Pernyataan tersebut diungkapkan Queiroz dalam menanggapi langkah MU merekrut Anthony Martial dari AS Monaco dengan banderol sebesar 58 juta pounds. Banyak yang menilai harga itu terlalu mahal untuk seorang striker berusia 19 tahun.
Pada musim sebelumnya, MU juga merekrut Angel Di Maria dari Real Madrid dengan nilai transfer sebesar 56 juta pounds. Namun, Di Maria gagal bersinar, dan akhirnya pun dilego ke Paris Saint-Germain (PSG).
"Saya sangat mengagumi dan menghormati Louis van Gaal dan David Moyes. Mereka adalah pelatih hebat. Akan tetapi, menurut saya, mereka membuat beberapa kesalahan krusial dalam masa transisi selepas Alex (Ferguson)," ujar Queiroz yang sempat lima tahun menjadi asisten pelatih Ferguson.
Menurut Queiroz, manajemen MU juga seharusnya tidak membongkar susunan staf pelatih yang sudah bekerja semenjak era Ferguson, salah satunya Mike Phelan. Ia menilai, Phelan merupakan salah satu pelatih yang sudah mengenal betul internal klub.
"Tidak ada orang lain yang berada di posisi tepat ketimbang orang Anda sendiri. Tidak ada orang yang dapat lebih baik dalam mempersiapkan atau membuat keputusan tepat secara berkelanjutan. Kami butuh beberapa pemimpin," kata Queiroz.
"Saya berharap, pada musim ini, Manchester United tidak hanya mampu untuk bersaing agar menang, tetapi juga menang dengan gaya sendiri karena itulah Manchester United. Mereka menang dengan gaya permainan yang menghibur."
"Klub seperti Manchester, dengan kemampuan finansial, seharusnya bisa mendapatkan hal tersebut secara cepat. Kami juga ingin melihat para pemain bersinar. Para pemain seperti George Best, Paul Scholes, Ryan Giggs, Roy Keane, Ruud van Nistelrooy, ke mana mereka semua? Di mana para pemain bintang Manchester United?"
"Semua selalu mengenai menciptakan pemain hebat. Akan tetapi, sekarang kebalikannya. Bahkan, terkadang pemain-pemain yang datang, seperti Radamel Falcao dan Angel Di Maria, hanya duduk di bangku cadangan."
"Saya menyaksikan Di Maria dalam beberapa laga. Dia tampak seperti orang yang tidak pernah bemain sepak bola. Itu adalah contoh dari hasil pembelian panik. Anda harus menyiapkan sesuatu, dan kemudian membuat keputusan. Anda masih dapat membuat keputusan yang salah, tetapi kami tidak pernah membuat pembelian panik ketika merekrut pemain-pemain," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.