Hal itu bisa dilihat dari langkah klub yang tetap berlatih meski kompetisi Indonesia Super League (ISL) dihentikan sejak April 2015 setelah PSSI dibekukan pemerintah. Hasilnya pun bisa terlihat dari performa Bayu Gatra dan kawan-kawan yang menjadi salah satu tim unggulan di Piala Presiden 2015.
Keikutsertaan Bali United di dunia sepak bola Indonesia tidak terlepas dari peran pemilik klub, Yabes Tanuri. Pria yang juga adik dari Pieter Tanuri, Presiden Director Multistrada itu, memiliki rencana besar membentuk skuad berjuluk Serdadu Tridadu sebagai salah satu tim kuat di Indonesia.
Kepada Kompas.com, di sela perhelatan Piala Presiden 2015, Yabes bercerita banyak mengenai alasannya terjun ke dalam dunia sepak bola Indonesia bersama Bali United. Berikut ini adalah petikan wawancaranya:
Apa alasan Anda terjun ke sepak bola Indonesia?
Sepak bola Indonesia lepas dari dana APBD sejak 2011. Oleh karena itu, menurut saya, sepak bola kita masih "balita" jika masuk ke kategori industri. Membentuk industri normalnya memerlukan waktu bertahun-tahun. Indonesia memang gemar sepak bola, tetapi perkembangan industrinya baru berjalan sebentar.
Banyak contoh industri sepak bola di negara-negara maju yang berjalan cukup lama. Bahkan, kalau mau contoh lain, sebut saja negara-negara berkembang, seperti Argentina dan Brasil. Mereka negara berkembang, tetapi industri sepak bolanya bisa dibilang sudah maju. Kenapa bisa seperti itu? Karena selain dipenuhi talenta yang luar biasa, mereka mempunyai nilai yang tinggi.
Jadi, menurut saya, ini momen yang tepat untuk terjun ke dunia sepak bola Indonesia. Kalau kami berkecimpung ketika sepak bola di Indonesia sudah masuk ke kategori industri maju, sudah pasti biayanya juga sangat mahal. Saya berharap dengan seiring berkembangnya industri sepak bola, nilai perusahaan-perusahaan juga bisa menjadi lebih besar.
Faktor kecintaan terhadap sepak bola?
Ya, saya juga sebenarnya suka dengan sepak bola. Namun, memang kalau hanya menonton di televisi atau cafe-cafe saja rasanya kurang "menggigit". Selain itu, saya pun melihat dari segi industri, value, dan ada kemauan untuk ikut serta memajukan sepak bola Indonesia. Saya mau ikut mencoba apakah bisa atau tidak sih? Mencoba profesional bisa dilakukan atau tidak sih di sini? Tentunya, sebagai tim, kami akan terus mencoba profesional.
Mengapa memilih Bali?
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan