Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Mana Posisi Liga Brasil?

Kompas.com - 14/07/2014, 17:10 WIB

KOMPAS.com - Pesta sepak bola dunia di negeri sendiri yang hanya menghasilkan peringkat keempat bagi tim nasional Brasil menyisakan pertanyaan di kalangan pemerhati sepak bola terkait kelaikan skuad timnas mereka. Mereka mengkritik perekrutan pemain yang terkesan mengabaikan pemain-pemain di Liga Brasil.

Dari 23 pemain timnas Brasil, hanya empat orang yang bermain di klub Brasil, yakni Jefferson (Botafogo), Fred (Fluminense), serta dua pemain Atletico Mineiro, yakni Jo dan Victor. Di antara mereka, hanya satu yang kerap menjadi starter, yakni Fred, si penyerang tengah. Kiper cadangan Victor dan Jefferson tak pernah dimainkan, sedangkan Jo striker cadangan.

Ke-19 pemain lain berkiprah di klub-klub Eropa. Mantan penyerang Flamengo, Luizinho Lemos, menilai, terjadi perubahan paradigma dalam perekrutan pemain timnas Brasil dalam beberapa tahun terakhir. ”Dulu, era 1970 hingga 1980-an, tim nasional memanggil bintang-bintang klub Brasil. Salah satunya Zico yang striker Flamengo dipanggil memperkuat timnas Brasil di Piala Dunia 1982,” ujar Lemos, akhir pekan lalu.

Saat ini tim ”Selecao” memprioritaskan pemain klub Eropa. Menurut Lemos, aneh jika tim ”Samba” yang berlaga di Piala Dunia, apalagi bermain di negeri sendiri, dihuni pemain yang lebih banyak tinggal di negara-negara Eropa. ”Setelah Piala Dunia usai, mereka kembali ke negara tempat mereka tinggal di Eropa. Aneh menurut saya,” ujarnya.

Ia menilai, pelatih Luiz Felipe Scolari terlalu menyederhanakan perekrutan pemain dengan menomorduakan pemain-pemain klub Brasil. Padahal, klub-klub profesional Brasil, diyakini Lemos, masih menjadi sumber pemain berbakat. ”Dan, pastinya banyak yang layak masuk tim nasional,” ujar mantan penyerang yang semasa bermain mencetak 260 gol di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, itu.

Dominasi antarklub

Liga Serie A Brasil diikuti 20 klub profesional. Beberapa kota menjadi hunian klub-klub penting, di antaranya Sao Paulo, Rio de Janeiro, Belo Horizonte, dan Porto Alegre. Sao Paulo menjadi rumah klub terkemuka seperti Sao Paulo, Corinthians, dan Palmeiras.

Empat klub ternama, yakni Fluminense, Flamengo, Vasco da Gama, dan Botafogo, berkandang di Rio de Janeiro. Belo Horizonte menjadi kandang Cruzeiro dan Atletico Mineiro. Adapun di Porto Alegre bercokol dua klub utama kota itu, Internacional dan Gremio.

Klub-klub besar di Brasil sering kali merajai Piala Intercontinental, yaitu kejuaraan yang mempertemukan juara Liga Champions Eropa melawan juara Copa Libertadores (Liga Champions Amerika Selatan). Kejuaraan ini merupakan embrio Piala Dunia Antarklub, turnamen antara klub juara setiap konfederasi.

Santos merebut trofi Piala Intercontinental pada 1962 dan 1963, mengempaskan Benfica pada 1962 dan AC Milan (1963). Klub lain yang juga pernah juara di Piala Intercontinental adalah Flamengo (1981), Gremio (1983), Sao Paulo (1992, 1993).

Ketika kejuaraan ini diambil alih Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) dan bertitel Piala Dunia Antarklub, Corinthians menjadi juara (2000), kemudian Sao Paulo (2005), Internacional (2006), dan terakhir kali Corinthians pada 2012.

Terakhir, pada perhelatan 2013, wakil Amerika Selatan, yakni Atletico Mineiro, tampil mengecewakan karena kalah di semifinal dari klub Maroko, Raja Casablanca. Pada turnamen yang dijuarai Bayern Muenchen itu, Mineiro hanya berperingkat ketiga.

Jika dicermati dalam perhelatan lima tahun, yakni antara 2007 dan 2011, klub Eropa kian mendominasi. AC Milan juara pada 2007, disusul Manchester United (2008), Barcelona pada 2009 dan 2011, lantas Inter Milan menjadi kampiun pada 2010.

Disadari atau tidak, surutnya prestasi klub-klub Brasil di pentas antarklub dunia memengaruhi persepsi masyarakat terhadap kualitas klub profesional Brasil. Dalam jangka panjang, hal ini berdampak pula pada perhatian timnas terhadap pemain di klub Brasil.

Ke depan, berpijak pada kegagalan Brasil di Piala Dunia 2014, yang salah satunya karena berorientasi pada pemain-pemain klub Eropa, Liga Serie A Brasil perlu meningkatkan kualitas kompetisi, termasuk kualitas klub itu sendiri.

Pemain yang muncul dan dibesarkan di klub Brasil, pernah berjaya di klub Eropa, serta pernah membawa tim Brasil juara dunia harus lebih banyak dilahirkan, seperti halnya Romario Faria yang dilahirkan Flamengo.

Penyerang bertubuh gempal itu pernah sukses di Barcelona serta berjaya di empat klub Rio de Janeiro, yaitu Flamengo, Vasco da Gama, Fluminense, dan America. Prestasinya makin gemilang dengan kesuksesannya membawa Brasil juara dunia di Amerika Serikat 1994.

Ia kini tercatat sebagai pencetak gol terbanyak kedua sepanjang masa di Liga Brasil, dengan 154 gol. Akankah muncul Romario-Romario berikutnya? Terpulang kepada Federasi Sepak Bola Brasil (CBF) sebagai pemegang tampuk tertinggi kepemimpinan sepak bola Brasil serta pelatih dan pemain klub-klub profesional Brasil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Timnas U23 Indonesia Vs Australia, Dukungan 3.000 Suporter untuk Garuda Muda

Timnas U23 Indonesia Vs Australia, Dukungan 3.000 Suporter untuk Garuda Muda

Timnas Indonesia
Alarm Bahaya untuk Borneo FC

Alarm Bahaya untuk Borneo FC

Liga Indonesia
Kento Momota Pensiun dari Timnas Jepang Usai Piala Thomas 2024

Kento Momota Pensiun dari Timnas Jepang Usai Piala Thomas 2024

Badminton
Rentetan Masalah Persebaya Usai Kalah Telak di Kandang Sendiri

Rentetan Masalah Persebaya Usai Kalah Telak di Kandang Sendiri

Liga Indonesia
Timnas U23 Indonesia Vs Australia, Vidmar Prediksi Formasi Garuda

Timnas U23 Indonesia Vs Australia, Vidmar Prediksi Formasi Garuda

Timnas Indonesia
Penantian Febri Hariyadi Cetak Gol untuk Persib, Harapan Pelatih

Penantian Febri Hariyadi Cetak Gol untuk Persib, Harapan Pelatih

Liga Indonesia
Link Live Streaming Indonesia Vs Australia di Piala Asia U23, Kickoff 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia Vs Australia di Piala Asia U23, Kickoff 20.00 WIB

Timnas Indonesia
Kevin De Bruyne Lewati Rekor Rooney di Liga Champions Saat Bela Man United

Kevin De Bruyne Lewati Rekor Rooney di Liga Champions Saat Bela Man United

Liga Champions
Empat Fakta Jelang Indonesia Vs Australia

Empat Fakta Jelang Indonesia Vs Australia

Timnas Indonesia
Kabar Baik dan Buruk Persib Jelang Lawan Persebaya

Kabar Baik dan Buruk Persib Jelang Lawan Persebaya

Liga Indonesia
Cerita Unik di Balik Kemenangan PSM atas PSIS

Cerita Unik di Balik Kemenangan PSM atas PSIS

Liga Indonesia
Persib Lolos Championship Series, Manfaatkan Hasil Persija Vs Persis

Persib Lolos Championship Series, Manfaatkan Hasil Persija Vs Persis

Liga Indonesia
Persija Menang atas Persis di Jakarta, Jakmania Bicara Identitas dan Pembenahan

Persija Menang atas Persis di Jakarta, Jakmania Bicara Identitas dan Pembenahan

Liga Indonesia
Empat Tim di Semifinal Liga Champions: Real Madrid Vs Bayern, PSG Vs Dortmund

Empat Tim di Semifinal Liga Champions: Real Madrid Vs Bayern, PSG Vs Dortmund

Liga Champions
Rahasia Kiper Madrid Gagalkan Tendangan Penalti Bernardo Silva

Rahasia Kiper Madrid Gagalkan Tendangan Penalti Bernardo Silva

Liga Champions
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com