Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemain Brasil ”Malas” Berlari

Kompas.com - 12/07/2014, 20:33 WIB
Agung Setyahadi,
Aswin Rizal Harahap

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banyak faktor yang menjadi biang kegagalan Brasil di Piala Dunia 2014. Salah satunya adalah daya jelajah yang minim dari para pemain ”Selecao”. Dari statistik yang dirilis FIFA, tak ada satu pun penggawa tim ”Samba” yang masuk 10 besar pemain paling rajin. Ternyata, tim Brasil ”malas” berlari.

Tak berlebihan jika belakangan masyarakat Brasil tidak menyukai Fred dan Hulk. Dalam dua laga terakhir, kedua penyerang tim Samba itu selalu dicemooh akibat penampilan di bawah standar. Selain kurang tajam, mereka kurang berkontribusi membantu pertahanan, terutama saat tim kehilangan bola dan mendapat tekanan lawan.

Daya jelajah kedua pemain tersebut selama Piala Dunia 2014 tergolong yang paling rendah di antara pemain Brasil lain. Dari 471 menit bermain di enam pertandingan, daya jelajah Fred 47,2 kilometer (km). Artinya, ia rata-rata bergerak (bisa berlari atau jalan) 7,8 km per laga.

Sementara daya jelajah Hulk lebih rendah, yakni 7,76 km per pertandingan. Catatan rata-rata per pertandingan itu jauh di bawah striker lain, seperti Arjen Robben (Belanda; 11,5 km), Thomas Mueller (Jerman; 11,4 km), Robin van Persie (Belanda; 10,4 km), dan Gonzalo Higuain (Argentina; 9,2 km).

Padahal, skema permainan 4-3-3 yang dikembangkan pelatih Brasil Luiz Felipe Scolari membutuhkan pergerakan yang dinamis. Pada pola menyerang itu, tiga penyerang bertugas menjadi tembok pertahanan pertama.

”Mereka harus lebih agresif merebut bola dari kaki lawan dan ikut turun ke lini tengah saat tim ditekan lawan. Namun, itu tidak terjadi karena Fred dan Hulk malas berlari,” ungkap mantan penyerang Brasil, Romario.

Pemain Brasil berdaya jelajah paling tinggi adalah Luiz Gustavo. Gelandang jangkar itu di urutan ke-13 dengan rata-rata 10,94 km per laga. Ia berada di atas Oscar (10,1 km) dan Marcelo (9,9 km).

Yang menarik, lima posisi teratas pemain berdaya jelajah tertinggi ditempati pemain Eropa, yakni Wesley Sneijder, Arjen Robben, dan Daley Blind (Belanda), serta Thomas Mueller dan Toni Kroos (Jerman). Mereka rata-rata bergerak lebih dari 11 km per laga.

Itu cukup mengejutkan mengingat faktor cuaca dan kelembaban yang tinggi menjadi kendala bagi para pemain dari Benua Biru Eropa. ”Itu menunjukkan pemain Belanda dan Jerman memiliki etos kerja dan semangat yang tinggi. Brasil, yang memainkan gaya tak jauh berbeda, justru kurang memiliki karakter itu,” kata Romario.

Minimnya daya jelajah itu juga dipengaruhi perubahan gaya bermain pada tim Samba. Tim asuhan Scolari tak lagi memainkan bola dari kaki ke kaki, seperti Brasil pada masa jayanya dulu, tetapi lebih pragmatis. Bola langsung dikirim dari lini belakang ke depan lewat umpan panjang, mirip tim Eropa.

Kurangi daya jelajah

Gaya itu tak saja mengurangi daya jelajah pemain, tetapi juga membuat permainan Brasil mudah dibaca. Apalagi, secara teknik, tim Samba saat ini tak sebaik dengan tim Brasil terdahulu.

Setelah pertandingan babak 16 besar melawan Cile, yang berakhir 1-1 dalam 120 menit pertandingan, legenda Brasil, Tostao, berkata, ”Tidak ada lini tengah. Itu karena tak memiliki pengatur serangan dan ada celah yang terlalu lebar antara lini belakang dan depan.

Salah satu pahlawan Brasil di Piala Dunia 1970 itu melanjutkan, ”Luiz Gustavo terlalu dekat dengan bek, Neymar terlalu dekat dengan Fred dan Oscar, sedangkan Hulk bermain terlalu melebar. Itu membuat Fernandinho terisolasi seorang diri di lini tengah dan dipaksa melihat bola lalu lalang melewati dirinya.”

Andre Kfouri, kolumnis sepak bola di Brasil, menyoroti buruknya lini tengah Selecao. ”Sektor yang semestinya membuat harmonisasi di tim justru tak berjalan baik. Lini tengah Brasil seperti terbagi dalam dua unit yang berbeda bahasa dan bekerja tanpa adanya penerjemah,” deskripsi Kfouri dalam analisisnya di media cetak Brasil, O Globo.

Celakanya, menurut mantan gelandang Brasil, Zico, tim asuhan Scolari tak memiliki alternatif ketika menemui jalan buntu.

”Mereka (Scolari dan Direktur Teknik Carlos Alberto Parreira) terus terfokus pada kesuksesan di Piala Konfederasi 2013. Mereka terus menerapkan formasi sama dan tim yang sama. Semua tim punya waktu setahun untuk berlatih menghadapi Brasil,” ujar pilar Selecao di Piala Dunia 1982.

Zico, yang dikenal dengan sebutan ”Pele Putih” itu, juga menilai para pemain Brasil, termasuk Neymar, bukanlah pilihan utama di klub mereka. ”Bahkan, David Luiz dan Oscar tidak bisa dikatakan pemain utama di Chelsea,” ujar mantan pemain Flamengo tersebut.

Kesimpulannya, Brasil butuh pembenahan menyeluruh untuk kembali menjadi tim adidaya di dunia. (afp/bbc/ang/riz)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sandro Tonali Didakwa 50 Kali Melanggar Aturan Judi FA dalam 3 Bulan

Sandro Tonali Didakwa 50 Kali Melanggar Aturan Judi FA dalam 3 Bulan

Liga Inggris
Shin Tae-yong Ungkap Timnas Indonesia Akan Tambah Amunisi Baru

Shin Tae-yong Ungkap Timnas Indonesia Akan Tambah Amunisi Baru

Timnas Indonesia
Shin Tae-yong Yakin Level Timnas Indonesia Akan Terus Berkembang

Shin Tae-yong Yakin Level Timnas Indonesia Akan Terus Berkembang

Timnas Indonesia
Hasil Persib Bandung Vs Bhayangkara FC 0-0, Bojan Hodak Frustrasi

Hasil Persib Bandung Vs Bhayangkara FC 0-0, Bojan Hodak Frustrasi

Liga Indonesia
Usai Dipecat, Phillipe Troussier Ungkap Akan Rindukan Vietnam

Usai Dipecat, Phillipe Troussier Ungkap Akan Rindukan Vietnam

Internasional
Klasemen Liga 1: Persikabo 1973 Degradasi, Bhayangkara di Tepi Jurang

Klasemen Liga 1: Persikabo 1973 Degradasi, Bhayangkara di Tepi Jurang

Liga Indonesia
Persikabo Jadi Tim Liga 1 2023-2024 Pertama yang Degradasi

Persikabo Jadi Tim Liga 1 2023-2024 Pertama yang Degradasi

Liga Indonesia
Hasil Persib Vs Bhayangkara FC 0-0, Guardian Bertahan dari Gempuran Maung Bandung

Hasil Persib Vs Bhayangkara FC 0-0, Guardian Bertahan dari Gempuran Maung Bandung

Liga Indonesia
SC Heerenven Beri Apresiasi untuk Thom Haye dan Nathan Tjoe-A-On

SC Heerenven Beri Apresiasi untuk Thom Haye dan Nathan Tjoe-A-On

Timnas Indonesia
Link Live Streaming Persib Bandung vs Bhayangkara, Kickoff 20.30 WIB

Link Live Streaming Persib Bandung vs Bhayangkara, Kickoff 20.30 WIB

Liga Indonesia
Sakit Arema FC Dikalahkan Persebaya, Singo Edan Diminta Tak Putus Asa

Sakit Arema FC Dikalahkan Persebaya, Singo Edan Diminta Tak Putus Asa

Liga Indonesia
AC Milan Siap Relakan Giroud Pergi, Satu Syarat Sacchi untuk Zirkzee

AC Milan Siap Relakan Giroud Pergi, Satu Syarat Sacchi untuk Zirkzee

Liga Italia
Greg Nwokolo Akui Penjaga Gawang Persebaya Jadi Pembeda

Greg Nwokolo Akui Penjaga Gawang Persebaya Jadi Pembeda

Liga Indonesia
Xabi Alonso Tak Pernah Merengek, Tuchel Tak Bawa Bayern Naik Level

Xabi Alonso Tak Pernah Merengek, Tuchel Tak Bawa Bayern Naik Level

Bundesliga
5 Jurus Sakti Xabi Alonso Lesatkan Leverkusen, Jauh Tinggalkan Bayern

5 Jurus Sakti Xabi Alonso Lesatkan Leverkusen, Jauh Tinggalkan Bayern

Bundesliga
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com