Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Kejutan Setelah Uruguay Vs Kosta Rika

Kompas.com - 17/06/2014, 07:00 WIB
Oleh Gita Suwondo

KOMPAS.com - Pertandingan perdana di Grup A-D sudah berakhir Minggu (15/6/2014). Kejutan kecil adalah kemampuan Kroasia untuk membuat gugup tuan rumah di laga pembuka di Arena Corinthians. Kejutan menengah adalah permainan luar biasa Belanda di babak kedua yang berakhir dengan mempermalukan juara bertahan Spanyol, kekalahan terbesar sebuah tim juara bertahan dalam sejarah Piala Dunia. 

Kejutan yang paling besar adalah yang terjadi di Estadio Castelao, Forteleza saat Kosta Rika bukan saja untuk pertama kalinya mengalahkan sebuah negara Amerika Latin, tapi juga membuat Uruguay kembali ke bentuk permainan dasar mereka yang sempat sirna di Piala Dunia 2010 lalu, yaitu keras, kasar, kartu merah, dan kalah.

Terlepas dari apa pun, sekarang semua mata mengacu kembali pada laga kedua setiap tim, terutama di Grup A dan B. Akankah Selecao kembali gugup saat menghadapi musuh yang selalu merepotkan mereka akhir-akhir ini, Meksiko? Atau akankah Spanyol bernasib sama dengan Italia pada 1950, Brasil pada 1966, Perancis pada 2002, dan Italia pada 2010, juara bertahan yang langsung tersingkir di putaran grup? Juga akan kembalikah daya dobrak dahsyat pasukannya Louis van Gaal saat menghadapi Australia?

BEIN SPORTS Gita Suwondo.

BRASIL Vs MEKSIKO

Saat La Furia Roja dibantai Oranje 1-5 di Arena Fonte Nova, Salvador, Jumat (13/6) lalu, banyak yang memperkirakan bahwa juara bertahan Spanyol akan kesulitan di babak 16 besar mendatang, karena akan berhadapan dengan tuan rumah, Brasil, yang mengalahkan mereka di final Piala Konfederasi tahun lalu dengan tiga gol tanpa balas.

Semudah itukah skenarionya? Rasanya jika kita cepat menganggap demikian, berarti kita kurang respek terhadap Meksiko, lawan kedua Samba dan juga Cile yang akan jadi lawan berikut Iker Casillas dkk. Terutama Meksiko, yang membuktikan diri sebagai satu-satunya tim yang belum kebobolan di laga perdana sejauh ini. Formasi 3-5-1-1 garapan Miguel Herrera sangat solid di belakang. Trio centre back Francisco Rodriguez, Rafael Marquez, dan Hector Moreno leluasa menahan dobrakan Samuel Eto’o dkk.

Juga peran Jose Vazquez sebagai jangkar. Kontribusinya memberikan keleluasaan pada Giovani Dos Santos dan Oribe Peralta di barisan depan. Peran sayap, terutama gerakan Paul Aguilar dkk, berkali-kali menembus pertahanan Kamerun. Harus digarisbawahi bahwa Gio menciptakan dua gol bersih yang dianggap offside oleh wasit Wimar Rodan. Serangan sayap cepat tercatat sebagai kelemahan barisan belakang asuhan Scolari di laga melawan Kroasia.

Juga Oribe Peralta yang merupakan momok Brasil. Adalah dua gol Peralta di Stadion Wembley dua tahun lalu yang memupuskan impian medali emas Brasil di Olimpiade London 2012. Marcelo, Thiago Silva, Neymar, dan Oscar ada di pasukan yang hanya mampu merebut perak itu. Sedangkan di sisi la Tri di samping Peralta, ada juga gelandang serang Hector Herrera.

Memang Selecao sudah membalas kekalahan 1-2 di final olimpiade itu dengan kemenangan 2-0 di putaran grup Piala Konfederasi tahun lalu, juga di stadion yang sama untuk laga kali ini, Estadio Castelao, Fortaleza. Tapi Meksiko turun tanpa Oribe Peralta. Dengan Fortaleza sudah menghasilkan satu kali kejutan ketika Kosta Rika menghancurkan Uruguay, bukan tidak mungkin kejutan lagi tercipta jika kegugupan lini belakang Samba kembali terjadi. Dan memainkan Hulk untuk peran defensif di sisi kanan karena Dani Alves tidak cepat kembali ke posisinya akan merupakan blunder bagi O Canarinha. Brasil 55-45 Meksiko

SPANYOL Vs CILE

Kilas balik ke empat tahun lalu, ketika Spanyol kalah di laga perdana melawan Swiss, kemudian membaik penampilan dengan mengalahkan Honduras. Tiket ke perdelapan final mereka raih lewat penampilan memukau melawan Cile yang sebelumnya di dua laga perdana tidak kebobolan.

Nah, gaya permainan seperti itulah yang diharapkan dilakukan oleh Spanyol saat menghadapi Claudio Bravo dkk di Maracana, Rabu (18/6) mendatang. Acuannya adalah tiki taka tidak jalan, terutama di babak kedua melawan Oranje. Sebaliknya, walaupun hanya menghadapi Australia, terlihat bagaimana pola 4-3-3 garapan pelatih Cile asal Argentina, Jorge Sampaoli, sangat menekan.

Trio depan la Roja, Alexis Sanchez, Jorge Valdivia, dan Eduardo Vargas lugas mendobrak pertahanan lawan. Juga peran tiga midfielder Charles Aranguiz, jangkar Marcelo Diaz dan Arturo Vidal sang jenderal lapangan tengah. Kalaupun ada kelemahan adalah belum padunya dua centre back Gonzalo Jara dan Gary Medel, terutama peran Medel yang biasa bermain sebagai gelandang bertahan di klubnya harus berpindah ke posisi centre back.

Sisi ini yang harus dimanfaatkan oleh pasukan Vicente del Bosque, terutama peran Iniesta, Xavi, dan David Silva yang tidak menunjukkan kelas juara dunia dan juara Eropa mereka di laga perdana. Harus juga diingat bahwa pola tiki taka sudah terlalu terlihat kelemahannya dalam dua musim terakhir. Juga peran goal getter yang jelas tidak bisa dilakukan dengan baik oleh Diego Costa di laga Piala Dunia pertamanya serta penggantinya, Fernando Torres, yang memang selalu harus punya waktu lama seperti di partai puncak final untuk bisa menggigit. Spanyol 50-50 Cile

AUSTRALIA Vs BELANDA

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

STY Ungkap Jadwal Jordi, Idzes, dan Hubner Gabung ke Timnas Indonesia

STY Ungkap Jadwal Jordi, Idzes, dan Hubner Gabung ke Timnas Indonesia

Timnas Indonesia
Ganti Xavi, Hansi Flick Resmi Jadi Pelatih Barcelona

Ganti Xavi, Hansi Flick Resmi Jadi Pelatih Barcelona

Liga Spanyol
Pelatih Persib Ungkap 'Masalah' Jelang Final Leg 2 Lawan Madura United

Pelatih Persib Ungkap "Masalah" Jelang Final Leg 2 Lawan Madura United

Liga Indonesia
Borneo FC Vs Bali United, Teco Ingin Akhiri Kompetisi dengan Kisah Indah

Borneo FC Vs Bali United, Teco Ingin Akhiri Kompetisi dengan Kisah Indah

Liga Indonesia
Kisah Perjuangan Greysia Polii dalam 'Menembus Garis Batas'

Kisah Perjuangan Greysia Polii dalam "Menembus Garis Batas"

Badminton
Hasil Singapore Open 2024: Singkirkan Wakil India, Apri/Fadia ke 16 Besar

Hasil Singapore Open 2024: Singkirkan Wakil India, Apri/Fadia ke 16 Besar

Badminton
Hasil Singapore Open 2024: Fajar/Rian ke 16 Besar Singkirkan Wakil Jerman

Hasil Singapore Open 2024: Fajar/Rian ke 16 Besar Singkirkan Wakil Jerman

Badminton
Hasil Singapore Open 2024: Pulangkan Wakil Perancis, Chico ke 16 Besar

Hasil Singapore Open 2024: Pulangkan Wakil Perancis, Chico ke 16 Besar

Badminton
Instruksi Wajib Persebaya bagi Pemain Terikat Kontrak Saat Libur Liga 1

Instruksi Wajib Persebaya bagi Pemain Terikat Kontrak Saat Libur Liga 1

Liga Indonesia
PSSI Siapkan Liga 1 Putri, Akan Bergulir pada 2026

PSSI Siapkan Liga 1 Putri, Akan Bergulir pada 2026

Liga Indonesia
Pelatih Singapura Akui Kualitas Empat Pemain Timnas Putri Indonesia

Pelatih Singapura Akui Kualitas Empat Pemain Timnas Putri Indonesia

Timnas Indonesia
Kata Bellingham Usai Raih Gelar Pemain Terbaik La Liga 2023-2024

Kata Bellingham Usai Raih Gelar Pemain Terbaik La Liga 2023-2024

Liga Spanyol
Kata Jonatan Usai Gugur di Singapore Open 2024: Belum Bisa Terima...

Kata Jonatan Usai Gugur di Singapore Open 2024: Belum Bisa Terima...

Badminton
Madura United Vs Persib Bandung, Maung Dilarang Kendur

Madura United Vs Persib Bandung, Maung Dilarang Kendur

Liga Indonesia
Hasil Singapore Open 2024: Jonatan Gugur Usai Kalah dari Chou Tien Chen

Hasil Singapore Open 2024: Jonatan Gugur Usai Kalah dari Chou Tien Chen

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com