kontak Shin Tae-yong hingga 2027

Komitmen Ketum PSSI untuk Perpanjang Kontak Shin Tae-yong hingga 2027

Timnas Indonesia
Jadwal Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024, Mulai Sabtu 27 April

Jadwal Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024, Mulai Sabtu 27 April

Badminton
Indonesia Vs Korea Selatan, Garuda Muda Tak Dianggap Underdog

Indonesia Vs Korea Selatan, Garuda Muda Tak Dianggap Underdog

Timnas Indonesia
Xavi Putuskan Bertahan di Barcelona hingga Juni 2025

Xavi Putuskan Bertahan di Barcelona hingga Juni 2025

Liga Spanyol
Liverpool Tumbang di Tangan Everton, Van Dijk Bicara Perebutan Gelar

Liverpool Tumbang di Tangan Everton, Van Dijk Bicara Perebutan Gelar

Liga Inggris
Man United Vs Sheffield United: Bruno Berjaya, Kemenangan MU Hal Utama

Man United Vs Sheffield United: Bruno Berjaya, Kemenangan MU Hal Utama

Liga Inggris
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com