Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/06/2014, 15:31 WIB
Agung Setyahadi

Penulis

KOMPAS.com - Delapan hari menjelang pembukaan, 12 Juni, Piala Dunia Brasil masih dihantui demonstrasi dan keterlambatan persiapan stadion. Bahkan, nyamuk pun mengamuk, menebar virus demam berdarah di markas tim Cristiano Ronaldo.

Di Arena Corinthians, Sao Paulo, yang akan menjadi tempat pembukaan Piala Dunia, para pekerja berlomba dengan waktu memasang ribuan kursi di tribune stadion berkapasitas 70.000 penonton itu. Saat uji coba stadion untuk kedua kalinya, Minggu, baru terpasang sekitar 20.000 kursi.

Di Natal, salah satu kota di Brasil, juga masih terjadi penyelesaian pemasangan puluhan ribu kursi. Sekretaris Jenderal FIFA Jerome Valcke kembali terkejut dengan keterlambatan itu. Namun, panitia lokal tetap optimistis semua pekerjaan akan selesai tepat waktu.

Sekitar 100 kilometer dari Arena Corinthians, tepatnya di Campinas, kesibukan lain terjadi. Petugas kesehatan giat menyemprotkan insektisida pembunuh nyamuk. Wilayah yang menjadi markas tim Portugal dan Nigeria itu dilanda wabah demam berdarah terburuk.

Ini ancaman serius karena para pemain, seperti Ronaldo dan John Obi Mikel (Nigeria), harus berlatih dalam incaran nyamuk penyebar virus mematikan itu. Hingga awal pekan ini, tercatat 32.384 orang terjangkit demam berdarah dan tiga orang meninggal. ”Ini wabah terbesar, lebih besar dibandingkan dengan 11.500 kasus yang tercatat selama 2007,” ujar Andrea Von Zuben, koordinator program pengendalian demam berdarah di Campinas.

Nyamuk mengamuk, mirip kemarahan sebagian rakyat Brasil yang mengecam alokasi dana 11 miliar dollar AS (sekitar Rp 130 triliun) untuk menyelenggarakan Piala Dunia. Demonstrasi jadi wabah bagi pemerintah. Unjuk rasa ini bahkan mengalahkan prosesi penyerahan trofi Piala Dunia dari Presiden FIFA Sepp Blatter kepada Presiden Brasil Dilma Rousseff, Senin (2/6).

Pekan lalu, ribuan demonstran mengepung pusat latihan tim nasional Brasil di Teresopolis, di pegunungan Rio de Janeiro. Mereka menuntut pemerintah memperbaiki fasilitas pelayanan publik.

”Piala Dunia Milik Siapa?” adalah slogan yang terus diteriakkan. Stiker bertuliskan slogan itu juga ditempel di bus tim ”Selecao”, julukan timnas Brasil. Mereka mengancam akan menggebrak Piala Dunia dengan demonstrasi.

”Kami tidak akan melakukan kekerasan seperti yang dilakukan polisi atau pemerintah yang berbuat kasar terhadap mereka yang tinggal di pinggiran kota. Namun, kami akan membangkitkan kekacauan,” ujar seorang aktivis, dikutip dari harian Estado de Sao Paulo.

Pemerintah Brasil merespons protes di pusat latihan ”Selecao” dengan menempatkan tentara di hotel timnas. Semua tim peserta Piala Dunia akan mendapat pengamanan yang sama. Anggaran pengamanan 860 juta dollar AS (Rp 10,1 triliun) pun ditambah 100 juta dollar AS (Rp 1,1 triliun) khusus untuk Rio. Pengamanan menjadi fokus utama selain mengatasi keterlambatan persiapan stadion.

Permukiman kumuh Mare de Complexo, di jalur utama transportasi dari bandara ke pusat kota Rio, dijaga ketat untuk menciptakan rasa aman bagi wisatawan.

”Misi utama kami adalah menstabilkan wilayah ini, mengusir bandar narkoba, dan mengembalikan masyarakat ke kehidupan normal,” ujar Kolonel Alex Correa, salah satu tentara, kepada CBC News.

Warga menilai semua itu hanya menciptakan rasa aman yang semu. ”Ini dilakukan menjelang Piala Dunia. Bagi para pemimpin kami, yang terpenting menciptakan rasa aman yang semu. Bagi semua orang yang lewat, mereka perlu mendapat sensasi bahwa mereka aman dan tidak akan terkena peluru nyasar,” ungkap Adriano Rodrigues, fotografer yang tinggal di Mare.

Sebagian besar warga favela (perkampungan) bukanlah pelaku kriminal. Mereka warga yang kurang beruntung secara ekonomi. Warga yang kreatif membaca peluang bisnis kini menjadikan rumah mereka sebagai hotel favela. Penginapan ini menawarkan warna lain, sensasi membaur dengan komunitas warga asli. Tarif yang ditawarkan sangat murah dibandingkan dengan hotel yang rata-rata memasang tarif 200 dollar AS per hari. Tarif di hotel favela berkisar 15 dollar AS-50 dollar AS.

Di favela Salvador, penginapan murah ini diminati turis dari Perancis, Jerman, Skotlandia, Amerika Serikat, dan Finlandia. Tinggal di favela yang terkesan garang dan berbahaya bisa menjadi pengalaman menarik selama di Brasil, selain menonton Piala Dunia dan demonstrasi. (The Guardian/Reuters/AFP)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Persik Vs PSS, Macan Putih Ingin Tutup Laga Kandang dengan Happy Ending

Persik Vs PSS, Macan Putih Ingin Tutup Laga Kandang dengan Happy Ending

Liga Indonesia
Nathan Tjoe-A-Oen Kembali Perkuat Timnas, Ada 'Peran' Suporter

Nathan Tjoe-A-Oen Kembali Perkuat Timnas, Ada "Peran" Suporter

Timnas Indonesia
Lobi Ketum dan Suporter Jadi Kunci, Nathan 'Terbang' demi Timnas Indonesia

Lobi Ketum dan Suporter Jadi Kunci, Nathan "Terbang" demi Timnas Indonesia

Timnas Indonesia
Sederet Fakta Ujian bagi Persebaya Jelang Laga Lawan Bali United

Sederet Fakta Ujian bagi Persebaya Jelang Laga Lawan Bali United

Liga Indonesia
Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Korea Selatan di Perempat Final Piala Asia U23

Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Korea Selatan di Perempat Final Piala Asia U23

Timnas Indonesia
Pesta 5 Gol ke Gawang Chelsea, Arteta Puji Fisik dan Mentalitas Arsenal

Pesta 5 Gol ke Gawang Chelsea, Arteta Puji Fisik dan Mentalitas Arsenal

Liga Inggris
Head to Head Persib Bandung Vs Borneo FC, Tim Produktif Vs Pertahanan Terbaik

Head to Head Persib Bandung Vs Borneo FC, Tim Produktif Vs Pertahanan Terbaik

Liga Indonesia
Indonesia Vs Korea Selatan: Kerja Keras, Tekad Rizky Ridho Bawa Garuda Terbang

Indonesia Vs Korea Selatan: Kerja Keras, Tekad Rizky Ridho Bawa Garuda Terbang

Timnas Indonesia
BCL Asia 2024, Diwarnai Ejected Brandone Francis, Prawira Bandung Bisa Menang

BCL Asia 2024, Diwarnai Ejected Brandone Francis, Prawira Bandung Bisa Menang

Sports
Klasemen Liga Inggris: Libas Chelsea 5-0, Arsenal Jauhi Liverpool-Man City

Klasemen Liga Inggris: Libas Chelsea 5-0, Arsenal Jauhi Liverpool-Man City

Liga Inggris
Tim Indonesia Bertolak ke China, Target Juara Thomas Cup 2024

Tim Indonesia Bertolak ke China, Target Juara Thomas Cup 2024

Badminton
Hancur Lebur 5-0 oleh Arsenal, Pochettino Ungkit Menyerah dan Pemain Besar

Hancur Lebur 5-0 oleh Arsenal, Pochettino Ungkit Menyerah dan Pemain Besar

Liga Inggris
Korea Selatan Vs Indonesia, Pesan dan Prediksi Klok, Garuda Punya Peluang

Korea Selatan Vs Indonesia, Pesan dan Prediksi Klok, Garuda Punya Peluang

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Korea Selatan, Kata Shin Tae-yong soal Insiden Pelemparan Telur

Indonesia Vs Korea Selatan, Kata Shin Tae-yong soal Insiden Pelemparan Telur

Timnas Indonesia
Hasil Grup D Piala Asia U23: Vietnam dan Malaysia Telan Kekalahan

Hasil Grup D Piala Asia U23: Vietnam dan Malaysia Telan Kekalahan

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com