"Saya harus meyakinkan mereka bahwa Chelsea bukan tidak mungkin dikalahkan. Sepak bola harus punya mimpi dan jika ada 1 dari 100 kesempatan, maka kami akan mengambilnya untuk membuat mimpi itu menjadi kenyataan," kata Simeone menjelang laga Atletico dan Chelsea di partai final Piala Super Eropa 2012.
Ucapan itu ternyata mampu mengangkat motivasi dan semangat juang Diego Costa dan kawan-kawan. Atletico tampil ganas. Chelsea pun digilas 1-4. Atletico menjadi kekuatan baru di Eropa dan sukses berpesta sembari mengangkat piala di hadapan ratusan juta pasang penikmat bola seantero dunia.
Iberia
Mimpi Ronaldo bersama Madrid dan Simone bersama Atletico itulah yang bakal menjadi pertunjukkan utama pada final Liga Champions di Estadio Da Luz, Lisabon, Sabtu (24/5/2014). Mereka akan berjuang demi menggapai mimpinya masing-masing serta untuk mencari siapa jawara sejati di Semenanjung Iberia.
Simeone berasal dari Argentina. Namun, pengalaman bertahun-tahun bermain di Spanyol telah membuat dia laiknya "matador" di Semenanjung Iberia. Lihatlah gaya permainan Atletico sepanjang musim ini. Chelsea pun kembali menjadi contoh korban keganasan Simeone meracik tim saat kedua tim bertemu di semifinal Liga Champions.
Atletico sangat agresif, tak habis-habisnya mengancam gawang Chelsea. Mereka cepat dan tidak hanya bertumpu pada serangan balik. Malah Chelsea yang menerapkan gaya total defensif, kedodoran di belakang dan akhirnya tergiring bermain ofensif. Sulit bagi Chelsea menerka permainan anak-anak asuhan Simeone. Hasilnya? The Blues pun bertekuk lutut dengan agregat 1-3.
"Bagi kami, bagi klub, dia (Simeone) sudah seperti Tuhan. Dia datang ke klub dan mengubah segalanya. Apa yang dia katakan kepada kami menjadi kenyataan dan kami harus mengikutinya," kata gelandang Atletico, Tiago Mendez.
Namun, Madrid bersama Ronaldo-nya juga tidak kalah perkasa. Mereka telah memberikan pelajaran berharga bagi pelatih Bayern Muenchen, Pep Guardiola bahwa nilai satu-satunya dari sepak bola adalah gol. Total 37 gol yang dilesakan Madrid di Liga Champions 2014 adalah harta yang tidak dipunyai sang juara bertahan pada musim ini.
Bayern di bawah Guardiola memang jadi berbeda dengan Bayern di bawah asuhan Jupp Heynckes. Justru kini Madrid-lah yang menyerupai permainan Bayern milik Heynckes. Mereka sangat cerdik, efektif dan mampu mengontrol pertandingan. Kombinasi Ronaldo, Gareth Bale dan Karim Benzema pun sangat menakutkan. Mereka bertiga menyumbang total 24 gol.
Para pemain Madrid juga sangat sabar saat meladeni penguasaan bola Bayern. Namun, begitu ada kesempatan, secepat kilat mereka melakukan serangan balik ke jantung pertahanan lawan. Keunggulan agregat 5-0 lawan Bayern di semifinal adalah bukti Los Galacticos tak bisa sekedar dilayani dengan permainan indah.
"Real Madrid adalah kesebelasan dengan organisasi pertahanan yang ampuh. Tidak mudah pertahanan mereka ditembus dan mereka adalah kesebelasan yang memiliki serangan balik terbaik di dunia," puji Guardiola.
Di atas kertas, rasanya sulit bagi Madrid jika ingin mengungguli Atletico dengan skor telak. Pun halnya dengan Atletico. Rekor pertemuan kedua tim dalam lima laga terakhir pun seimbang. Masing-masing mengemas dua kemenangan dan sekali imbang.
Akan tetapi, sejatinya, sepak bola terkadang tidak bisa diperkirakan dengan hitungan di atas kertas. Ada semangat dan motivasi tersembunyi, yang bisa mendobrak segala ketidakmungkinan dan keterbatasan.
Semangat dan motivasi tersembunyi itu tercermin dari mimpi yang terpendam dalam diri Ronaldo dan Simeone. Toh, sepak bola juga suatu harapan. Jadi, mereka boleh yakin bisa menang atas harapannya masing-masing, sama seperti para peziarah yang ingin menggapai berkah saat menempuh rute perjalanan ke Santiago de Compostella.
"Kita tidak pernah boleh berhenti bermimpi. Mimpi memberikan nutrisi bagi jiwa, sama seperti makanan untuk tubuh. Beberapa kali dalam hidup kita melihat mimpi kita hancur dan frustasi terhadap keinginan, tetapi kita harus tetap bermimpi. Jika tidak, jiwa kita akan mati dan kita tidak bisa menggapainya." - Paulo Coelho (The Pilgrimage, 1987)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.