Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prediksi Liga Inggris: Tiket Pasti ke Liga Champions

Kompas.com - 04/04/2015, 08:57 WIB

Oleh: Gita Suwondo
Gita Suwondo adalah beIN SPORTS Football Expert. Analisis Gita Suwondo untuk laga berikutnya pekan ini bisa disaksikan di beIN SPORTS 1

Premier League Markas Arsenal, Emirates Stadium, London.

KOMPAS.com - “Tentu saya tegang sebelum pertandingan sebab sepakbola bukanlah matematika. Jika matematika kita pasti mendapatkan satu tambah satu adalah dua.  Disepakbola satu pemain yang baik ditambah satu pemain yang baik tidak otomatis menjadi dua pemain yang baik.“  demikian Le Professeur Arsene Wenger menjelaskan pada majalah Arsenal ketika ditanya akan banyaknya keputusan yang membingungkan dalam penentuan dan permainan squadnya di setiap laga Premier League, Piala FA maupun Liga Champion.

Tepatnya kemajuan lambat Arsenal diawal musim yang sempat membuat banyak pihak yang meragukan kemampuan manajer The Gunners sejak September 1996 ini untuk membawa sukses pasukannya musim ini membuatnya selalu jadi bulan bulanan media seputar pemilihan starting line-up dan formasinya hapir disetiap laga.

Bahkan ketika Arsenal sudah ada diurutan ketiga klasemen sementara saat ini, dengan rekor 8 kali menang dikandang berturut turut, sesuatu yang tidak mereka lakukan sejak musim 2002-2003.  Juga bahka ketika Arsenal sudah melenggang ke Wembley untuk menggelar semifinal piala FA menghadapi Reading FC.  Tetap kritik datang ketika mereka dikalahkan oleh AS Monaco di Emirates yang membuat perjuangan di leg kedua di Stade Louis II sehebat apapun Olivier Giroud dkk lakukan tidak cukup untuk mengejar defisit hasil leg pertama.

Memasuki minggu ke 31 kini keraguan kembali menjulang, terutama usai Manchester United mengalahkan Liverpool di Anfield pada week 30 lalu.  Mampukan Arsene Wenger membawa asuhannya mengatasi tekanan akhir kompetisi dengan target kembali bertahan di zona Liga Champion untuk musim ke 18 berturut turut.  Rekor yang bahkan tidak bisa dilakukan oleh Manchester United sekalipun.

Lawan dengan nama besar bertandang ke Emirates di laga pertama week 31 Barclays Premier League.  Liverpool yang akan tampil tanpa Steven Gerrad yang terkena hukuman larangan bermain tiga kali karena kartu merah menghadapi Manchester United dan juga Martin Skrtel dengan hukuman yang sama karena menginjak kaki David De Gea dilaga yang sama.

Kemenangan menghadapi The Reds walaupun masih menyisakan tujuh laga lagi bisa menjadi tiket pasti ke zona Liga Champions, walaupun Arsenal masih menyisakan laga berat di Old Trafford dan duel menghadapi Chelsea di Emirates.  Mampukan Per Mertesacker dkk ?

Kali ini, Arsene Wenger diuntungkan dengan tidak adanya virus FIFA yang menjangkiti pasukannya usai laga Internasional berakhir. Sebaliknya Liverpool setidaknya kehilangan kinerja Skrtel, salah satu dari tiga kekuatan utama dibelakang dalam formasi 3-4-1-2 Brendan Rodgers. 

Menariknya laga ini adalah fakta bahwa sejak kalah dari Manchester United November lalu, Arsenal mencatat hasil 100 % dalam delapan laga kandang terakhir hanya kemasukan tiga gol dengan lima kali clean sheet. Tapi Liverpool juga punya rekor tandang menterang. Sejak kalah dari Manchester United di Old Trafford pertengahan Desember lalu,  Jordan Henderson dkk mencatat lima kali menang dan satu kali imbang dikandang lawan dengan gawang Simon Mignolet tidak pernah kebobolan.

Enam clean-sheet yang harus dipupus oleh Olivier Giroud yang dalam empat laga premier league terakhir membukukan enam gol.  Dilema akan ada pada Wenger apakan menggunakan strategi khas ball possesionnya, atau menunggu seperti yang efektif dilakukannya saat mengalahkan Manchester City di Ettihad dan menahan imbang Liverpool di Anfield.  Kontra strategi yang terbukti ampuh bagi usaha Wenger kembali ke Liga Champion musim 2015-2016. ARSENAL 55 – 45 LIVERPOOL

Premier League Markas Manchester United, Old Trafford, Manchester.

MANCHESTER UNITED Vs ASTON VILLA

Hasil apapun di Emirates antara The Gunners versus The Reds harus dimanfaatkan oleh The Red Devils yang menjamu The Villain di Old Trafford.  Artinya anak asuhan Louis van Gaal harus menampilkan permainan seperti di dua laga terakhir mereka ketika mengalahkan Tottenham Hotspur di Old Trafford dan Lverpool di Anfield saat menjamu anak asuhan Tim Sherwood yang juga tetap belum konsisten.

Aston Villa memang bermain lepas saat mengalahkan Sunderland di Stadium of Light tiga minggu lalu, tapi kemudian terjungkal di Villa Park dari Swansea City.  Seperti menunjukkan bahwa kemenangan atas The Black Cats lebih merupakan one-off result akibat lawan yang lebih buruk, bukan sepenuhnya Tim Sherwood sudah bisa mengangkat penampilan Ron Vlaar dkk, walaupun berhasil meloloskan mereka ke semifinal piala FA di Wembley.

Sebelum kemenangan melawan Sunderland, Aston Villa juga mencatat enam kali kalah tandang berturut turut dengan kemasukan 11 gol tanpa berhasil menjebol gawang lawan.  Keseluruhan di musim 2014-2015 ini, rekor tandang Villa sangat memprihatiankan dengan hanya mampu mencetak delapan gol dalam 15 kali laga.

Rekor yang seharusnya bisa jadi santapan tuan rumah yang sejak dikalahkan oleh Southampton di bulan Januari tidak permah kalah lagi di Old Trafford dalam Barclays Premier League.  Dengan Juan Mata tidak dipanggil oleh timnas Spanyol untuk laga laga kualifikasi Euro dan persahabatan,  kebugaran gelandang serang yang menciptakan dua gol indah di Anfield dua minggu lalu diharapkan terulang. Juga konsistensi Marouane Fellaini di klub maupun tim nasional yang jadi dua kekuatan utama dalam kebangkitan Manchester United dalam usah merebut tempat di Liga Champion musim 2015-2016. MANCHESTER UNITED 60 – 40 ASTON VILLA

EVERTON Vs SOUTHAMPTON

Jika laga ini dilakukan di awal Maret tentu hasilnya akan lebih mudah bagi tim tamu di Goodison Park minggu ini.  Hingga pertengahan Maret, situasi anak asuhan Roberto Martinez ini sangat tidak mengenakkan.  Bentuk permainan di Liga Europa gagal secara konsisten diperlihatkan oleh Phil Jagielka dkk di Premier League dan mereka seperti sulit menghidari zona degradasi.  Sampai mereka tersingkir di perdelapan final Liga Europa ditangan Dynamo Kiev dan dimulailah usaha perbaikan di kancah domestik.

Dua kemenangan berturut turut atas Newcastle United dan QPR mengangkat posisi Everton ke urutan ke 13 dan hanya tinggal 5 poin dari batas aman 39 poin untuk tidak terdegradasi. Satu hal yang membuat The Toffees tertatih tatih di kancah domestik adalah ketidakmampuan Romelu Lukaku bermain diBPL sebaik striker asal Belgia ini bermain di Liga Eropa.  Menjamu Southampton dalam laga sarat kepentingan inilah pembuktian kinerja Everton khususnya Lukaku.

Southampton jelas aman dari degradasi.  Tapi sangat disayangkan jika sampai setengah musim yang gemilang terpupus jika mereka gagal mengatasi kejaran Tottenham Hotspur untuk satu tempat terakhir di zona Liga Eropa musim depan.  Setelah hasil buruk di bulan Februari denganhanya mendapatkan empat poin dari lima laga, The Saints bangkit di bulan Maret.  Menang atas Burnley dan Crystal Palace di St Mary diseling dengan menahan imbang Chelsea di Stamford Bridgge membuat Sadio Mane dkk kembali masuk zona Liga Eropa.

  Satu halyang harus diperbaiki adalah kemampuan Graziano Pelle mencetak gol.  Sejak Januari urusan mencetak gol jadi pekerjaan Sadio Mane dan terakhir justru Shane Long yang lebih produktif.  Tapi dengan Pelle mencetak gol bagi Azzuri dalam laga persahabatan melawan Inggris di Turin, diharapkan motivasinya terangkat untuk kembali menngelontorkan gol bagi Soton.  Untuk mempertahankan posisi Liga Eropa mereka. EVERTON 50 – 50 SOUTHAMPTON

Premier League Markas Chelsea, Stamford Bridge, London.


CHELSEA Vs STOKE CITY

Tersingkir dari Liga Champion, kini fokus Mourinho adalah sama seperti musim pertamanya di Chelsea 10 musim lalu.  Menyandingkan gelar juara piala liga dengan gelar juara premier league.  Capital One Cup telah ada di Stamford Bridge sejak awal Maret.  Kini keunggulan 6 angka dan masih menyisakan satu laga melawan Leicester City pada akhir April, membuat peluang The Happy One untuk meraih ambisinya sangat terbuka.

Walaupun yang tampaknya mudah tidak sepenuhnya demikian.  Jika melihat empat laga terakhir The Blues disemua kompetisi usai memenangkan gelar piala liga, ada kecenderungan mereka dalam kesulitan.  Ditahan imbang oleh PSG di Stamford Briidge yang membuat mereka tersingkir dari Liga Champion, kemudian ditahan imbang oleh Southampton juga dikandang sendiri.  Kemenangan tandang atas West Ham United dan Hull City pun lewat margin gol minimal.  Khusus menghadapi Hull, catatan adalah rentannya lini belakang sehingga Ahmed El Mohamady dan Abel Hernandez bisa membobol gawang Thibaut Courtois. Juga catatan penting bahwa sejak pertengahan Februari, Chelsea belum mencatat satu kemenanganpun di Stamford Bridge.

Sebenarnya ini kesempatan bagi Chelsea untuk semakin jauh meninggalkan pesaingnya.  Stoke City adalah klub yang sangat tidak konsisten.  Setelah tersingkir dari piala FA ditangan Blackburn Rovers, sepertinya anak asuhan Mark Husghes  bangkit.  Tiga kemenangan berturut turut dicatat, tapi kemudian dua kekalahan beruntun diderita Ryan Shawcross dkk.

Memang rekor tandang Stoke tidak terlalu buruk.  Dalam 6 laga tandang terakhir mereka mencatat 3 kali kemenangan, 1 kali imbang dan 2 kali kalah.  Tapi menghadapi tim tim yang ada di zona liga Champion dan zona Liga Eropa tetap menjadi kesulitan Peter Crouch dkk apabila tandang.  Dengan kualitas yang dimiliki The Blues sulit memeperkirakan bahwa Mark Husghes akan bisa membawa pasukannya meraih satu poin sekalipun.  Maksimal yang bisa mereka lakukan adalah merepotkan Chelsea seperti yang dilakukan oleh Hull City dan West Ham United sebelum ini. CHELSEA 55 – 45 STOKE CITY

Premier League Markas Crystal Palace, Selhurst Park, London.

CRYSTAL PALACE Vs MANCHESTER CITY

Kini pembuktin bagi Manuel Pelegrini bahwa dirinya masih pantas memegang The Citizen.  Seputaran desas desus bahwa Pelegrini akan digantikan diakhir musim karena tidak mampu mempertahankan dua gelar yang direbutnya bagi City musim lalu terus membahana.  Hasil yang dicapai Citypun di bulan Maret tidak menolong posisi Pelegrini dari ancaman pemutusan kontrak oleh manajemen klub yang memang senang dengan prestasi instan.

Pemilik tidak bisa disalahkan karena telah menggeontorkan fulus yang banyak untuk sukses City dalam tiga musim terakhir.  Kini ancaman bahkan kemungkinan City disalip oleh Arsenal, Manchester United dan bahkan Liverpool untuk tiga sisa tiket ke zona Liga Champion.  Jika sudah begini tidak bisa disalahkan jika nasib Pelegrini akan sama dengan nasib Roberto Mancini.

Tandang ke Selhurst Park juga bukan pekerjaaan mudah.  Sejak ditangani oleh alan Pardew, permainan Mile Jedinak dkk meningkat.  Memang sang kapten asal Australia ini yang mencetak gol bagi negaranya dalam laga persahabatan menghadapi Jerman minggu lalu belum bisa bermain karena hukuman larangan tiga kali bermain, tapi keseluruhan punggawa pungawa The Eagles mampu bermain kolektif.

Disinilah dibutuhkan kreatifitas ala Yaya Toure musim lalu yang tidak terlihat konsisten musim ini.  Balutan cedera dari pemain asal Pantai Gading ini membuatnya sering keliatan on & off hampir sepanjang musim.  Akibatnya umpan umpan matang yang memanjakan Sergio Aguero kerap tidak terjadi akhir akhir ini. Beruntung, The Citizen masih memiliki David Silva yang terus menerus memberikan solusi umpan dan gol jika Toure absen dan Aguero tidak memenuhi harapan.

Dua laga tandang City terakhir berakhir tanpa poin. Tapi bicara laga kandang Crystal Palace menghadapi klub besarpun mereka kerepotan.  Tanpa poin menghadapi Arsenal dan Everton plus tersingkir dari piala FA ketika menjamu Liverpool, gambaran bahwa laga ini akan sangat berimbang. CRYSTAL PALACE 50 – 50 MANCHESTER CITY

SUNDERLAND Vs NEWCASTLE UNITED

Siapa pemilik sepakbola di Timur Laut Inggris ?  Jawaban pastinya dalam dua setengah musim terakhir adalah Sunderland.  Ya.... derby Tyne-Wer atau Wear-Tyne, tergantung siapa yang menjadi tuan rumah selalu penuh dengan intrik diluar sepakbola.  Musim lalu, nama Alan Pardew tercoreng walaupun sempat membawa Newcastle United kepapan tengah.  Kenapa ? Karena ketidakmampuannya menghindari The Magpies dari kekalahan menghadapi The Black Cats.  Dua kekalahan tandang dan kandang yang dianggap oleh para Toon Armies sebagai salah satu penyebab kenapa Sunderland mampu bertahan di Barclays Premier League dan tidak terdegradasi. Bagi para Toon Armies, menendang Sunderland ke Championship adalah sebuah keberhasilan semusim.

Musim inipun, cacian kembali datang ke Pardew, usai kembali kalah di St James Park dari anak asuhan Gustavo Poyet ketika itu.  Sunderland yang jarang mendapatkan kemenangan bisa melenggang menang untuk keempat kalinya berturut turut atas Newcastle United.

Seakan dosa yang tida termaafkan, walaupun kembali kini, Sunderlanda diambang zona degradasi dengan hanya berbeda satu poin dari Burnley yang ada di urutan ke 18.  Pelatih baru, tapi belum dengan hasil baru.  Dua minggu lalu di week 30, kembali Sunderland, kini dibawah pimpinan Dick Advocaat harus menelan kekalahan, dimenit terakhir laga tandang di Boleyn Ground.

Kini harapan pendukung The Black Cats ada pada pelatih asal Belanda yang belum pernah mengenyam pengalaman sebagai pelatih kepala di sepakbola Inggris.  Juga harapan pada historis derby Timur Laut Inggris ini dalam dua musim terakhir.  Tapi dari sisi kekinian dan juga kualitas pemain saat ini, keuntungan ada pada pihak  tamu.

Dari data sttistik berdasarkan kecepatan bergerak melakukan serangan balik yang jadi ciri khas kedua klub, individu individu yang ada di Newcastle jauh diatas para pemain The Black Cats.  Moussa Sissoko, Yoann Gouffran, Ayoze Perez, Papiss Demba Cisse,  bahkan Vurnon Anita yang biasa menjadi pemain pertama yang melancarkan counter attack punya kecepatan yang hanya bisa diimbangi oleh Connor Whickham di kubu Sunderland.

Kini persoalan lebih pada counter strategi Dick Advocaat dengan pengalamannya.  Menunggu, bersabar didaerah sendiri dan menjadikan laga derby yang biasanya sarat ketegangan menjadi membosankan adalah satu cara yang biasanya efektif.  Apapun, Sunderland lebih butuh hasil ketimbang membawa laga ini menjadi derby yang panas bukan ?  Harus diingat bahwa Burnley bermain di Turf Moor menghadapi Tottenham Hotspur, tempat dimana tiga minggu lalu pasukan Sean Dyche ini mengejutkan dengan mengalahkan Manchester City. Kombinasi hasil yang tidak menguntungkan akan membawa Sunderland masuk zona degradasi dengan hanya tujuh laga tersisa. SUNDERLAND 50 – 50 NEWCASTLE UNITED

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com