KOMPAS.com - Lini pertahanan tampaknya menjadi pekerjaan rumah bagi pelatih tim nasional Alfred Riedl. Sepak terjang timnas di Piala AFF 2016 menjadi dasarnya.
Masih ingat ketika beberapa waktu lalu penikmat sepak bola nasional meributkan soal minimnya stok penyerang berkualitas di turnamen yang sedang berlangsung saat ini?
Kondisi tersebut nyatanya tak terlalu menghalangi keganasan timnas dalam Piala AFF 2016.
Tim Merah Putih telah mencetak total 10 gol, masing-masing sepasang gol pada kelima laga yang dilalui. Hingga menjelang duel kedua semifinal lain antara Thailand kontra Myanmar, tak satu pun pesaing di Piala AFF yang bisa menyamai jumlah gol itu.
Namun, kinerja ofensif ini tak seimbang dengan kekuatan pertahanan. Gawang Kurnia Meiga juga telah dibobol sepuluh kali sepanjang turnamen.
Tidak cuma pernah dijebol empat kali oleh Thailand, gawang Kurnia Meiga juga selalu kebobolan dalam setiap partai.
Formula terbaik mesti segera ditemukan menjelang laga puncak pekan ini, termasuk kerentanan saat menghadapi bola mati. Gol pertama Vietnam pada semifinal kedua berasal dari eksekusi sepak bebas tak langsung.
Timnas sendiri menelan empat kebobolan lewat situasi bola mati, lima dari open play, dan satu lagi melalui tendangan penalti. Situasi ini yang kemudian menjadi perhatian pelatih Alfred Riedl.
"Kami kebobolan lewat bola mati dan sulit bertahan menghadapinya," ujar Riedl seperti dilansir Fox Sports Asia.
Hanya, kendati lini pertahanan Tim Merah Putih masih memprihatinkan, suara sumbang soal penampilan Kurnia Meiga kian tak terdengar. Hal ini wajar mengingat sang kiper merupakan salah satu pemain yang tampil prima pada leg kedua semifinal.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.