KOMPAS.com - Salah satu anggota Asosiasi Sepak Bola Rusia (RFU), Igor Lebedev, mendukung aksi kekerasan suporter Rusia usai pertandingan antara Rusia dan Inggris di Stade Velodrome, Marseille, Sabtu (11/6/2016).
Usai pertandingan yang berakhir imbang 1-1 tersebut, suporter Rusia terlihat jelas merangsek masuk ke tribune pendukung Inggris dengan memanjat pagar pembatas. Mereka kemudian memukuli suporter Inggris.
Lebedev menilai aksi tersebut merupakan usaha mempertahankan kehormatan Rusia setelah dilecehkan oleh Inggris.
"Mereka membela kehormatan negara dan tidak mengizinkan Inggris dengan cara apa pun menajiskan tanah kami. Suporter Inggris jauh dari tindakan buruk. Tidak jelas mengapa begitu banyak media berusaha untuk mengecam tindakan suporter kami," kata Lebedev.
Lebedev berpendapat, suporter Rusia melakukan aksi kekerasan tersebut lantaran diprovokasi suporter Inggris.
"Jika tidak ada provokasi dari suporter Inggris, suporter kami tidak mungkin terlibat perkelahian di tribune. Kita juga mengerti bahwa 9 dari 10 kasus, suporter sepak bola datang ke pertandingan untuk berkelahi dan ini adalah sebuah situasi normal," tuturnya.
Buntut dari keributan ini 2 suporter Rusia telah dipulangkan dari negara Perancis. Jaksa Marseille, Brince Robin, menuding bahwa suporter Rusia memang dilatih untuk "berperang". Bahkan, dia menyebut 150 suporter asal Rusia menjadi dalang dari sejumlah keributan di Marseille.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.