Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Columbus, Jerman, dan Emas Amerika Latin yang Hilang...

Kompas.com - 17/07/2014, 09:45 WIB
Ary Wibowo

Penulis

KOMPAS.com - Bagi masyarakat Amerika Latin, kedatangan Christopher Columbus ke Benua Amerika adalah awal kesedihan dan penderitaan. Bagi mereka, tidak ada yang patut disyukuri dari kedatangan admiral asal Italia itu saat menginjakkan kaki di Amerika pada 12 Oktober 1492.

Christopher Columbus pertama kali berlabuh di Bahama. Matanya menatap tajam ke tengah hamparan biru air Laut Karibia. Desiran pasir yang terempas ombak laut, membuatnya yakin bahwa daratan yang awalnya dikira sebagai Kepulauan Kipango, Jepang, itu adalah salah satu surga untuk bangsa Eropa.

Ketika tiba di San Salvador, Columbus  berinteraksi dengan penduduk-penduduk asli Amerika. Buku berjudul Extracts from the Journal of Christopher Columbus, menggambarkan bagaimana ia pertama kali melihat para penduduk asli yang menyambut mereka dengan gembira.

"Mereka tidak membawa senjata. Saya menunjukkan mereka pedang, tetapi mereka terheran-heran. Mereka kemudian memegang sisi pedang yang tajam dan mereka terluka. Mereka tidak memiliki besi. Tombak mereka hanya terbuat dari kayu tebu," demikian Columbus menuliskan pengalamannya itu.

Columbus terpesona dengan keindahan alam Amerika. Namun, ternyata bukan itulah yang dicarinya. Dalam buku hariannya tertanggal 15 Oktober, ia menuliskan, "Saya ingin mencari emas. Saya melihat penduduk asli memakainya pada lengan dan kaki mereka. Dan setelah memastikan potongan-potongan itu sama dengan emas yang saya punya, saya tidak boleh gagal untuk menemukan tempat yang memproduksinya."

Bagi Columbus, dengan emas, orang akan kaya dan siapapun yang mempunyainya akan mampu membuat apa yang diinginkan di dunia. Bahkan dengan emas itu pula jalan menuju kesuksesan bakal terbuka bagi manusia. Karena hal itulah, Columbus akhirnya memiliki tekad untuk mencari emas serta rempah-rempah dengan mengunjungi sejumlah wilayah di Selatan Amerika.

Seiring perjalanannya, Columbus mampu membawa perubahan besar bagi bangsa Eropa. Maklum, pada abad pertengahan, rempah-rempah dan emas adalah kunci untuk membuka gerbang perdagangan merkantilis mereka. Karena itulah ketika Columbus memperkenalkan rute ke Amerika, emas serta rempah-rempah yang terpendam di sepanjang wilayah Amerika dikuras habis-habisan oleh bangsa Eropa.

Namun, setali tiga uang, kedatangan Columbus itu juga mengakibarkan hancurnya kebudayaan bangsa Indian yang merupakan penduduk asli Amerika. Setelah pelayaran Columbus, pelayar-pelayar Eropa lainnya berdatangan ke Amerika. Mereka pun menjadikan penduduk asli ibarat budak yang tenaganya terus diperas untuk mencari atau mencuci emas atau permata.

Robert Hume dalam karyanya berjudul Christopher Columbus and the European Discovery of America menuliskan seorang biarawan Dominikan di Pulau Hispaniola bernama Antonio de Montesinos pada 1511 sempat melaporkan bahwa bangsa Eropa telah memperlakukan penduduk asli Amerika secara tidak manusiawi. Akhirnya banyak penduduk asli Amerika yang lebih memilih untuk bunuh diri secara masal ketimbang harus menggali dan mencuci emas setiap hari.

Hari Columbus
Ratusan tahun berlalu dan kini Amerika pun mempunyai peringatan bernama Columbus Day atau Hari Columbus yang diadakan setiap hari Senin kedua pada bulan Oktober. Peringatan itu mengacu kepada perjalanan sejarah ketika Columbus untuk kali pertama mencapai Benua Amerika.

Hari Columbus semula merupakan perayaan warisan warga Amerika keturunan Italia yang pertama diselenggarakan di San Francisco pada 1869. Perayaan tingkat negara bagian pertama diadakan di Colorado pada 1907 dan tiga puluh tahun berselang, perayaan itu mulai menjadi hari besar di seluruh Amerika Serikat.

Namun tidak semua bagian Amerika merayakan Hari Columbus, misalnya, di wilayah California, Nevada dan Hawaii. Sementara itu, beberapa penduduk di South Dakota dan Berkeley, California merayakan hari penduduk pribumi Amerika. Bahkan, bagi penduduk Amerika Latin, perayaan itu adalah kontroversi dan tidak berarti apa-apa.

Bagi masyarakat Amerika Latin, perayaan Columbus itu justru dikenang sebagai awal kehancuran nenek moyang mereka. Apalagi, kedatangan Columbus kala itu juga bertepatan dengan periode Reconquista (penaklukan kembali) di Spanyol. Dengan begitu, para penduduk asli Amerika mendapatkan imbas, karena orang-orang Spanyol menganggap praktik agama penduduk asli Amerika sebagai kegiatan sesat.

Akibatnya, di bawah Pengadilan Inquisisi yang dipimpin Ratu Isabella I asal Castile, para penduduk asli Amerika banyak yang disiksa dan mati secara mengenaskan. Tiga orang Indian perwakilan suku Aymara dan Kechua pernah menuliskan surat kepada Paus Yohanes Paulus II ketika berkunjung ke Peru pada 1985.

"Sesungguhnya dengan kedatangan Christopher Columbus, di Amerika dipaksakan suatu kebudayaan, suatu bahasa dan suatu agama serta nilai-nilai yang hanya cocok untuk orang Eropa saja," begitu tulis mereka dalam surat tersebut. Penderitaan atas nilai-nilai tersebut terus mengiringi perjalanan panjang sejarah masyarakat Amerika Latin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prediksi Skor Manchester City Vs Chelsea Semi Final FA Cup

Prediksi Skor Manchester City Vs Chelsea Semi Final FA Cup

Liga Inggris
Link Live Streaming Timnas Indonesia Vs Yordania di Piala Asia U23

Link Live Streaming Timnas Indonesia Vs Yordania di Piala Asia U23

Timnas Indonesia
PSSI Terbuka untuk Emil Audero Bela Timnas Indonesia, Tanpa Paksaan

PSSI Terbuka untuk Emil Audero Bela Timnas Indonesia, Tanpa Paksaan

Internasional
Nagelsmann Perpanjang Kontrak Bersama Jerman hingga Piala Dunia 2026

Nagelsmann Perpanjang Kontrak Bersama Jerman hingga Piala Dunia 2026

Internasional
IBL 2024, Kesuksesan Prawira Bandung Lakukan Revans Atasi Bali United

IBL 2024, Kesuksesan Prawira Bandung Lakukan Revans Atasi Bali United

Sports
Man City vs Chelsea: Haaland Diragukan untuk Tampil di Semi Final

Man City vs Chelsea: Haaland Diragukan untuk Tampil di Semi Final

Liga Inggris
Hasil dan Klasemen Liga Italia: Lazio Berjaya, Juventus Seri, Inter Masih di Puncak

Hasil dan Klasemen Liga Italia: Lazio Berjaya, Juventus Seri, Inter Masih di Puncak

Liga Italia
Hasil Cagliari vs Juventus 2-2: Nyonya Tua Kebobolan Dua Gol dari Penalti

Hasil Cagliari vs Juventus 2-2: Nyonya Tua Kebobolan Dua Gol dari Penalti

Liga Italia
MU Umumkan Kedatangan Jason Wilcox, Kejar Standar Performa Tertinggi

MU Umumkan Kedatangan Jason Wilcox, Kejar Standar Performa Tertinggi

Liga Inggris
Timnas U23 Jepang dan Arab Saudi Lolos ke Babak Knockout

Timnas U23 Jepang dan Arab Saudi Lolos ke Babak Knockout

Internasional
Klub Liga Belanda Vitesse Diganjar Pengurangan 18 Poin, Degradasi Pertama Setelah 35 Tahun

Klub Liga Belanda Vitesse Diganjar Pengurangan 18 Poin, Degradasi Pertama Setelah 35 Tahun

Liga Lain
Jadwal Semifinal Piala FA: Man City Vs Chelsea, Coventry Vs Man United

Jadwal Semifinal Piala FA: Man City Vs Chelsea, Coventry Vs Man United

Sports
Persib Vs Persebaya, Munster Bicara Tantangan Finis di Posisi Terbaik

Persib Vs Persebaya, Munster Bicara Tantangan Finis di Posisi Terbaik

Liga Indonesia
Kata Pelatih Yordania Soal Timnas U23 Indonesia

Kata Pelatih Yordania Soal Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
LPDUK Kemenpora Ungkap Alasan Boyong Red Sparks ke Indonesia

LPDUK Kemenpora Ungkap Alasan Boyong Red Sparks ke Indonesia

Sports
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com