SAINT-DENIS, KOMPAS.com - Tim nasional Italia berhasil menyisihkan juara bertahan Spanyol dari Piala Eropa 2016. Gli Azzurri sukses meraih kemenangan 2-0 atas Spanyol pada laga babak 16 besar di Stade de France, Paris, Senin (27/6/2016).
Keberhasilan Italia menyingkirkan Spanyol ditentukan lewat gol yang diciptakan oleh Giorgio Chiellini (33') dan Graziano Pelle (90'). Dengan hasil ini, Italia akan menantang Jerman pada pertandingan perempat final yang digelar di Nouveau Stade de Bordeaux, Sabtu (2/7/2016).
Statistik akhir #ITA 2-0 #ESP. Gol dari Chiellini dan Pelle berhasil memastikan #ITA melaju ke perempat final. pic.twitter.com/qiHjgsdcbM
— Juara (@Juara) June 27, 2016
Salah satu keberhasilan Italia tidak terlepas dari taktik kejutan yang dirancang Antonio Conte. Taktik kejutan tersebut merupakan salah satu dari 5 cara yang diusung Italia untuk mengalahkan Spanyol. Berikut penjabarannya:
Taktik kejutan
Unsur kejutan bisa menutupi banyak kekurangan. Pada malam sebelum pertandingan, Conte mengaku tidak mau berjudi. Nyatanya, dia menyajikan permainan luar biasa dengan serangan yang rajin.
"Hari ini, kami telah menunjukkan bahwa Italia bukan hanya Catenaccio. Kami terorganisasi dengan baik dalam bertahan dan menyerang," ujar dia.
"Sering kali orang berpikir bahwa Italia hanya mampu bermain bertahan, tetapi itu tidak benar. Saya bukan pelatih yang mengandalkan serangan balik," kata Conte.
Antonio Conte, Italy coach: "We know that in adversity, we give that little bit more." #ITA #EURO2016 pic.twitter.com/ob5kISPjUq
— UEFA EURO 2016 (@UEFAEURO) June 28, 2016
Semua untuk satu dan satu untuk semua
Kekompakan skuad tahun ini sama seperti saat Italia menjuarai Piala Dunia 2006. Hal ini bisa terlihat dari reaksi para pemain Italia menanggapi hasil di atas lapangan.
Saat Pelle mencetak gol, seluruh pemain di bangku cadangan juga masuk ke lapangan untuk merayakannya. Pemandangan ini menggambarkan bahwa skuad Italia ini memiliki tujuan yang sama.
Leonardo Bonucci, Italy defender: " The coach said we had to be 23 men – and we were." #ITA #EURO2016 pic.twitter.com/4Vc9O8PGwq
— UEFA EURO 2016 (@UEFAEURO) June 28, 2016
Berenergi
Italia merupakan tim dengan daya jelajah tinggi pada setiap pertandingan di Eropa 2016. Secara kolektif, mereka mencatat daya jelajah sekitar 119,7 km saat melawan Belgia pada laga pembuka.
Giaccherini covered 12.97km - the most distance of any player over 90 minutes at #EURO2016 pic.twitter.com/wpNDSYeQrj
— UEFA EURO 2016 (@UEFAEURO) June 27, 2016
Penampilan mereka melawan Spanyol tidak jauh berbeda. Daya jelalajah mereka saat melawan La Furia Roja adalah 117,8 km.
Ternyata, hal itu tak lepas dari latihan keras tim pelatih Gli Azzurri. Mereka memanfaatkan teknologi global positioning system (GPS).
"Pelatih fisik kami mengusulkan saya menempatkan sistem GPS untuk mengukur berapa kilometer seorang pemain berlari dan juga berapa intensitasnya," kata Conte.
Pergerakan dalam menyerang
Bukan hanya di lini tengah para pemain Italia berlari cepat dari lawan-lawan mereka. Namun, kinerja dari dua penyerang Pele dan Eder juga luar biasa.
Eder v De Gea. #EURO2016 pic.twitter.com/FmYTGtvbnk
— UEFA EURO 2016 (@UEFAEURO) June 27, 2016
Pergerakan kedua penyerang ini menunjukkan kekompakan karena ditempa selama sebulan. Aksi mereka membuat kiper Spanyol David de Gea begitu sibuk.
Motivasi ekstra
Gli Azzurri merasa perlu mencetak gol terlebih dahulu setelah kalah 0-4 dari Spanyol pada final 2012. Kolektivitas dan motivasi individu membawa Italia ke level lain, di atas lawan.
Chiellini makes no mistake. His 7th #ITA goal.#EURO2016 #ITAESP pic.twitter.com/tqzKZf6MnD
— UEFA EURO 2016 (@UEFAEURO) June 27, 2016
"Sejujurnya, saya selalu berpikir sebelumnya bahwa karier internasional saya akan berakhir. Saya pantas membalaskan dendam kepada Spanyol, sebuat tim yang membuat saya menderita. Hari ini, saya sedikit puas," kata Giorgio Chiellini.
"Mungkin kami memiliki sesuatu dalam diri kami, setelah menelan banyak kekalahan dari mereka. Kami harus mengakhiri siklus (kekalahan) ini yang mulai kami alami dari Wina, kemudian Kyiv, dan paling baru di Fortaleza. Sudah takdir saya mencetak gol," tutur dia.
Di Wina, Italia kalah 2-4 dari Spanyol melalui adu penalti pada perempat final Piala Eropa 2008. Empat tahun kemudian, Italia takluk 0-4 dari Spanyol pada final di Kyiv.
Sementara di Fortaleza, Brasil, Italia kembali takluk melalui adu penalti dari tim Matador. Saat itu, Spanyol menang 7-6 atas Italia pada babak semifinal Piala Konfederasi 2013.