KOMPAS.com - Pernahkah Anda demikian kesal saat di kantor Anda terjadi perubahan manajemen yang berimbas dengan mengganti para pimpinan yang sudah kita paham kinerjanya dengan baik dan sangat mengayomi kita? Saya pernah!
Jika Anda sama dengan saya, pasti Anda akan paham dengan perasaan para pemain Manchester United ketika Sir Alex Ferguson hengkang dan sang pengganti, David Moyes, masuk dengan membawa sejumlah staf pelatih baru, sekaligus mengganti staf yang lama yang sudah biasa menangani Wayne Rooney dkk.
Sebagai professional, kita dan juga para pemain United pasti dihadapkan dengan satu pilihan untuk terus bermain sebaik mungkin. Tapi terkadang rasa kecewa bisa mengalahkan kemampuan kita untuk menampilkan yang terbaik.
Tak heran jika Nemanja Vidic dkk sampai kalah tujuh kali dengan baru setengah musim berjalan. Terlebih rekor menghadapi pesaing mereka di sembilan besar yang sangat buruk. Satu kali menang, tiga kali imbang dan enam kali kalah. Praktis, hanya ketika menghadapi Arsenal di Old Trafford saja, pasukan Setan Merah ini tidak bermain galau dan kehilangan arah.
Penggemar United bisa berdalih bahwa juara Liga Inggris 20 kali ini perlu waktu dan David Moyes perlu seorang playmaker yang bisa mengubah permainan United dari lapangan tengah. Tapi, saya berpikir bahwa David Moyes butuh sekelompok pemain kunci yang tidak ada di bawah bayang-bayang sukses Sir Alex Ferguson dan staf pelatihnya yang memang luar biasa.
Bayangkan pemain bintang seperti Wayne Rooney dan Robin van Persie yang paham benar bagaimana pelatih kepala United sejak 2007 hingga 2013, Rene Meulensteen memoles dan memotivasi mereka, pasti galau saat harus ditangani oleh hanya seorang Philip John Neville, selegenda apapun adik Gary Neville ini bagi Old Trafford dan Carrington. Apalagi dipegang oleh Steve Round, asisten Moyes yang tidak mereka kenal, seperti mengenal Mike Phelan, asisten SAF lima tahun terakhir di Old Trafford.
Ubah wajah
Untuk itulah dibutuhkan sosok seperti Juan Mata, yang sama sekali tidak pernah merasakan polesan dan euforia Sir Alex Ferguson. United perlu berubah wajah lebih dari sekedar mendatangkan mantan gelandang Valencia dan Chelsea berharga 37,1 juta poundsterling itu.
Adalah tindakan yang baik dari David Moyes yang terlihat ada di Borussia Park mengawasi laga antara Borussia Moenchengladbach vs Bayern Muenchen. Tujuannya jelas untuk berusaha mendekatkan diri pada Toni Kroos dan Mario Mandzukic.
Tidak meragukan kemampuan Juan Mata sebenarnya. Satu pergerakannya Selasa lalu menghasilkan gol bagi Robin van Persie ke gawang Cardiff City. Manchester United menang di Old Trafford dengan skor 2-0, tapi bukankan United sejak Desember selalu mencatat kemenangan atas tim tim di luar sembilan besar? Juga sepertinya United akan bisa melewati laga sulit di Britannia melawan Stoke City weekend ini dan menjamu Fulham weekend depan.
Ujian bagi Juan Mata adalah saat Setan Merah tandang ke Emirates, pada 12 Februari mendatang. Jika sampai United kembali kalah, sebaiknya United harus benar benar berubah wajah musim depan atau pembelian Mata bukan merupakan visi baru United tapi lebih ke arah kegagalan transfer.
Peluang: Stoke City 45 – 55 Manchester United
ARSENAL Vs CRYSTAL PALACE
Ditahan imbang oleh tuan rumah Southampton yang membuat posisinya melorot ke urutan kedua setelah Manchester City kembali pesta gol di White Hart Lane, dipastikan bahwa pasukannya Arsene Wenger ini akan mengamuk menuntaskan peluang mereka untuk setidaknya selama 24 jam ke depan kembali memimpin klasemen BPL.
Laga mudah menurut ukuran kekuatan Arsenal sekarang, yang sejak ditahan imbang oleh WBA belum pernah lagi kehilangan poin ketika menghadapi klub di bawah 10 besar.