KOMPAS.com - Tak ada rona bahagia di wajah Lionel Messi saat menerima trofi Bola Emas sebagai pemain terbaik Piala Dunia 2014. Raut muka ”La Pulga” lebih menyiratkan kesedihan karena Argentina gagal menjadi juara. Penghargaan bergengsi itu rupanya tak mampu menghibur si pemain terbaik dunia empat kali tersebut.

Hanya David Beckham yang mampu membuatnya sedikit tersenyum. Ia membalas lambaian tangan Beckham yang datang ke Stadion Maracana bersama ketiga putranya, Brooklyn, Romeo, dan Cruz. Anak-anak mantan kapten tim nasional Inggris itu mengenakan jersey Argentina.

”Kami mendukung Messi karena ia pemain hebat dan rendah hati. Saat rekannya mencetak gol, ia orang pertama yang menyambut dan merayakan gol. Meski gagal menjadi juara dunia, ia pantas menjadi pemain terbaik,” ujar Beckham.

Tak lama setelah menerima trofi, Messi menyempatkan diri berfoto dengan Manuel Neuer, si penjaga gawang terbaik. Ia lalu menuruni anak tangga podium sambil menyambut uluran tangan penggemar. Ia juga berbesar hati menerima pelukan pemain Jerman Bastian Schweinsteiger sebelum akhirnya bergegas menuju ruang ganti.

”Saat ini tak ada yang bisa menghibur saya. Tidak penghargaan atau apa pun. Yang kami inginkan hanyalah membawa pulang trofi Piala Dunia dan merayakannya dengan seluruh masyarakat Argentina,” ujar pemain Barcelona itu.

”Meski Jerman lebih banyak menguasai bola, kami pantas mendapat lebih. Sangat menyakitkan kalah dengan cara seperti ini,” lanjut kapten tim ”Tango” itu. Kendati laga melawan Jerman menyisakan kekecewaan mendalam, ia bertekad membawa Argentina lebih baik di masa mendatang.

Pelatih ”La Albiceleste” Alejandro Sabella berpendapat Messi layak menjadi pemain terbaik. ”Dia tampil hebat sepanjang Piala Dunia. Meski menjadi kekuatan utama Argentina, ia mampu mengangkat penampilan rekan setim hingga akhirnya tampil di final,” ujar pria yang tak lagi menjabat pelatih tim Tango seusai Piala Dunia.

Bagi pelatih Chelsea Jose Mourinho, ada atau tidaknya trofi Piala Dunia tak mengurangi kualitas Messi sebagai salah satu pemain besar yang pernah ada. Ia pun berharap masyarakat Argentina tak menyalahkan Messi atas kegagalan meraih gelar juara.

”Lebih mudah menghargai Messi ketika ia menang, tetapi sulit saat ia kalah. Namun, patut diingat, ia sudah melakukan segalanya dengan mencetak empat gol setelah musim yang melelahkan bersama Barcelona di Liga Spanyol dan kompetisi Eropa,” tutur pria asal Portugal itu.

Penampilan menonjol Messi di empat laga awal menjadi salah satu dasar penilaian FIFA untuk kategori pemain terbaik. Ia mencetak empat gol dan terpilih sebagai pemain terbaik di empat laga beruntun. Gol tunggal Angel di Maria ke gawang Swiss di babak 16 besar juga berkat umpan matang Messi.

Menurun

Hanya saja, penampilannya di tiga laga terakhir cenderung menurun. Ia gagal mencetak gol dan memberi asis (umpan yang berujung gol). Bahkan, saat melawan Belanda di semifinal, ia seperti ”menghilang” dari lapangan. Ia hanya mampu sekali mengancam gawang lawan selama 120 menit pertandingan. Sang ayah, Jorge Messi, tak menampik jika penampilan putranya agak menurun. ”Ia kelelahan karena hampir tak beristirahat seusai memperkuat Barcelona musim lalu. Kakinya terasa berat seperti membawa beban seberat 100 kilogram,” katanya.

Mungkin itu pula yang membuat statistik penampilan Messi tak terlalu menonjol. Di jajaran pemain terbaik versi indeks Castrol (penyedia data statistik Piala Dunia 2014), ia berada di urutan ke-11 dengan peringkat 9,46. Terpaut 0,33 dari gelandang Jerman, Toni Kroos, yang berada di peringkat teratas.

Adapun untuk kategori khusus penyerang, Messi berada di peringkat ke-5 di belakang Karim Benzema (Perancis), Arjen Robben (Belanda), Thomas Mueller (Jerman), dan Neymar (Brasil). Koleksi golnya pun kalah dari gelandang serang Kolombia, James Rodriguez, yang mengemas enam gol.

”Sejujurnya, ia tidak pantas mendapat Bola Emas karena banyak pemain yang tampil lebih baik darinya. Saya sangat menyukai Messi. Apa pun akan saya berikan untuknya. Namun, kali ini kita mesti jujur. Penghargaan itu lebih karena FIFA ingin gelar diberikan secara merata,” tutur legenda Argentina, Diego Maradona.

Apa pun itu, Messi tetaplah Messi. Ia masih layak menjadi yang terbaik. (bbc/fifa/riz)