CAMPINAS, KOMPAS.com — Suasana latihan tim nasional Portugal di Campinas, Selasa (24/6/2014), terasa hambar. Aura optimisme di wajah para pemain ”A Seleccao” memudar. Dalam konferensi pers tidak ada lagi lontaran jenaka seperti yang dilakukan oleh bomber Helder Postiga menjelang laga melawan Amerika Serikat. Portugal seolah sedang bersiap menghadapi kematian.

”Kami membayangkan pertandingan melawan Ghana seperti hari terakhir kehidupan kami,” ujar pemain bertahan Portugal, Ricardo Costa, dalam konferensi pers yang dihadiri wartawan Kompas, Agung Setyahadi.

Portugal harus tampil sempurna pada laga terakhir Grup G melawan Ghana di Stadion Nasional Brasilia, Kamis (26/6/2014). Lini depan mereka harus mencetak banyak gol dan lini belakang tetap bersih untuk menutup selisih gol minus empat. Portugal kini di dasar klasemen dengan nilai satu, sama dengan Ghana. Peluang kedua tim ini sama-sama tipis.

Nasib Portugal dan Ghana sangat bergantung pada hasil laga antara Jerman dan Amerika Serikat yang sama-sama mengumpulkan empat poin. Jika laga kedua tim yang diasuh oleh pelatih asal Jerman, Joachim Loew dan Juergen Klinsmann, ini berakhir imbang, itulah hari kematian Portugal dan Ghana di Piala Dunia Brasil 2014.

Costa yakin, koneksi Jerman antara Loew dan Klinsmann tidak akan memengaruhi profesionalisme mereka sebagai pelatih kelas dunia. Loew dan Klinsmann merupakan pelatih timnas Jerman di Piala Dunia 2006. Kini, mereka akan beradu taktik untuk memperebutkan juara grup.

”Sebagai pelatih tim besar, mereka akan selalu menjunjung tinggi fair play dan ingin memenangi pertandingan. Saya yakin mereka sama-sama tidak ingin kalah dan akan tetap profesional,” ujar Costa.

Pada laga terakhir grup, Portugal bisa kembali diperkuat bek tengah Pepe yang telah menjalani satu kali larangan bertanding. Pemain Real Madrid itu kehilangan kendali emosi saat melawan Jerman. Pepe berlatih bersama rekan-rekannya, termasuk Cristiano Ronaldo. Mereka menjalani latihan ringan dengan melakukan umpan-umpan pendek dikombinasi dengan sprint. Ronaldo berlatih normal meski lutut kirinya masih dibebat.

Pemain terbaik dunia yang mengantar Real Madrid meraih la decima, gelar juara ke-10 Liga Champions, itu gagal bersinar di Brasil. Ronaldo belum mencetak gol, kontras dengan duo Barcelona, Neymar dan Lionel Messi. Neymar mencetak empat dari tujuh gol Brasil dan Messi menceploskan dua gol penentu kemenangan Argentina atas Bosnia-Herzegovina serta Iran dan kembali mendulang gol ke gawang Nigeria.

Kebugaran fisik Ronaldo menjadi kendala untuk tampil maksimal. Cedera lutut kiri menurunkan akselerasi dan kecepatan larinya. Akurasi tendangannya pun menurun seperti saat melawan Amerika Serikat. Pada laga terakhir Grup G ini, Ronaldo diharapkan bisa memberikan keajaiban.