Perlahan tetapi pasti, Juventus kembali ke pentas teratas. Sempat terseok-seok ketika kembali ke Serie A, tim berjulukan La Vecchia Signora itu lantas tampil digdaya dalam lima musim terakhir.
"Saya merasa bahagia sekali ketika Juventus bisa meraih scudetto beruntun," ucap dia.
Kembalinya Juventus ke Serie A juga membuat Husnul kian mudah untuk menonton pertandingan.
Kini, dia sering ikut acara nonton bareng yang diadakan komunitas pencinta Juventus di daerahnya. Bahkan, beberapa kali dia ikut nonton bareng di region berbeda.
Musim ini, Husnul juga yakin pasukan Massimiliano Allegri akan kembali digdaya di Serie A. Dia pun berharap tim kesayangannya itu juga sukses di kancah Liga Champions, gelar yang kali terakhir diraih dua dekade lalu.
"Saya lihat fokus tim saat ini adalah juara Liga Champions. Juventus sudah lama tidak meraihnya. Saya optimistis mereka setidaknya bisa lolos sampai final," kata dia.
Satu-satunya yang disayangkan dari Juventus musim ini oleh Husnul adalah kepergian Paul Pogba. Gelandang tim nasional Perancis itu pergi ke Manchester United dengan status pemain termahal di dunia.
"Saya agak kesal melihat Pogba pindah. Saya suka melihat dia dan Dybala melakukan dab seusai mencetak gol," kata Husnul menyangkut tradisi kedua pemain saat melakukan selebrasi.
Husnul mungkin sudah tak terlalu memikirkan gaya dab Pogba-Dybala. Aksi Dybalamask mengikuti pemain idolanya itu saat ini telah membawa Husnul terkenal di kalangan Juventini—sebutan penggemar Juventus—di seluruh dunia.
Lantas, apa yang membuat Husnul mengidolakan Dybala?
"Dia itu sosok yang cinta keluarga dan penyayang ibunya. Dybala begitu mencintai pasangannya," jawab Husnul soal striker asal Argentina berusia 23 tahun itu.