Milan sudah biasa merajut cinta lama. Termasuk Kaka, ada 46 pemain yang kembali ke San Siro setelah sempat membela klub lain. Pelopornya adalah Albano Vicariotto. Dia hengkang ke Torino pada musim 1951-1952 dan pulang ke Milan hanya selang satu tahun. Status pinjaman seperti kasus Shevchenko belum masuk hitungan ini.
Tak sedikit dari mereka bersinar pada masa pengabdian pertama. Ambil contoh Ruud Gullit dan Roberto Donadoni. Mereka menjadi pilar AC Milan ketika menjuarai Piala Eropa (kini Liga Champions) dua tahun beruntun pada 1989 dan 1990.
Periode pertama Gullit bersama Milan berlangsung enam tahun. Dia mencatatkan 143 penampilan. Karier pemain berkebangsaan Belanda ini juga dipercantik dengan penghargaan Ballon d'Or pada 1987.
Gullit sempat hijrah ke Sampdoria dengan status bebas transfer pada Juli 1993. Dia kembali ke Milan pada tahun berikutnya. Namun, kebersamaannya bersama I Rossoneri tak bertahan lebih dari empat bulan dan cuma diwarnai 12 penampilan.
Setali tiga uang dengan Gullit, Donadoni tak terlalu bersinar pada masa bakti kedua di San Siro. Dia sempat melakoni 325 pertandingan dalam kurun waktu sepuluh tahun berseragam Milan. Pada periode kedua, dia sudah dimakan usia sehingga cuma mampu mencatat 27 penampilan.
Kisah Gullit dan Donadoni diikuti oleh Leonardo Araujo. Gelandang berkebangsaan Brasil ini menjalani 110 pertandingan dengan Milan dari 1997 hingga 2001. Dia pulang ke San siro pada Oktober 2002. Leonardo cuma sempat tampil lima kali pada periode keduanya karena memutuskan gantung sepatu pada Maret 2003.
Kegagalan para pemain pada periode kedua turut diakui Berlusconi. "Saya bukanlah orang yang mendukung gagasan kembalinya sosok lama. Sebab, kami pernah mencoba beberapa kali pada masa lalu dan hasilnya tak sesuai harapan," tuturnya.
Maklum, tak sedikit kasus kepulangan pemain Milan terjadi ketika memasuki usia kepala tiga. Hal itu dialami Kaka, Shevchenko, Gullit, Donadoni dan Leonardo. Mereka dianggap sudah habis sehingga tak memberikan kontribusi signifikan untuk Milan.
Beda hal dengan Balotelli. Dia baru menginjak 25 tahun dan punya banyak waktu untuk memperbaiki diri, asalkan aksi kontroversialnya di luar lapangan menjadi pantangan.
Galliani pun telah mewanti-wanti Balotelli. "Kami yakin pemain menyadari inilah kesempatan terakhir. Saya berharap, dia benar-benar memahaminya," kata pria berusia 71 tahun tersebut.
Lebih dari itu, Balotelli tampak inferior dari Luiz Adriano dan Carlos Bacca menilik catatan gol pada 2014-15. Balotelli bukanlah "Monalisa" seperti dua tahun lalu. Mino Raiola sudah merayu hampir semua klub Serie-A untuk mau menampung Balotelli, tetapi hanya Milan yang bersedia.
Dengan begitu, Balotelli harus lebih bekerja keras kali ini. Maklum, meski lirik "Amaci Mai" menggambarkan romansa cinta yang menawan, sudah banyak bukti bahwa kesempatan kedua tidaklah selalu berakhir indah di Milan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.