Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Piala Dunia, Milik Neymar, Messi, Ronaldo, atau Lainnya?

Kompas.com - 12/06/2014, 07:00 WIB

KOMPAS.com - Piala Dunia, World Cup, atau mengacu kepada orang Brasil, Copa Mundial, merupakan turnamen terbesar sepakbola sejagat yang digelar FIFA sekali dalam empat tahun sejak 1930. Sebanyak tujuh negara sudah merebut trofi Piala Dunia dalam 19 kali pegelaran, negara-negara Eropa sudah menjuarai ajang itu sebanyak sepuluh kali, sementara negara-nagar Amerika Latin sembilan kali.

Ada satu kesamaan dalam 19 kali gelaran itu, yaitu tim tim favorit sulit menjadi juara.  Pada Piala Dunia 2010 Afrika Selatan, favorit juara utama adalah juara Piala Konfederasi empat tahun sebelumnya, Brasil. Namun, Brasil hanya bertahan hingga perempat final. Seleccao disingkirkan oleh Belanda, yang mengakhiri turnamen sebagai runner-up, setelah kalah 0-1 dari Spanyol.

Pada Piala Dunia 2006 Jerman, Brasil yang tampil sebagai juara bertahan disingkirkan oleh Perancis, juga pada babak perempat final. Perancis juga menjadi runner-up, setelah kalah adu penalti dari Italia.

Kejutan terjadi pada Piala Dunia 2002 Korea Selatan - Jepang. Brasil dan Jerman yang tertatih-tatih di babak kualifikasi melaju hingga final di Yokohama, Jepang. Dua tim favorit utama saat itu, yaitu juara bertahan Perancis dan Argentina yang paling konsisten di babak kualifikasi, rontok di fase grup.

Kunci sukses Samba merebut Penta pada tahun 2002, Azzuri merebut Tetra pada 2006 dan La Furia Roja merebut primera pada 2010 adalah konsistesi permainan tim, bukan sosok individu. Apakah demikian?

Sulit membantah bahwa sebelum piala dunia dimulai selalu ada sosok individu yang diharapkan akan menonjol, tetapi justru flop pada putaran final.  Pada 1998, Ronaldo Nazario de Lima membawa Brasil melaju hingga final tetapi mengalami "ayan" yang membuat Brasil kalah dari Perancis.

Pada 1994, Faustino Asprilla gagal mengangkat Kolombia sang favorit turnamen melangkah lebih jauh dari putaran grup.  Dengan begitu, praktis hanya Diego Armando Maradona-lah, sosok individu yang diperkirakan mengangkat Argentina tahun 1986 dan berhasil menunjukkan kualitas sesuai ekspektasi.

Untuk Piala Dunia 2014, tetap ada sosok individu yang dibicarakan bakal bersinar dan mendongkrak performa tim. Neymar da Silva Santos Junior diharapkan membawa tuan rumah merebut Hexa yang telah 12 tahun tidak diperoleh Brasil.  Lionel Andres Messi diharapkan mengulang prestasi Diego Maradona membawa Tango merebut trofi Piala Dunia ketiga. Cristiano Ronaldo yang baru saja merebut trofi Liga Champions bersama Real Madrid diharapkan membawa A Seleccao merebut piala dunia pertama mereka.

Sukseskah ketiganya atau adakah individu lain yang akan menonjol sepeti Fabio Cannavaro pada 2006 atau Andes Iniesta empat tahun lalu ? Gambarannya akan tampak pada pertandingan awal setiap tim, pada tanggal 12-17 Juni mendatang.

BEIN SPORT Gita Suwondo.

BRASIL Vs KROASIA

Semua sepertinya akan berjalan lancar bagi tuan rumah. Seleccao yang dibawa Scolari punya rekor bagus memasuki laga pembuka Piala Dunia 2014, yang akan dipimpin oleh wasit asal Jepang, Yuichi Nishimura.  Dibawah Felipao, Brasil meraih 14 kali kemenangan, 4 kali imbang dan dua kali kalah.  Bahkan kecenderungan pragmatis dengan mengandalkan barisan belakang yang diluar kebiasaaan Selecao seperti pada Piala Dunia 2002 sangat terasa. Dalam tiga laga persahabatan pada 2014, gawang Samba tidak pernah jebol.

Namun, memasuki hari-hari terakhir persiapan ada sedikit kendala bagi O Canarinha. Neymar, yang telah membukukan 31 gol dari 23 penampilannya untuk Brasil, mengalami cedera dalam latihan terakhir Senin lalu, yang walaupun menurut O Globo tidak serius, tetapi akan tetap mempengaruhi persiapan tim jelang laga lawan Kroasia. 

Masalah lainnya adalah meninggalnya dua orang dekat Felipao, yaitu adik iparnya pada hari Minggu lalu dan keponakannya pada Selasa lalu.

Tempat pertandingan pertama juga kurang menguntungkan tuan rumah, terutama Neymar. Sao Paulo adalah kota “musuh” Neymar. Selama berkarier di Santos, Neymar sering dianggap batu sandungan bagi Sao Paulo FC.  Contoh tidak terlalu disambutnya Seleccao terlihat saat Brasil hanya mampu menang lewat gol tunggal Fred atas Serbia pekan lalu di Estadio Morumbi, kandang Sao Paulo.  Beruntung kali ini laga akan dilakukan di Arena Sao Paulo, kandang Corinthians yang tidak terlalu kontra terhadap Neymar. Terlepas dari segala kendala, tuan rumah jelas diunggulkan pada laga melawan Kroasia. 

Kroasia berada pada ranking ke-18 FIFA. Namun, pelatih Niko Kovac mungkin bisa membawa anak-anak didiknya menciptakan kejutan di Brasil. Menangani Vatreni pada Oktober 2013,  menggantikan Igor Stimac yang gagal memberikan kelolosan langsung, Kovac membukukan  rekor tidak pernah kalah dalam lima pertandingan.

Hasil terburuk Kroasia selama diasuh Kovac adalah ditahan imbang oleh Swiss, yang mengalahkan Brasil tahun lalu. Barisan pertahanan selalu menjadi perhatian Kovac dan pasti akan menyulitkan tuan rumah pada laga perdana. Sementara bertahan, Kroasia siap melancarkan serangan balik dengan mengandalkan Nikica Jelavic dan Mario Mandzukic dilini depan. Brasil 55-45 Kroasia.

SPANYOL  Vs  BELANDA

Finalis Piala Dunia 2010 Afrika Selatan akan kembali bertemu pada laga pembuka Grup B di Salvador.  Laga ini akan menentukan siapa lawan tuan rumah pada babak 16 besar nantinya.  Situasi itu akan membuat laga ini bakal menjadi mirip final empat tahun lalu yang diwarnai kegagalan Arjen Robben memanfaatkan peluang dan Belanda akhirnya dihukum oleh gol tunggal Andres Iniesta.

Laga akan semakin menarik, karena sebagian besar pemain yang akan tampil adalah yang terlibat pada final empat tahun lalu. 

Adu strategi antara Vicente del Bosque dan Louis van Gaal akan menjadi tontonan utama. Para penggawa La Furia Roja yang sebagian besar tampil setidaknya pada babak empat besar Liga Champions musim lalu akan diladeni oleh Arjen Robben yang juga memiliki musim yang baik bersama Bayern Muenchen.

Cuaca Kota Salvador yang diperkirakan mencapai 26 derajat Celcius dan kelembaban mencapai 78 %, tentunya akan lebih menguntungkan sang juara bertahan Spanyol ketimbang tim Oranje. Spanyol 50-50 Belanda.

INGGRIS  Vs  ITALIA

Ingat laga perempat final EURO 2012 di Kiev yang berakhir imbang tanpa gol sebelum Italia memastikan lolos ke semifinal lewat adu penalti ? Laga yang membuat media-media Inggris menyebut The Three Lions lebih gerendel ketimbang si penemu cattenaccio.

Nah, pertemuan antara kedua kubu di Manaus nanti kurang lebih akan berujung sama. Hasil uji coba Steven Gerrard dkk lebih menonjolkan sisi pertahanan ketimbang kemampuan mereka menyerang. Yang harus jadi perhatian Roy Hodgson adalah udara lembab di Manaus yang mencapai 84 % - kota terlembab di Piala Dunia yang jelas akan merugikan bule-bule Inggris ini, yang ketika berlatih di Miami saja, sangat kepayahan.

Lorenzo Insigne dan Ciro Imobile pasti akan jadi tumpuan Azzuri sekaligus calon masalah bagi barisan belakang Inggris. Lengah mengawasi dua pemain itu akan menciptakan masalah lebih besar bagi Inggris di grup maut ini. Inggris 50-50 Italia.

PANTAI GADING Vs JEPANG

Pantai Gading adalah contoh Negara yang selalu overrated jika bicara Piala Dunia.  Sejak kelolosan mereka pertama kali di tahun 2006 di mana mereka diperkirakan menyamai prestasi Kamerun melaju sampai perempat final pada 1990, justru tidak pernah kejadian.

Di Jerman tahun 2006 dan Afrika Selatan tahun 2010 mereka hanya sampai putaran grup. Dengan kualitas individu seperti Didier Drogba, Yaya Toure dkk, Pantai Gading memamg terkena kendala masuk grup berat pada dua Piala Dunia pertama mereka itu.

Pada Brasil 2014, Pantai Gading berada segrup dengan Jepang, Yunani, dan Kolombia. Di atas kertas, Pantai Gading seharusnya lolos dari fase grup. Apalagi, Kolombia akan tampil tanpa Falcao.

Dibandingkan Jepang, Pantai Gading memiliki pemain dengan kualitas dan pengalaman lebih baik, antara lain Yaya Toure, Salomon Kalou, Didier Drogba, Gervinho, dan Wifried Bony. Dengan begitu, Pantai Gading layak diunggulkan menang atas tim terbaik Asia saat ini.

Samurai Blue punya rekor bagus lolos dari fase grup pada Piala Dunia 2002 dan 2010. Namun, kerja sama lini belakang Jepang dan kiper Eiji Nakashima belum cukup solid, mengacu pada laga uji coba terakhir, yaitu melawan Zambia. Pantai Gading 55-45 Jepang.

Gita Suwondo adalah beIN SPORTS Football Expert. Analisis Gita Suwondo mengenai Piala Dunia 2014 bisa diikuti di Kolom Gita Suwondo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

VFF Tunjuk Kawan Lama Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Vietnam

VFF Tunjuk Kawan Lama Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Vietnam

Internasional
Aspek yang Harus Disiapkan Timnas U23 Indonesia Jelang Lawan Guinea

Aspek yang Harus Disiapkan Timnas U23 Indonesia Jelang Lawan Guinea

Timnas Indonesia
Link Live Streaming Jepang Vs Uzbekistan Final Piala Asia U23, Kickoff 22.30 WIB

Link Live Streaming Jepang Vs Uzbekistan Final Piala Asia U23, Kickoff 22.30 WIB

Internasional
Hasil Thomas Cup 2024: Semifinal Ke-6 Beruntun Indonesia, Denmark Tersingkir

Hasil Thomas Cup 2024: Semifinal Ke-6 Beruntun Indonesia, Denmark Tersingkir

Badminton
Piala Thomas 2024: Cara Ginting Menang Usai Permainannya Terbaca Lawan

Piala Thomas 2024: Cara Ginting Menang Usai Permainannya Terbaca Lawan

Badminton
Piala Uber 2024: Semangat Apriyani/Fadia, Ingin Buktikan Indonesia Bisa

Piala Uber 2024: Semangat Apriyani/Fadia, Ingin Buktikan Indonesia Bisa

Badminton
Hasil Thomas Cup 2024, Fajar/Daniel Pastikan Kelolosan Indonesia ke Semifinal

Hasil Thomas Cup 2024, Fajar/Daniel Pastikan Kelolosan Indonesia ke Semifinal

Badminton
Asa Indonesia Belum Sirna, Ivar Jenner Bidik Tiket Terakhir ke Olimpiade

Asa Indonesia Belum Sirna, Ivar Jenner Bidik Tiket Terakhir ke Olimpiade

Timnas Indonesia
Daftar Juara Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Usai Tuntas Digelar

Daftar Juara Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Usai Tuntas Digelar

Sports
Hasil Thomas Cup 2024: Lewat Rubber Game, Jojo Bawa Indonesia Unggul 2-1 atas Korsel

Hasil Thomas Cup 2024: Lewat Rubber Game, Jojo Bawa Indonesia Unggul 2-1 atas Korsel

Badminton
'Jika Tak Mampu Dukung Saat Kalah, Jangan Sorak Saat Timnas Menang'

"Jika Tak Mampu Dukung Saat Kalah, Jangan Sorak Saat Timnas Menang"

Timnas Indonesia
Timnas Indonesia Buru Tiket Terakhir ke Olimpiade, Grup 'Neraka' Menanti

Timnas Indonesia Buru Tiket Terakhir ke Olimpiade, Grup "Neraka" Menanti

Timnas Indonesia
Hasil Piala Thomas 2024: Fikri/Bagas Tumbang, Indonesia Vs Korsel 1-1

Hasil Piala Thomas 2024: Fikri/Bagas Tumbang, Indonesia Vs Korsel 1-1

Badminton
Eksklusif UFC 301: Jean Silva Percaya Diri, Tekad Jatuhkan William Gomis

Eksklusif UFC 301: Jean Silva Percaya Diri, Tekad Jatuhkan William Gomis

Sports
Hasil Thomas Cup 2024: Ginting Berjuang 75 Menit, Indonesia 1-0 Korsel

Hasil Thomas Cup 2024: Ginting Berjuang 75 Menit, Indonesia 1-0 Korsel

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com