Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debut Teknologi Garis Gawang di Piala Dunia

Kompas.com - 05/06/2014, 11:19 WIB
KOMPAS.com — Teknologi garis gawang akhirnya memulai debutnya pada Piala Dunia Brasil 2014. Setelah melalui perdebatan dan uji coba cukup lama terkait dengan keandalannya, FIFA akhirnya menunjuk GoalControl GmbH sebagai penyedia dan pengoperasi TGG untuk Piala Dunia yang akan bergulir 12 Juni nanti itu.

Dunia sepak bola patut berterima kasih kepada Frank Lampard. Tendangan jarak jauh gelandang tim Inggris itu pada Piala Dunia Afrika Selatan 2010 memunculkan kontroversi yang mendorong perubahan kebijakan FIFA terkait penggunaan teknologi garis gawang (TGG).

Gol Lampard pada laga melawan Jerman yang tidak disahkan wasit membuat Inggris kalah dari Jerman pada laga itu. Padahal, dari rekaman kamera televisi, jelas sekali bola masuk ke dalam gawang Jerman.

Kesalahan itu terus menghantui FIFA. Presiden FIFA Sepp Blatter semula berkeras bahwa faktor kesalahan manusia atau wasit dalam pertandingan sepak bola adalah bagian dari keunikan sepak bola itu sendiri. Namun, dengan semakin biasanya penggila bola menyaksikan laga sepak bola melalui pesawat televisi, kesalahan wasit bisa benar-benar ditelanjangi dari bukti rekaman di televisi itu.

Perdebatan pun kemudian mengarah pada pertanyaan apakah dianulirnya sebuah gol yang dari rekaman sebenarnya sah murni karena wasit tidak melihat atau wasit mempunyai kepentingan untuk memenangkan salah satu pihak?

Badan tertinggi sepak bola dunia itu akhirnya mengakui perlunya penggunaan TGG agar kredibilitas turnamen sekelas Piala Dunia tak diragukan sekaligus mengurangi kemungkinan wasit memiliki kepentingan untuk memenangkan tim tertentu.

Uji coba penerapan TGG sudah dilakukan pada Piala Konfederasi 2013 dengan hasil memuaskan. Instalasi dan uji coba sistem TGG untuk Piala Dunia 2014 sudah dilakukan di 12 stadion penyelenggara pertandingan Piala Dunia 2014, dan hasilnya juga memuaskan.

Bagaimana cara kerja TGG? Prinsipnya cukup sederhana, yaitu dengan menggunakan 14 kamera berkecepatan tinggi yang ditempatkan di lapangan. Ke-14 kamera itu lalu dibagi menjadi dua, yaitu tujuh kamera mengarah ke tiap-tiap gawang.

Posisi bola di sekitar gawang itu secara otomatis ditangkap secara tiga dimensi dan indikasi mengenai telah terjadi gol langsung dikonfirmasikan kepada wasit hanya dalam waktu 1 detik melalui jam tangan khusus untuk wasit yang berfungsi sebagai transmisi. Wasit bisa langsung membaca apakah terjadi gol atau tidak. Sistem TGG yang digunakan pada Piala Dunia Brasil itu memang tak berbeda dengan sistem yang telah digunakan lebih awal di Liga Inggris.

Sistem dengan menggunakan sejumlah kamera berkecepatan tinggi itu mengalahkan usulan teknologi garis gawang lainnya. Salah satunya adalah sistem TGG yang memasukkan sensor cip magnetik ke dalam bola yang digunakan.

Sistem itu juga dilengkapi dengan kabel beraliran listrik kecil yang ditanam di sepanjang garis gawang untuk ”berkomunikasi” dengan sensor yang ada di dalam bola tersebut. Namun, sistem ini dianggap malah bisa mengganggu pemain sehingga sistem kamera itulah yang dipakai. (FIFA.com/OKI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Persija Kembali Main di Jakarta Saat Jamu Persis di SUGBK

Persija Kembali Main di Jakarta Saat Jamu Persis di SUGBK

Liga Indonesia
Jawaban soal Kans Nathan Dipanggil STY ke Timnas U23 Indonesia

Jawaban soal Kans Nathan Dipanggil STY ke Timnas U23 Indonesia

Liga Indonesia
Saat Shin Tae-yong Merasa Tak Enak Hati Usai Troussier Dipecat Vietnam...

Saat Shin Tae-yong Merasa Tak Enak Hati Usai Troussier Dipecat Vietnam...

Internasional
Liverpool Mundur dari Perburuan Alonso, Ada 2 Kandidat Pengganti Klopp

Liverpool Mundur dari Perburuan Alonso, Ada 2 Kandidat Pengganti Klopp

Liga Inggris
Keputusan Sudah Diambil, Xabi Alonso Satu Musim Lagi di Leverkusen

Keputusan Sudah Diambil, Xabi Alonso Satu Musim Lagi di Leverkusen

Bundesliga
Link Live Streaming Laga Liga 1 Malam Ini, PSM Makassar Vs Borneo FC

Link Live Streaming Laga Liga 1 Malam Ini, PSM Makassar Vs Borneo FC

Liga Lain
Man City Vs Arsenal: Meriam ke Kandang Macan, City 38 Laga Tak Terkalahkan

Man City Vs Arsenal: Meriam ke Kandang Macan, City 38 Laga Tak Terkalahkan

Liga Inggris
PSM Vs Borneo FC, Catatan Gemilang Tim Tamu Bikin Tavares Sulit Menutup Mata

PSM Vs Borneo FC, Catatan Gemilang Tim Tamu Bikin Tavares Sulit Menutup Mata

Liga Indonesia
Pengamat Malaysia Soroti Kemajuan Timnas Indonesia, Puji Prinsip STY

Pengamat Malaysia Soroti Kemajuan Timnas Indonesia, Puji Prinsip STY

Timnas Indonesia
Sorotan Media Korea Selatan ke 'Magis Shin Tae-yong' Bersama Timnas Indonesia

Sorotan Media Korea Selatan ke "Magis Shin Tae-yong" Bersama Timnas Indonesia

Timnas Indonesia
Gianluigi Buffon Bergabung, Italia Tak Akan Mengecewakan di Euro 2024

Gianluigi Buffon Bergabung, Italia Tak Akan Mengecewakan di Euro 2024

Internasional
Target Medali Indonesia Olimpiade Paris 2024 Tunggu Kualifikasi Semua Cabor

Target Medali Indonesia Olimpiade Paris 2024 Tunggu Kualifikasi Semua Cabor

Olahraga
Chelsea Vs Burnley: Sterling dan Pochettino Paham Kemarahan Fan

Chelsea Vs Burnley: Sterling dan Pochettino Paham Kemarahan Fan

Liga Inggris
Alphonso Davies Dapat Ultimatum Bayern, Madrid Pantau Situasi

Alphonso Davies Dapat Ultimatum Bayern, Madrid Pantau Situasi

Bundesliga
Persaingan Kiper Persebaya: Andhika Tahan Penalti, Ujian untuk Ernando Ari

Persaingan Kiper Persebaya: Andhika Tahan Penalti, Ujian untuk Ernando Ari

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com