Saat itu, lanjut Haviludin, Suharno bersama manajer Arema, Ruddy Widodo, mengendarai mobil Hyundai dengan nomor polisi N 858 AX untuk menuju ke rumah masing-masing. Akan tetapi, Suharno sempat mampir di sebuah warung makan, tepat disisi timur Stadion Kanjuruhan.
"Di warung, dia (Suharno) makan jangan tewel (sayur nangka muda)," ungkap Alan di Malang, Rabu malam.
Seusai menyantap makanan, Suharno kembali melanjutkan perjalanan pulang ke rumahnya di wilayah perumahan Singkaling, Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Namun, sampai di wilayah pasar Kepanjen, Suharno meminta Ruddy Widodo mengambil alih kemudi.
Kurang lebih 85 meter dari SPBU Genengan, Kepanjen, Ruddy menghentikan mobil secara mendadak karena Suharno tiba-tiba muntah. Melihat kejadian itu, Alan Hafinudin dan I Made Pasek, yang juga berada di mobil, langsung memapah Suharno untuk dibawah ke Puskesmas Pakisaji yang jaraknya tak terlalu jauh dari lokasi.
Begitu tiba di Puskesmas, Suharno langsung mendapatkan perawatan medis. Namun, kondisinya sudah tak bisa tertolong. Pada pukul 19.40 WIB, Suharno dinyatakan meninggal dunia.
Beberapa jam setelahnya, pihak keluarga dan seluruh pihak manajemen Arema mendatangi Puskesmas Pakisaji untuk melihat langsung kondisi Suharno. Demikian halnya dengan ratusan Aremania.
Jenazah Suharno rencananya bakal dimakamkan di kampung halamannya di Kecamatan Selopuro, Blitar Jawa Tiimur.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.