Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Man United Vs Palace, Mencari Tonggak Serupa Busby dan Ferguson

Kompas.com - 21/05/2016, 10:55 WIB
Anju Christian

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Apa yang dibutuhkan Manchester United untuk merajut rentetan kesuksesan seperti era Sir Matt Busby dan Sir Alex Ferguson? Jawabannya cuma satu, yaitu trofi Piala FA.

Tengok saja gelar pertama Manchester United di curriculum vitae Busby dan Ferguson. Pasukan Busby menjuarai edisi 1948 dengan mengalahkan Blackpool di Stadion Wembley. Di tempat serupa, anak-anak asuh Ferguson mengalahkan Crystal Palace pada final 1990.

Setelah itu, Matt Busby menambah sepuluh trofi lainnya, lima di antaranya berupa gelar liga dan satu di Piala FA. Adapun Ferguson mengoleksi total 38 piala bersama klub berjulukan Setan Merah, 13 di antaranya diraih di liga.

Man United besutan Louis van Gaal kini dihadapkan dengan skenario serupa. Final Piala FA di Stadion Wembley, Sabtu (21/5/2016), bisa menjadi tonggak prestasi untuk klub berjulukan Setan Merah.

Menariknya, Man United akan melawan Crystal Palace, tim yang dikalahkan anak-anak asuh Ferguson 26 tahun lalu.

Kemenangan atas Palace sekaligus bakal mengakhiri dahaga gelar Man United sejak 2013, ketika Ferguson menanggalkan jabatan manajer. Sedari itu, tiga manajer termasuk interim, gagal menyumbang trofi untuk publik Old Trafford.

Puasa Piala FA juga dialami Manchester United sejak 2004. Mereka sempat menembus final edisi 2005 dan 2007, tetapi gagal menjadi juara.

Atas dasar itu, Van Gaal memandang penting gelar di turnamen tertua Inggris ini. Bahkan, kemenangan atas Palace dinilai lebih penting ketimbang tiket Liga Champions.

"Lolos ke Liga Champions bukanlah gelar, tetapi kemenangan di final Piala FA bisa mewujudkannya. Bagi Manchester United, gelar ini berarti sangat besar," tutur Van Gaal.

Bukan era 1990-an

Di sisi lain, Palace tidak mau dipandang enteng. Bahkan, Manajer Alan Pardew meyakini bahwa Man United tidak memiliki komposisi sekuat era Ferguson.

Di mata dia, ada rasa takut yang berkurang dari setiap lawan ketika bertemu Manchester United. Sikap berbanding terbalik justru dirasakan Pardew ketika berkarier sebagai pemain dari 1980 hingga 1998.

Nama Pardew turut tercantum di susunan starter Palace pada final Piala FA 1990. Tidak dimungkiri oleh dia, para pemain Palace bersikap pesimistis 26 tahun lalu.

"Saya berpikir, 'Kami mungkin menang.' Namun, saya sejujurnya tidak merasa yakin. Saya cuma bisa berpikir kemungkinan," kata Pardew.

"Semuanya berbeda kali ini. Saya benar-benar merasa yakin untuk menang. Apalagi, ada satu atau dua pemain yang mungkin tidak akan bermain di final lagi. Partai ini menjadi kesempatan mereka," ucap sang manajer.

Akan tetapi, Pardew masih harus membuktikannya di lapangan. Selama kariernya sebagai manajer, dia lebih sering menelan kekalahan dari Man United, yaitu sepuluh dari 15.

Terlebih lagi, Palace terlihat inferior menilik rekaman pertemuan. Mereka meraih satu imbang dan lima kekalahan dari enam partai terakhir melawan Man United.

Juara Man United 3-1 Bournemouth: Penutup Musim

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sakit Arema FC Dikalahkan Persebaya, Singo Edan Diminta Tak Putus Asa

Sakit Arema FC Dikalahkan Persebaya, Singo Edan Diminta Tak Putus Asa

Liga Indonesia
AC Milan Siap Relakan Giroud Pergi, Satu Syarat Sacchi untuk Zirkzee

AC Milan Siap Relakan Giroud Pergi, Satu Syarat Sacchi untuk Zirkzee

Liga Italia
Greg Nwokolo Akui Penjaga Gawang Persebaya Jadi Pembeda

Greg Nwokolo Akui Penjaga Gawang Persebaya Jadi Pembeda

Liga Indonesia
Xabi Alonso Tak Pernah Merengek, Tuchel Tak Bawa Bayern Naik Level

Xabi Alonso Tak Pernah Merengek, Tuchel Tak Bawa Bayern Naik Level

Bundesliga
5 Jurus Sakti Xabi Alonso Lesatkan Leverkusen, Jauh Tinggalkan Bayern

5 Jurus Sakti Xabi Alonso Lesatkan Leverkusen, Jauh Tinggalkan Bayern

Bundesliga
Persik Vs Persikabo, Jeam Kelly Sroyer Ingin Beri Persembahan Terakhir

Persik Vs Persikabo, Jeam Kelly Sroyer Ingin Beri Persembahan Terakhir

Liga Indonesia
Bayern Vs Dortmund: Tuchel Tak Membawa Muenchen ke Arah yang Benar

Bayern Vs Dortmund: Tuchel Tak Membawa Muenchen ke Arah yang Benar

Bundesliga
Amunisi Muda Barca, Marc Guiu: Xavi Sangat Penting bagi Barcelona

Amunisi Muda Barca, Marc Guiu: Xavi Sangat Penting bagi Barcelona

Liga Spanyol
Lorenzo Nilai Bagnaia Lakukan Kesalahan Saat Insiden dengan Marquez

Lorenzo Nilai Bagnaia Lakukan Kesalahan Saat Insiden dengan Marquez

Motogp
Prediksi Persib Vs Bhayangkara FC, Maung Pincang Tanpa 6 Pemain Utama

Prediksi Persib Vs Bhayangkara FC, Maung Pincang Tanpa 6 Pemain Utama

Liga Indonesia
Kata Indra Sjafri soal Label Pemain Keturunan di Timnas Indonesia

Kata Indra Sjafri soal Label Pemain Keturunan di Timnas Indonesia

Timnas Indonesia
Prediksi Ranking FIFA: Indonesia Salip Malaysia, Naik Peringkat Ke-135

Prediksi Ranking FIFA: Indonesia Salip Malaysia, Naik Peringkat Ke-135

Timnas Indonesia
Jadwal Spain Masters 2024, Indonesia Pastikan Wakil di Perempat Final

Jadwal Spain Masters 2024, Indonesia Pastikan Wakil di Perempat Final

Badminton
Kalahkan Arema FC, Bajul Ijo Langsung Penuhi Janji Jalan Kaki 1,5 Km

Kalahkan Arema FC, Bajul Ijo Langsung Penuhi Janji Jalan Kaki 1,5 Km

Liga Indonesia
Ronaldo Marah ke Wasit Setelah Portugal Kalah

Ronaldo Marah ke Wasit Setelah Portugal Kalah

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com