Akhirnya uang sebanyak Rp 2 juta digunakan untuk membiayai sekolahnya. "Tiap bulan beta ambil untuk membayar uang sekolah," katanya. Sementara sisanya untuk membeli sepatu dan kostum bola.
Saat bermain di Persepalor, Yabes mengidolakan seniornya, Suparman Bara. Ia mencontoh cara bermain pemain tersebut. Dengan uang hasil kerja kerasnya, Yabes juga memiliki kostum timnas Indonesia.
Saat itu, Yabes membeli kostum bernomor 17 yang dipakai Irfan Bachdim. "Beta pakai terus kostum itu, nomor 17 jadi idola," ungkap Yabes yang kini berstatus pemain klub Putra Kenari Alor.
Di Pulau Alor, mungkin bukan cuma Yabes yang boleh tampil ke muka. Bisa jadi banyak bibit pemain berkualitas tinggi, tetapi tak mendapatkan kesempatan selama ini.
"Saya yakin di seluruh NTT ini banyak mutiara yang terpendam sehingga diharapkan pelatih harus mencari pemain berbakat sampai ke pelosok. Di NTT, selain di Alor, banyak anak yang bertalenta tinggi, seperti di Flores, Sumba, Rote, Sabu, dan Timor," kata Mabilani waktu itu.
Buat pemain lain yang berasal dari kota-kota besar lainnya, pencapaian Yabes mungkin tak seberapa. Namun, permainan Yabes tersebut setidaknya menjadi penyemangat bagi mutiara-mutiara lainnya yang mungkin masih terpendam nun jauh di sana. (Ferdinand Waskita)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.