"Tim investigasi masih bekerja. Harapanya, dari hasil dari investigasi, Komdis bisa mencabut sanksi didiskualifikasi dari babak delapan besar Divisi Utama," ujar Direktur Utama PT Putra Sleman Sembada (PSS), Supardjiono, Sabtu (01/11/2014).
Suparjiono mengungkapkan, surat sanksi dari Komdis PSSI sudah diterima manajemen PSS pada Kamis (30/10/2014). Manajemen PSS sampai saat ini masih mempelajari sanksi diskualifikasi dari gelaran delapan besar Liga Indonesia yang diberikan komdis PSSI.
Meski Komdis menyatakan tidak ada banding, lanjutnya, saat ini tim investigasi masih bekerja melakukan penyelidikan. Dengan demikian, pihaknya berharap akan ada perubahan sanksi yang dijatuhkan, bukan kepada tim tetapi ke para pelakunya, termasuk aktor intelektual di balik pertandingan sepak bola gajah itu.
"Jangan timnya yang diberikan sanksi, tapi pelaku-pelakunya. Kan dulu pernah ada persitiwa serupa dan pelakunya yang kena sanksi bukan tim," ungkapnya.
Sementara itu, mengenai adanya insiden intimidasi kepada wartawan saat menjalankan tugas meliput PSS di Maguwoharjo, dirinya juga masih belum bisa berkomentar banyak. Hanya saja, manajemen berharap hubungan antara suporter dengan wartawan bisa kembali kondusif.
Seperti yang sudah diwartakan, laga PSS versus PSIS Semarang pada pertandingan terakhir Grup N babak delapan besar Divisi Utama di lapangan militer milik Akademi Angkatan Udara (AAU) Adisutjipto Yogyakarta, Berbah, Sleman, Minggu (26/10), diwarnai kejadian yang memalukan. Kedua tim memeragakan sepak bola gajah.
Laga tersebut berakhir dengan skor 3-2 untuk kemenangan PSS. Yang sangat memalukan, lima gol itu lahir dari hasil bunuh diri kedua tim, yang tak berniat menang.